Al-Hamdulillah,
segala puji bagi Allah yang dari-Nya semua nikmat berasal. Shalawat dan salam
semoga terlimpah dan tercurah kepada baginda Rasulillah Muhammad Shallallahu
'Alaihi Wasallam, beserta keluarga dan para sahabatnya.
Seharusnya seorang
muslim bersemangat untuk memanfaatkan waktunya dalam kebaikan. Hendaklah ia
menyibukkan waktunya untuk banyak mengingat Allah, terus melakukan ketaatan
kepada-Nya, dan mencari ilmu agama yang bermanfaat untuknya.
Tapi Ironisnya,
seorang muslim lebih rela bangun tengah malam hanya untuk menonton bola dari
pada melakukan sholat malam yang lebih berguna dan lebih mendekatkan diri pada
Allah. Na’udzubillah.
Ingatlah nasehat Nabi
kita shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada seseorang,
اِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ : شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ
، وَصِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ ، وَغِنَاءَكَ قَبْلَ فَقْرِكَ ، وَفِرَاغَكَ قَبْلَ شُغْلِكَ ، وَحَيَاتِكَ قَبْلَ مَوْتِكَ
“Manfaatkanlah lima perkara sebelum lima perkara: waktu mudamu sebelum
masa tuamu, waktu sehatmu sebelum waktu sakitmu, waktu kayamu sebelum waktu
fakirmu, waktu luangmu sebelum waktu sibukmu, dan waktu hidupmu sebelum matimu.”
(HR. Al Hakim dalam Al Mustadrok, 4/341,
dari Ibnu ‘Abbas. Hadits ini shahih sesuai syarat Bukhari-Muslim)
Ingatlah pula bahwa
setiap orang akan ditanya mengenai kebaikan dan kejelekan yang ia lakukan dan
semuanya akan diperhitungkan (dihisab). Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
لاَ تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ عُمْرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ عِلْمِهِ فِيمَا فَعَلَ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَا أَنْفَقَهُ وَعَنْ جِسْمِهِ فِيمَا أَبْلاَهُ
“Kedua
kaki seorang hamba tidaklah beranjak pada hari kiamat hingga ia ditanya
mengenai: (1) umurnya di manakah ia habiskan, (2) ilmunya di manakah ia
amalkan, (3) hartanya bagaimana ia peroleh dan (4) di mana ia infakkan dan (5)
mengenai tubuhnya di manakah usangnya.” (HR. Tirmidzi no.
2417, dari Abi Barzah Al Aslami. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini
shahih)
Syaikhuna –Syaikh
Sholeh bin Fauzan bin ‘Abdillah Al Fauzan-, ulama senior dan anggota Komisi
Fatwa Saudi Arabia ditanya,
“Apa hukum menonton pertandingan
sepakbola dan selainnya?”
Jawaban Syaikh
hafizhohullah,
Ketahuilah bahwa
waktu manusia amatlah berharga. Janganlah sampai waktu tersebut disia-siakan
hanya dengan menonton pertandingan bola. Karena aktivitas semacam itu sungguh
melalaikan dari mengingat Allah. Awalnya hanya menonton, namun kadang sampai
menyeret seseorang untuk melakukannya keesokan harinya sehingga waktunya
terbuang sia-sia. Menonton semacam itu sungguh membuat kita lalai dari amalan
yang lebih bermanfaat. Jadinya kita seringnya melakukan hal yang tidak
berfaedah.
Ibnul Qayyim
rahimahullah dalam Al Fawaid berkata,
اِضَاعَةُ الوَقْتِ اَشَدُّ مِنَ الموْتِ لِاَنَّ اِضَاعَةَ الوَقْتِ تَقْطَعُكَ عَنِ اللهِ وَالدَّارِ الآخِرَةِ وَالموْتِ يَقْطَعُكَ عَنِ الدُّنْيَا وَاَهْلِهَا
“Menyia-nyiakan
waktu itu lebih parah dari kematian. Karena menyia-nyiakan waktu memutuskanmu
dari (mengingat) Allah dan negeri akhirat. Sedangkan kematian hanya
memutuskanmu dari dunia dan penghuninya.”
Semoga Allah
memudahkan kita untuk memanfaatkan setiap nafas dan waktu kita dalam hal yang
bermanfaat dalam urusan dunia dan akhirat kita. Moga Allah menjauhkan kita dari
sifat sering menyia-nyiakan waktu dan umur kita.
0 komentar:
Posting Komentar