Alhamdulillah. Kita
panjatkan segala puji pada Allah dan kita meminta pertolonganNya. Seraya
memohon ampun dan meminta perlindunganNya dari segala keburukan jiwa dan dari
kejelekan amaliah. Barangsiapa yang telah Allah tunjukkan jalan baginya, maka
tiada yang bisa menyesatkannya. Dan barang siapa yang telah Allah sesatkan
jalannya, maka tiada yang bisa memberinya petunjuk. Ya Allah limpahkanlah
salawat dan salam bagi Muhammad saw berserta keluarga dan sahabat-sahabatnya,
semuanya.
Sesungguhnya Allah
swt. telah mengambil persaksian tentang Rububiyah-Nya dari setiap manusia. Dan
setiap manusia telah mengatakan, “Balaa syahidnaa.” Namun dalam realitas kita
tetap menyaksikan tidak sedikit manusia mengingkari Allah swt., menentang
Rasul, dan memerangi para dai pengajur kebaikan.
Sehingga kita dapati
manusia terbagi menjadi dua golongan. Golongan pertama adalah mereka yang
sangat tunduk dan patuh pada setiap seruan Nabi dan Rasul. Mereka membenarkan
ayat-ayat Allah yang dibacakan dan diajarkan kepada mereka. Bahkan, mereka
tampil menjadi pembela kebenaran dan senantiasa berjuang dengan segala bentuk
pengorbanan demi tegaknya kalimat “Laa ilaaha illallah, Muhammadar
rasulullah.” Mereka inilah yang disebut Al-Qur’an sebagai Hizbullah,
tentara Allah.
Sedangkan kelompok
kedua, mereka adalah kebalikan dari golongan pertama. Mereka disebut Al-Qur’an
dengan label Hizbush-syaithan, tentara setan. Kelompok ini
senantiasa menebar kebatilan dan mengajak kepada kesesatan. Mereka secara terus
menerus mempengaruhi manusia untuk mengikuti keyakinan mereka dan menikmati
setiap kemasiatan yang dapat mereka lakukan.
Kesimpulan di atas
kita dapat dari tiga ayat berikut ini.
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولا أَنِ اعْبُدُوا
اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ فَمِنْهُمْ مَنْ هَدَى اللَّهُ وَمِنْهُمْ مَنْ
حَقَّتْ عَلَيْهِ الضَّلالَةُ فَسِيرُوا فِي الأرْضِ فَانْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ
الْمُكَذِّبِينَ
“Dan sesungguhnya
Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan):
"Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu", maka di antara
umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di
antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu
di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan
(rasul-rasul).” (QS. An-Nahl : 36).
اسْتَحْوَذَ عَلَيْهِمُ الشَّيْطَانُ فَأَنْسَاهُمْ ذِكْرَ اللَّهِ
أُولَئِكَ حِزْبُ الشَّيْطَانِ أَلا إِنَّ حِزْبَ الشَّيْطَانِ هُمُ الْخَاسِرُونَ
“Syaitan telah
menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah; mereka itulah
golongan setan. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan setan itulah golongan
yang merugi.”(QS. Al-Mujadilah : 19).
لا تَجِدُ قَوْمًا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ
يُوَادُّونَ مَنْ حَادَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَوْ كَانُوا آبَاءَهُمْ أَوْ أَبْنَاءَهُمْ
أَوْ إِخْوَانَهُمْ أَوْ عَشِيرَتَهُمْ أُولَئِكَ كَتَبَ فِي قُلُوبِهِمُ الإيمَانَ
وَأَيَّدَهُمْ بِرُوحٍ مِنْهُ وَيُدْخِلُهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأنْهَارُ
خَالِدِينَ فِيهَا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ أُولَئِكَ حِزْبُ اللَّهِ
أَلا إِنَّ حِزْبَ اللَّهِ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
“Kamu tidak akan
mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, saling
berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya,
sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara atau
pun keluarga mereka. Mereka itulah orang-orang yang Allah telah menanamkan
keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang
daripada-Nya. Dan dimasukkan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di
bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah rida terhadap mereka
dan mereka pun merasa puas terhadap (limpahan rahmat) Nya. Mereka itulah
golongan Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan Allah itulah golongan
yang beruntung” (QS. Al-Mujadilah : 22).
Hizbusy-syaithan
tidak pernah diam dan bekerja secara terus menerus dan sistematis untuk
mewujudkan keinginan dan impian-impian Iblis: semua manusia tergelincir ke
dalam neraka. Mereka berusaha menghimpun manusia agar ada dalam pengaruhnya.
Strategi apa yang mereka pakai?
Ada tiga strategi.
Pertama, mereka berusaha keras mengeluarkan manusia dari cahaya Allah dan
ikatan nilai-nilai keimanan.
اللَّهُ وَلِيُّ الَّذِينَ آمَنُوا يُخْرِجُهُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ
إِلَى النُّورِ وَالَّذِينَ كَفَرُوا أَوْلِيَاؤُهُمُ الطَّاغُوتُ يُخْرِجُونَهُمْ
مِنَ النُّورِ إِلَى الظُّلُمَاتِ أُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
“Allah Pelindung
orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran)
kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah
setan, yang mengeluarkan mereka dari cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Mereka
itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya” (QS. Al-Baqarah
257).
Strategi kedua,
mereka melakukan tazyiin. Tazyiin adalah memandang bagus kemaksiatan. Mereka
menampakkan kemasiatan sebagai ketaatan, melakukan kemungkaran adalah hak asasi,
dan meyakini kemaksiatan sebagai jalan untuk dekat dan perenungan atas karunia
Allah.
Tazyiin adalah
fenomena kekinian yang kita saksikan sehari-hari. Syubhan dijadikan diamalkan
dengan dilengkapi berbagai dalil yang menyesatkan yang seakan-akan logis. Syahwat
diumbar dengan tameng ini hak asasi setiap manusia yang tidak bisa diatur oleh
negara. Memakai fasilitas dan uang negara untuk kepentingan pribadi boleh, asal
dibuatkan aturan yang membuat masyarakat tidak bisa menggugat.
وَقَيَّضْنَا لَهُمْ قُرَنَاءَ فَزَيَّنُوا لَهُمْ مَا بَيْنَ
أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَحَقَّ عَلَيْهِمُ الْقَوْلُ فِي أُمَمٍ قَدْ خَلَتْ
مِنْ قَبْلِهِمْ مِنَ الْجِنِّ وَالإنْسِ إِنَّهُمْ كَانُوا خَاسِرِينَ
“Dan Kami tetapkan
bagi mereka teman-teman yang menjadikan mereka memandang bagus apa yang ada di
hadapan dan di belakang mereka dan tetaplah atas mereka keputusan azab pada
umat-umat yang terdahulu sebelum mereka dari jin dan manusia; sesungguhnya
mereka adalah orang-orang yang merugi.” (QS. Fushshilat : 25).
Strategi ketiga
Hizbusy-syaithan adalah taswis. Taswis adalah membisikan kejahatan dan
membangun keraguan dalam hati manusia. Tentara-tentara setan selalu membangun
isu, pikiran-pikiran, dan slogan-slogan yang bertujuan membuat manusia ragu
dengan kebenaran Islam. Manusia tidak yakin bahwa masa depan mereka ada dalam
naungan Islam. Sementara ajaran-ajaran Liberalisme telah memberi begitu banyak
kebebasan syahwati dan bendawi tanpa ikatan moral.
“… dari kejahatan
(bisikan) setan yang biasa bersembunyi. Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam
dada manusia. Dari golongan jin dan manusia.” (QS.
An-Naas : 4-6).
Karena itu menjadi
penting bagi kita untuk mengenali ciri-ciri tentara setan agar kita menghindari
dari berteman bersama mereka. Ciri pertama, mereka selalu lupa dari mengingat
Allah (ghaflah).
اسْتَحْوَذَ عَلَيْهِمُ الشَّيْطَانُ فَأَنْسَاهُمْ ذِكْرَ اللَّهِ
أُولَئِكَ حِزْبُ الشَّيْطَانِ أَلا إِنَّ حِزْبَ الشَّيْطَانِ هُمُ الْخَاسِرُونَ
“Syaitan telah
menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah; mereka itulah
golongan setan. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan setan itulah golongan
yang merugi” (QS. Al-Mujadilah : 19)
Tentara setan dari
golongan manusia bisa siapa saja, dengan status apa pun, dan strata sosial mana
pun. Mereka lupa dengan Allah. Karena lupa, mereka dengan mudah melakukan
banyak pelanggaran. Bayangkan jika orang-orang ini adalah para pemimpin
masyarakat, pemegang tampuk kekuasaan dan pemerintahan. Tentu derajat kerusakan
yang diperbuatnya demikian luas.
Ciri yang kedua,
mengikuti hawa nafsu.
Tentang hal ini Allah
swt. mengungkapnya di surat Maryam (19) ayat 59.
“Maka datanglah
sesudah mereka, pengganti (yang buruk) yang menyia-nyiakan shalat dan mengikuti
hawa nafsu, maka mereka kelak akan menemui kesesatan.”
Ciri yang ketiga,
mereka menjauhi Al-Qur’an. Mereka memilih kesesatan sebagai jalan hidupnya.
سَأَصْرِفُ عَنْ آيَاتِيَ الَّذِينَ يَتَكَبَّرُونَ فِي الأرْضِ
بِغَيْرِ الْحَقِّ وَإِنْ يَرَوْا كُلَّ آيَةٍ لا يُؤْمِنُوا بِهَا وَإِنْ يَرَوْا
سَبِيلَ الرُّشْدِ لا يَتَّخِذُوهُ سَبِيلا وَإِنْ يَرَوْا سَبِيلَ الْغَيِّ يَتَّخِذُوهُ
سَبِيلا ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا وَكَانُوا عَنْهَا غَافِلِينَ
“Aku akan
memalingkan orang-orang yang menyombongkan dirinya di muka bumi tanpa alasan
yang benar dari tanda-tanda kekuasaan-Ku. Mereka jika melihat tiap-tiap ayat
(Ku), mereka tidak beriman kepadanya. Dan jika mereka melihat jalan yang
membawa kepada petunjuk, mereka tidak mau menempuhnya, tetapi jika mereka
melihat jalan kesesatan, mereka terus menempuhnya. Yang demikian itu adalah
karena mereka mendustakan ayat-ayat Kami dan mereka selalu lalai daripadanya”
(QS. Al-A'raf : 146).
Ciri keempat, mereka
dikuasi oleh setan.
اسْتَحْوَذَ عَلَيْهِمُ الشَّيْطَانُ فَأَنْسَاهُمْ ذِكْرَ اللَّهِ
أُولَئِكَ حِزْبُ الشَّيْطَانِ أَلا إِنَّ حِزْبَ الشَّيْطَانِ هُمُ الْخَاسِرُونَ
“Syaitan telah
menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah; mereka itulah
golongan setan. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan setan itulah golongan
yang merugi” (QS. Al-Mujadilah : 19).
Ciri yang kelima,
mereka loyal kepada musuh-musuh Allah.
اللَّهُ وَلِيُّ الَّذِينَ آمَنُوا يُخْرِجُهُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ
إِلَى النُّورِ وَالَّذِينَ كَفَرُوا أَوْلِيَاؤُهُمُ الطَّاغُوتُ يُخْرِجُونَهُمْ
مِنَ النُّورِ إِلَى الظُّلُمَاتِ أُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
“Allah Pelindung
orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran)
kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah
setan, yang mengeluarkan mereka dari cahaya kepada kegelapan (kekafiran).
Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya” (QS.
Al-Baqarah : 257).