Pondok Pesantren Al - Futuh Pandes II, Wonokromo, Pleret, Bantul, Yogyakarta

Mencetak kader pemimpin umat, membangun peradaban dunia, mendidik santri untuk memiliki karakter muslim yang kuat dan Cerdas.

Santri Al - Futuh Pandes II, Wonokromo, Pleret, Bantul, Yogyakarta

Mencetak Generasi Baru yang berlandaskan Islam, Cerdas, Kritis dan Kreatif.

Visi

Mencetak kader pemimpin umat, Membangun peradaban dunia, mendidik santri untuk memiliki karakter muslim yang kuat dan cerdas.

PonPes Al-futuh, Pandes II, Wonokromo, Pleret, Bantul, Yogyakarta

Ilmu itu lebih baik daripada harta. Ilmu akan menjaga engkau dan engkau menjaga harta. Ilmu itu penghukum (hakim) sedangkan harta terhukum. Kalau harta itu akan berkurang apabila dibelanjakan, tetapi ilmu akan bertambah apabila dibelanjakan.(Sayidina Ali bin Abi Thalib).

TK MASYITOH Al - Futuh Pandes II, Wonokromo, Pleret, Bantul, Yogyakarta

Mencetak Generasi Baru yang berlandaskan Islam, Cerdas, Kritis dan Kreatif. Serta disiapkan Untuk Melanjutkan kejenjang sekolah Dasar.

Sabtu, 19 Mei 2012

Keistimewaan dan Amalan-amalan di bulan Rajab (Bag. 3)


Al-Hamdulillah, segala puji bagi Allah yang dari-Nya semua nikmat berasal. Shalawat dan salam semoga terlimpah dan tercurah kepada baginda Rasulillah Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam, beserta keluarga dan para sahabatnya.

Menyangkut masalah ini, Ibnu Rajab al-Hanbali (hal. 171-173) menuturkan banyak pendapat mengenai soal ini, antara yang membolehkan dan yang tidak membolehkan. Hanya saja, sebagian ulama salaf, seperti Ibnu Umar, Hasan al-Bashri, dan Abu Ishak as-Subai’i, lanjutnya, biasa berpuasa pada bulan-bulan haram seluruh bulan penuh.

Bahkan, Imam ats-Tsaury pernah berkata: “Bulan-bulan haram (termasuk Rajab) adalah bulan yang paling saya sukai untuk berpuasa di dalamnya”.

Pendapat ini, berdasarkan hadits dhaif riwayat Ibnu Majah, bahwasannya Rosululloh saw bersabda: “Puasalah pada bulan-bulan haram”.

Sementara Ibnu Abbas, Ibnu Umar, Sa’id bin Jubair, Yahya bin Sa’id al-Anshary, juga Anas bin Malik, sebagaimana dikutip Ibnu Rajab (hal. 173), mereka menilai makruh melakukan puasa sunnat pada bulan Rajab satu bulan penuh. Oleh karena itu, Ibnu Umar dan Ibnu Abbas, terkadang menampakkan di depan orang-orang tidak melakukan puasa beberapa hari pada bulan Rajab ini.

Imam Ahmad bin Hanbal juga pernah berkata: “Makruh melakukan puasa satu bulan penuh di bulan Rajab, akan tetapi sebaiknya berbuka (tidak puasa) satu atau dua hari”.

Imam Syafi’i dalam qaul qadim nya juga berpendapat: “Saya menilai makruh seseorang yang berpuasa satu bulan penuh pada bulan Rajab, sebagaimana puasa pada bulan Ramadhan, karena dalam sebuah hadits Bukhari Muslim, Aisyah berkata: “Saya tidak pernah melihat Rosululloh saw melakukan puasa satu bulan penuh selain pada bulan Romadhon saja”.

Imam Syafi’i kemudian meneruskan perkataannya: “Saya menilai makruh di atas, agar orang awam tidak menilai bahwa puasa Rajab ini sesuatu yang wajib, namun apabila ia melakukannya juga (berpuasa penuh pada bulan Rajab), maka hal itu perbuatan baik”.

Sahabat-sahabatku.. karenanya seseorang diperbolehkan melakukan puasa sunnat pada bulan Rajab sebanyak mungkin, hanya saja, ia berpuasa bukan semata karena bulan Rajabnya, akan tetapi karena bulan haram nya, di mana Rajab termasuk salah satunya.


5. Memperbanyak sedekah, termasuk berkurban bila memungkinkan.

Bulan Rajab, bagi orang-orang Jahiliyyah dahulu, betul-betul bulan yang sangat dimuliakan. Bahkan, bulan Rajab ini dijadikan sebagai hari raya mereka. Pada bulan ini juga, mereka biasa melakukan kurban hewan, baik unta, sapi atau kambing, sebagai upaya memuliakan bulan penuh berkah ini, yang mereka sebut dengan nama al-’atirah.

Para ulama berbeda pendapat, apakah ‘atirah ini masih boleh dilakukan atau sudah dihapus hukumnya.

Jumhur ulama berpendapat bahwa ketentuan hukumnya telah dihapuskan, hal ini berdasarkan hadits Bukhari Muslim dari Abu Hurairah di mana Rasulullah saw bersabda: “Tidak ada fara’ (fara’ adalah kurban dari anak unta atau kambing pertama) juga tidak ada kurban ‘atirah (‘atirah adalah kurban hewan pada bulan Rajab)”.

Sementara menurut Ibnu Sirin, Ahmad bin Hanbal dan segolongan ulama hadits, menilai ‘atirah adalah perbuatan sunnah sampai saat ini. Artinya, apabila ada yang kurban pada bulan Rajab, maka ia telah dipandang melakukan perbuatan sunant.

Hal ini berdasarkan hadits Hasan di bawah ini yang diriwayatkan oleh Imam Abu Daud, Imam Nasai dan Ibnu Majah dari Makhnaf bin Sulaim al-Ghamidy, bahwasannya Rasulullah saw bersabda ketika di Arafah:

إن على كل أهل بيت في كل عام أضحية وعتيرة, وهي التي يسمونها الرجبية [رواه أبو داود والترمذي والنسائي وابن ماجه, وحسنه الألباني في صحيح ابن ماجه (2533)].

Artinya: “Rosululloh saw bersabda: “Sesungguhnya bagi setiap keluarga dalam setiap tahunnya ada kurban dan ‘atirah, dan ‘atirah adalah yang biasa disebut dengan Rajabiyyah (kurban yang dilakukan pada bulan Rajab)”. (Hr. Abu Daud dan lainnya).

Dalam hadits shahih riwayat Imam Nasa’i dari Nabisyah, bahwa para sahabat pernah bertanya kepada Rasulullah saw:

قالوا: يا رسول الله, إنا كنا نعتر فيه في الجاهليةيعني في رجب-قال: ((اذبحوا لله في أي شهر كان, وبروا الله وأطعموا)) [رواه أبو داود والنسائي وابن ماجه, وصححه الألباني في صحيح ابن ماجه (2565)].

Artinya: “Para sahabat bertanya: “Ya Rosululloh, kami pada masa Jahiliyyah biasa melakukan ‘atirah, berkurban pada bulan Rajab”. Rosululloh saw bersabda: “Berkurbanlah karena Alloh, pada bulan apa saja, dan berbuat baiklah hanya karena Alloh (ketika menyembelihnya), serta berikanlah (dagingnya kepada orang-orang yang memerlukan)”. (HR. Abu Daud dan lainnya).

Dalam hadits lain di bawah ini, Rosululloh saw membolehkan pelaksanaan ‘atirah ini:

عن أبي رزين, قال: قلت: يا رسول الله, كنا نذبح ذبائح في الجاهلية-يعني في رجب-فنأكل ونطعم من جاءنا, فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ((لا بأس به)) [رواه النسائي, وصححه الألباني في صحيح النسائي (4244)].

Artinya: “Abu Razin berkata: “Saya bertanya kepada Rasulullah saw: “Ya Rosululloh, kami biasa berkurban pada bulan Rajab pada masa Jahiliyyah dahulu, kami memakannya, dan kami berikan kepada mereka yang datang ke rumah. Rosululloh saw bersabda: “Tidak mengapa”. (Hr. Nasai).

Dari beberapa hadits antara yang membolehkan dan yang melarang, para ulama, sebagaimana dituturkan Ibnu Rajab (hal. 170) mencoba menggabungkan keduanya. Bahwa, hadits-hadits yang menunjukkan bahwa praktek ‘atirah yang tidak diperbolehkan itu, apabila sembelihan dan kurbannya (‘atirah) nya itu bukan karena Allah. Adapun ‘atirah yang dilakukan pada bulan Rajab, dan dilaksanakan karena Alloh, maka hal demikian diperbolehkan, bahkan termasuk amalan sunnah.

Oleh karena itu, di antara amalan yang dapat dilakukan pada bulan Rajab juga adalah berkurban yang diperuntukkan untuk fakir miskin, sebagai salah satu wujud bersedekah kepada mereka. Apabila tidak memungkinkan untuk berkurban, maka dapat bersedekah dengan bentuk lain, seperti memberikan makanan, uang, pakaian atau yang lainnya. Wallahu ‘alam.

Sahabat-sahabatku... semoga bermanfaat.. mari bersama2 'fastabiqul khoirot...!!'
Salam dakwah n ukhuwah 

Keistimewaan dan Amalan-amalan di bulan Rajab (Bag. 2)


Al-Hamdulillah, segala puji bagi Allah yang dari-Nya semua nikmat berasal. Shalawat dan salam semoga terlimpah dan tercurah kepada baginda Rasulillah Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam, beserta keluarga dan para sahabatnya.

Bulan Rajab, termasuk di antara bulan yang sangat dimuliakan oleh Alloh. Bahkan, menurut sebagian Syafi’iyyah, ia merupakan bulan paling mulia dibandingkan dengan bulan-bulan haram lainnya.

Oleh karena bulan ini bulan yang sangat mulia, maka apapun kebaikan yan dilakukan di dalamnya tentu pahalanya akan sangat berlipat dan besar dibandingkan bulan-bulan lainnya, selain Ramadhan.

Untuk itu, para ulama sejak dahulu sangat concern untuk betul-betul mengisi bulan penuh berkah ini dengan ritual ibadah yang sangat beraneka ragam, mulai dari shalat, puasa, sedekah, membaca al-Qur’an, silaturahim, membantu sesama, sampai pelaksanaan umrah. Berikut ini, di antara amalan penting yang sebaiknya dilakukan dalam rangka mengisi bulan Rajab, bulan penuh berkah dan bulan penuh kebaikan.


1. Berdoalah agar diberkahi pada bulan Sya'ban dan dapat mengikuti bulan Romadhon

Di antara amalan yang biasa dilakukan oleh Rosululloh saw pada bulan Rajab, adalah berdoa agar diberi keberkahan untuk bulan Rajab dan Sya’ban, serta agar dapat dipertemukan dengan bulan Romadhon. Doa yang biasa dilafalkan Rosululloh saw adalah:

اَللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِى رَجَبَ وَشَعْبَانَ, وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ

Allahumma baarik lanaa fi rojab wa sya'ban, wa ballignaa romadhan

Artinya: "Ya Alloh, berkahilah kami di bulan Rajab, juga di bulan Sya'ban ini serta sampaikanlah usia kami ke bulan Ramadhan".

Hal ini sebagaimana disebutkan dalam hadits berikut ini:

عن أنس بن مالك قال: كان النبي صلى الله عليه وسلم إذا دخل رجب قال: ((اللهم بارك لنا فى رجب وشعبان, وبلغنا رمضان)) [رواه أحمد والطبرانى والبزار]

Artinya: "Anas bin Malik berkata: "Adalah Rosululloh saw apabila beliau memasuki bulan Rajab, beliau suka berdoa: "Allohumma baarik lanaa fi rajab wa sya'ban, wa ballignaa ramadhan (Ya Alloh, berkahilah kami di bulan Rajab ini, juga di bulan Sya'ban ini serta sampaikanlah usia kami ke bulan Ramadhan)" (HR. Ahmad, Thabrani dan al-Bazzar).

Menurut Imam Abdul Ghani bin Ismail an-Nablusi dalam bukunya, Fadhail al-Ayyaam was-Syuhuur (hal 29) mengatakan, bahwa hadits ini diriwayatkan juga oleh Imam ad-Dailami dalam Musnad al-Firdaus nya, diriwayatkan melalui tiga jalan dari Anas bin Malik. Dan hadits-hadits yang ada dalam kitab Musnad al-Firdaus adalah hadits-hadits dhaif, akan tetapi dapat dilakukan dan diamalkan selama berkaitan dengan bab keutamaan amal perbuatan, Fadhailul Amal.

Imam Nawawi pun dalam pendahuluan Syarah Muslim nya menegaskan, bahwa hadits Dhaif dapat dipakai dalam bab keutamaan amal perbuatan (bab Fadhailul a'maal).
Doa di atas sebaiknya dibaca berulang kali ketika kita memasuki bulan Rajab dan Sya'ban. Semakin banyak membacanya, tentu semakin besar pahalanya. Keberkahan di bulan Rajab, keberkahan di bulan Sya'ban, dan dapat menjumpai bulan Romadhon, merupakan tiga hal yang sangat diharapkan oleh seluruh ummat Islam. Doa di atas juga sebaiknya di baca setiap selesai shalat wajib, atau pada waktu-waktu senggang sambil berdzikir atau selesai membaca al-Qur'an.

Selain doa tersebut, ada doa lain yang biasa dibaca oleh para sahabat pada bulan Rajab dan Sya'ban, sebagaimana disampaikan oleh Yahya bin Abu Katsir, sebagaimana dikutip oleh Ibnu Rajab dalam Lathaiful Ma'arif-nya (hal. 202) yaitu:

اللهم سلمنى إلى رمضان, وسلم لي رمضان, وسلمه منى متقبلا.
Allohumma sallimnii ilaa ramadhan, wa salllim lii ramadhan, wa sallimhu minni mutaqabbalaa.

Artinya: "Ya Alloh, selamatkan dan sampaikanlah (usia) saya ke bulan Ramadhan, dan selamatkanlah Romadhon kepada saya, serta selamatkanlah amalan-amalan saya pada bulan Romadhon sehingga dapat diterima".


2. Bertaubat dan memohon ampun atas segala dosa dan kesalahan.

Bulan Rajab merupakan kunci pertama memupuk kebaikan dan menanam ketaatan agar dapat dipanen pada bulan Ramadhan kelak. Oleh karena itulah, maka selain memupuk dan menanam kebaikan tentu memohon ampun atas segala dosa dengan jalan bertaubat atau memperbanyak istighfar, merupakan di antara hal yang harus dilakukan.

Memang idealnya, sebelum menanam kebaikan, istighfar dan taubat adalah syarat utama. Sebelum melakukan ketaatan, seorang hamba sangat dianjurkan untuk mengakui segala dosa dan kesalahan, plus memohon ampun atas segala kesalahan dan dosa dimaksud. Dan, pada bulan Rajab hal itu harus lebih banyak dan lebih sering dilakukan.

Oleh karena itu, sebagian ulama, seperti Imam Abdurrahman as-Shafury dalam bukunya Nuzhatul Majaalis (hal. 222), mengatakan bahwa bulan Rajab ini adalah bulan permohonan ampun atas segala dosa dan kesalahan (listighfaarid dzunuub), Sya’ban untuk menutup segala aib (lisatril ‘uyuub), dan bulan Ramadhan untuk menerangkan hati dan pikiran (litanwiiril quluub).

Ungkapan lain, bulan Rajab adalah bulan ampunan dari Alloh (maghfirah minallaah), Sya’ban adalah bulan pertolongan dari Alloh (Syafa’atulloh), dan bulan Ramadhan adalah bulan dilipatgandakannya pahala kebaikan (tadh’iful hasanaat).

Selain itu, para ulama juga mengatakan: Rajab adalah bulan untuk bertaubat (syahrut taubah), Sya’ban bulan untuk menabur kasih sayang (syahrul mahabbah), dan Ramadhan adalah bulan untuk lebih mendekatkan diri kepada Alloh (syahrul qurbah).

Oleh karena itulah, maka di antara amalan yang perlu diperbanyak pada bulan Rajab ini adalah bertaubat dan memohon ampun atas segala dosa dan kesalahan (istighfar).
Imam Ali ra pernah berkata: “Perbanyaklah membaca istighfar pada bulan Rajab, karena setiap saat pada bulan Rajab, terdapat orang-orang yang akan dibebaskan oleh Allah dari siksa neraka”.


3. Melakukan shalat sunnat sebanyak dan sekhusyu’ mungkin.

Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, bahwa di antara keistimewaan bulan Rajab ini adalah, bulan yang dipilih oleh Alloh untuk kejadian penting Isra Mi’raj Rosululloh saw. Dan inti dari adanya peristiwa ini, adalah diwajibkannya shalat lima waktu. Oleh karena itulah, maka amalan penting lainnya yang perlu dilakukan dalam rangka mengisi bulan Rajab ini adalah melakukan shalat sunnat sesering mungkin, mulai dari Dhuha, Tahajjud, Witir, Hajat, Tasbih, Rawatib dan lainnya.

Dalam sebuah hadits Dhaif sebagaimana dinukil oleh Imam Abdurrahman as-Shafury dalam bukunya Nuzhatul Majaalis (hal. 218), dari Tsauban, bahwasannya Rosululloh saw suatu saat melewati komplek pekuburan. Rosululloh saw tiba-tiba menangis sambil bersabda: “Wahai Tsauban, mereka saat ini sedang disiksa di dalam kuburannya, kemudian saya berdoa kepada Alloh agar Alloh meringankan siksa kepada mereka. Wahai Tsauban, seandainya mereka berpuasa satu hari saja pada bulan Rajab, juga mereka melakukan satu kali saja shalat malam (tahajud), tentu mereka tidak akan disiksa di dalam kuburnya seperti ini”.

Tsauban kemudian bertanya: “Wahai Rosululloh, dengan puasa satu hari dan shalat tahajud satu kali saja di bulan Rajab, dapat mencegah siksa kubur?”.

Rosululloh saw menjawab: “Iya, demi diriku yang berada di dalam kekuasaanNya, tidak ada satu muslim atau muslimah pun yang melakukan puasa satu hari saja atau melakukan shalat malam satu kali saja di bulan Rajab, melainkan Alloh akan mencatat baginya pahala seperti seseorang yang beribadah satu tahun, di mana siangnya ia berpuasa dan malamnya ia shalat tahajud terus”.


4. Memperbanyak puasa sunnat.

Termasuk amalan yang sebaiknya dilakukan pada bulan Rajab adalah melakukan puasa sunnat sebanyak mungkin, baik senin kamis, Daud atau puasa bulan purnama (tanggal 13, 14, dan 15 dari bulan Rajab). Apakah selain puasa sunnat di atas, masih boleh berpuasa sunnat lainnya di bulan Rajab karena kemuliaan bulan dimaksud? 

Keistimewaan dan Amalan-amalan di bulan Rajab (Bag. 1)


Al-Hamdulillah, segala puji bagi Allah yang dari-Nya semua nikmat berasal. Shalawat dan salam semoga terlimpah dan tercurah kepada baginda Rasulillah Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam, beserta keluarga dan para sahabatnya.


Semoga Alloh senantiasa memberikan keberkahan pada kita di bulan Rajab dan sya'ban dan bertemu bulan Romadhon.

Allohumma Baarik Lana Fii Rajaba Wa Sya’baana, Wa Ballighna Romadhon”.
Ya Alloh, berilah keberkahan pada kami di dalam bulan Rajab dan Sya’ban serta sampaikanlah kami kepada bulan Romadhon.”

Bulan Rajab : salah satu dari 4 Bulan yg dimuliakan Alloh. (Bulan Dzulkaidah, Dzulhijjah, Muharram & Rajab). (QS. At Taubah: 36)

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِينَ كَافَّةً كَمَا يُقَاتِلُونَكُمْ كَافَّةً وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ

Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya; dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa”. (QS. At Taubah: 36)

اللَّهُمَّ أَهْلِلْهُ عَلَيْنَا بِاْلأَمْنِ وَاْلإِيْمَانِ وَالسَّلاَمَةِ وَاْلإِسْلاَم رَبِّيْ وَرَبُّكَ اللهُ هِلاَلَ رُشْدٍ وَخَيْرٍ

Ya Alloh, Jadikanlah bulan ini kpd kami dlm kondisi aman & hati kami penuh dengan keimanan, & jadikanlah pula bulan ini kpd kami dgn kondisi selamat & hati kami penuh dgn keislaman. Robb ku dan Rabb mu Alloh. Bulan petunjuk & bulan kebaikan.” (HR. Turmudzi)


Keistimewaan bulan Rajab


Ada beberapa keistimewaan dari bulan Rajab ini, di antaranya adalah :

1. Bulan Rajab termasuk bulan haram.

Sebagaimana telah dipaparkan di atas, bahwa bulan haram merupakan bulan yang sangat mulia dan istimewa, karenanya Allah menyebutkannya dalam al-Qur’an tidak kurang dari lima ayat. Bulan Rajab termasuk bulan haram, berdasarkan hadits di bawah ini:

عَنْ أَبِى بَكْرَةَ عَنِ النَّبِىِّ صلى الله عليه وسلم أَنَّهُ قَالَ: ((إِنَّ الزَّمَانَ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ اللَّهُ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ثَلاَثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ وَرَجَبٌ شَهْرُ مُضَرَ الَّذِى بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ)) [متفق عليه]

Artinya: “Dari Abu Bakrah, Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya waktu terus berputar, sebagaimana keadaannya semula, pada hari dimana Alloh menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu ada dua belas bulan, di antaranya ada empat bulan haram, tiga bulan berurutan, yaitu Dzul Qa’dah, Dzul Hijjah dan Muharram, dan bulan Rajab yaitu bulan mudhar (yang lebih lagi dari segi keharamannya), yang berada di antara dua bulanJumadil (ula dan akhir) dan di antara bulan Sya’ban(HR. Bukhari Muslim).


2. Bulan Rajab disebut dengan Bulan Allah (syahrullaah).

Syahrullah, berarti bulan Alloh. Tidak semata-mata dinisbahkan namanya kepada Alloh, melainkan untuk sesuatu yang istimewa. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits di Mursal riwayat Imam as-Syuyuthi dalam kitabnya al-Jami as-Shagir, disampaikan ada tiga bulan berurutan yang masing-masing milik pihak-pihak tertentu; Rajab, Sya'ban dan Romadhon. Rajab adalah bulan Alloh, Sya'ban bulan Rosululloh, dan Romadhon bulan ummat Rosululloh. Dalam hal ini Rosululloh saw bersabda:

عن الحسن البصري قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ((رجب شهر الله, وشعبان شهري, ورمضان شهر أمتي)).

Artinya: "Hasan al-Bashri berkata, Rosululloh saw bersabda: "Bulan Rajab adalah bulan Alloh, Sya'ban adalah bulanku, dan Romadhaon adalah bulan ummatku".

Rajab di sebut bulan Alloh- karena itu kebaikan yang dilakukan di dalamnya, akan dilipat gandakan pahalanya, sebaliknya, kejahatan yang diperbuat di dalamnya, juga akan dilipatgandakan siksa dan dosanya.
Sementara mengapa Sya'ban disebut bulan Rosululloh saw, karena pada bulan ini Rosululloh saw melakukan banyak sekali puasa sunnat. Bahkan, dalam sebuah riwayat disebutkan, beliau melakukan puasa pada bulan Sya'ban ini seluruh bulan atau sebagian besarnya. Karena itulah Rosululloh saw menyebutnya sebagai 'Bulanku'.
Sementara Romadhon disebut bulan ummatku, karena pada bulan ini ummat Rosululloh saw panen dengan pahala. Ibadah apapun yang dilakukan di dalamnya, pahalanya dilipatgandakan dari pada pada bulan-bulan lainnya. Umrah di dalamnya, pahalanya sama dengan melakukan ibadah haji, shalat sunnat yang dilakukan pada bulan Ramadhan, pahalanya sama dengan pahala mengerjakan shalat Wajib, dan pahala shalat wajib dilipatgandakan menjadi tujuh puluh kali lipat dari shalat wajib pada waktu-waktu lainnya. Karena itu, sangat pantas apabila bulan Romadhon ini disebut dengan bulan ummatku, karena kita selaku ummat Rosululloh saw betul-betul panen pahala dan kebaikan.


3. Bulan yang paling mulia di antara bulan-bulan Haram lainnya.

Sebagian ulama syafi’iyyah berpendapat bahwa bulan Rajab adalah bulan yang paling mulia dibandingkan dengan bulan-bulan haram lainnya, sekalipun pendapat ini dibantah oleh Imam Nawawi, dan beliau lebih merajihkan bulan Muharram sebagai bulan yang paling istimewa dari bulan-bulan haram.


4. Termasuk satu dari lima waktu malam mustajab untuk berdoa.

Imam Syafi’i pernah mengatakan, bahwa ada lima malam yang sangat mustajab untuk berdoa, di antaranya adalah malam pertama dari bulan Rajab.

بلغنا أن الدعاء يستجاب فى خمس ليال: ليلة الجمعة, والعيدين, وأول رجب, ونصف شعبان. قال: واستحب كل ما حكيت فى هذه الليالي

Artinya: "Telah sampai kepada kami riwayat bahwa dua itu akan (lebih besar kemungkinan untuk) dikabulkan pada lima malam: Pada malam Jum'at, malam Idul Fithri, malam Idul Adha, malam awal bulan Rajab, dan pada malam Nishfu Sya'ban. Imam Syafi'i berkata kembali: "Dan aku sangat menekankan (untuk memperbanyak doa) pada seluruh malam yang telah aku ceritakan tadi".


5. Terjadinya peristiwa maha penting Isra Mi’raj Rosululloh saw.

Sebagian ulama berpendapat bahwa, Isra Mi’raj Rosululloh saw terjadi pada bulan Rajab, tepatnya pada malam ke 27 dari bulan Rajab. Ini menunjukkan bahwa bulan Rajab merupakan bulan yang sangat istimewa, dan karenanya Allah memilihnya sebagai waktu yang tepat untuk pelaksanaan Isra Mi’raj Rosululloh saw. Dan, sebagaimana diketahui bersama, Isra Mi’raj merupakan peristiwa sangat penting dalam Islam, di mana pada peristiwa itu turun perintah wajibnya shalat lima waktu.


6. Rajab merupakan singkatan dari rahmatulloh (kasih sayang Alloh), juudulloh (kedermawanan Alloh) dan birrullaah (kebaikan Alloh).

Imam Abdurrahman bin Abdus Salam as-Shafury asy-Syafi’i dalam kitabnya Nuzhatul Majaalis wa Muntakhab an-Nafais (hal 222) mengatakan bahwa kata Rajab yang terdiri dari tiga huruf ra, jim dan ba, merupakan singkatan dari Rahmatulloh (kasih sayang Alloh), Juudulloh (kedermawanan Alloh) dan birrulloh (kebaikan Alloh).
Menurutnya, bahwa pada bulan Rajab, Alloh akan mencurahkan kasih sayangNya, kedermawananNya dan kebaikan-kebaikanNya, tentu bagi mereka yang mengisinya dengan banyak kebaikan.


7. Bulan rajab adalah kunci kebaikan dan keberkahan bulan-bulan berkah lainnya.

Di antara bulan yang penuh berkah dan penuh kebaikan adalah bulan Sya’ban dan bulan Ramadhan. Kunci pertama untuk meraih keberkahan dan kebaikan pada kedua bulan di atas, adalah pada bulan Rajab. Artinya, apabila bulan pada bulan Rajab sudah diisi dengan penuh kebaikan dan ketaatan, maka kebaikan dan keberkahan pada bulan Sya’ban dan bulan Ramadhan, akan sangat mudah diraih.
Imam Abu Bakar al-Warraq al-Balakhy sebagaimana dinukil Ibnu Rajab dalam Lathaiful Ma’arif (hal 176), mengatakan:

شهر رجب شهر الزرع, وشهر شعبان شهر السقي للزرع, وشهر رمضان شهر حصاد الزرع.

Artinya: “Bulan Rajab adalah bulan untuk menanam (kebaikan), bulan Sya’ban adalah bulan untuk menyiram tanaman (kebaikan itu), dan bulan Romadhon adalah bulan untuk memanen tanaman dimaksud”.

Dalam kesempatan lain, Imam al-Balakhy juga pernah mengatakan:

شهر رجب مثل الريح, ومثل شعبان مثل الغيم, ومثل رمضان مثل المطر.

Artinya: “Bulan Rajab itu laksana angina, sedang bulan Sya’ban ibarat awan, dan bulan Romadhon seperti hujan (hujan penuh kebaikan dan keberkahan)”.


8. Bulan Rajab, di antara bulan pembebasan dari api neraka.

Selain bulan Ramadhan, menurut sebagian ulama, bulan Rajab juga merupakan bulan di mana di dalamnya Alloh akan membebaskan orang-orang dari siksa neraka. Karena itu, sebagaimana telah disinggung di atas, sebagian ulama mengatakan, bahwa pada bulan ini Alloh tidak akan menghukum atau mengadzab hambaNya.
Karena itulah, sebagian ulama dahulu kala sangat berharap untuk meninggal pada bulan ini. Ibnu Rajab (hal 176) menuturkan sebuah kisah, ada seorang ulama shalih sakit sebelum bulan Rajab. Kemudian ulama itu bertutur: “Sesungguhnya saya berdoa kepada Alloh, agar Alloh mengakhirkan kematian saya pada bulan Rajab, karena terdapat riwayat mengatakan bahwa dalam bulan Rajab, Alloh akan membebaskan orang-orang dari siksa kelak”. Alloh pun mengabulkan doa hamba shaleh tadi, ia pun meninggal pada bulan Rajab. Allohu akbar.