Al-Hamdulillah,
segala puji bagi Allah yang dari-Nya semua nikmat berasal. Shalawat dan salam
semoga terlimpah dan tercurah kepada baginda Rasulillah Muhammad Shallallahu
'Alaihi Wasallam, beserta keluarga dan para sahabatnya.
Kecil, dimanja. Muda,
foya-foya.Tua,kaya raya. Mati,masuk surga.
Inilah bahan candaan
anak muda saat ini. Mungkin ini cuma bercanda. Namun, kadang juga ada yang
punya prinsip hidup seperti ini. Begitu pula dengan seorang adik. Seorang adik
dinasehati, “Dek, kamu di dunia ini hanya hidup sementara, jagalah ibadahmu.”
Entah mengejek atau sekedar guyonan, dia menjawab, “Justru itu kak, kita
manfaatkan hidup di dunia sekarang dengan foya-foya.”
Sungguh adik yang
satu ini jauh dari agama. Hidayah memang di tangan Allah. Namun nasehat
haruslah terus disampaikan karena dialah adik satu-satunya yang setiap kakak
pasti menginginkan kebaikan bagi saudaranya sebagaimana dia pun telah
mendapatkan kebaikan.
Dek … Nabi kita
shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah memberi wejangan pada seorang pemuda,
yaitu Ibnu ‘Umar. Berikut sabdanya,
“Hiduplah engkau di dunia seakan-akan engkau adalah orang asing atau
bahkan seorang pengembara.” (HR. Bukhari no. 6416)
Adikku, negeri asing
dan tempat pengembaraan yang dimaksudkan di sini adalah dunia, sedangkan negeri
tujuannya adalah akhirat.
Adikku, yang namanya
orang asing adalah orang yang tidak memiliki tempat tinggal dan tempat
berbaring, namun dia dapat mampir sementara di negeri asing tersebut.
Lalu dalam hadits di
atas dimisalkan lagi dengan pengembara.
Wahai adikku, semoga
engkau selalu mendapat taufik-Nya. Seorang pengembara tidaklah mampir untuk
istirahat di suatu tempat kecuali hanya sekejap mata. Di kanan kirinya juga
akan dijumpai banyak rintangan, akan melewati lembah, akan melewati tempat yang
membahayakan, akan melewati teriknya padang pasir dan mungkin akan bertemu
dengan banyak perampok.
Itulah adikku,
permisalan yang dibuat oleh nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam. Hidup di
dunia itu hanya sementara sekali, bahkan akan terasa hanya sekejap mata.
Renungkan
juga hadits ini
Adikku, permisalan
yang bagus pula dapat engkau renungkan dalam hadits berikut.
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Aku
tidaklah mencintai dunia dan tidak pula mengharap-harap darinya. Adapun aku
tinggal di dunia hanyalah seperti pengendara yang berteduh di bawah pohon dan
beristirahat, lalu meninggalkannya.” (HR. Tirmidzi no.
2551. Dikatakan shohih oleh Syaikh Al Albani dalam Shohih wa Dho’if Sunan Abi
Daud)
Lihatlah adikku,
permisalan yang sangat bagus dari suri tauladan kita. Hidup di dunia sungguh
sangat singkat. Semoga kita bisa merenungkan hal ini.
Adikku … Segera
kembalilah ke jalan Allah, ingatlah akhirat di hadapanmu
Semoga hatimu
terenyuh dengan nasehat Ali bin Abi Tholib berikut.
Ali berkata,
“(Ketahuilah) dunia itu akan ditinggalkan di belakang. Sedangkan akhirat akan
ditemui di depan. Dunia dan akhirat tersebut memiliki bawahan. Jadilah budak
akhirat dan janganlah jadi budak dunia. Hari ini (di dunia) adalah hari beramal
dan bukanlah hari perhitungan. Sedangkan besok (di akhirat) adalah hari
perhitungan dan bukanlah hari beramal lagi.”
Adikku, ingatlah
akhiratmu. Ingatlah kematian dapat menghampirimu setiap saat dan engkau tidak
dapat menghindarinya. Janganlah terlalu panjang angan-angan. Siapkanlah bekalmu
dengan amal sholeh di dunia sebagai bekalmu nanti di negeri akhirat.
Perbaikilah aqidahmu, jauhilah syirik, jagalah shalatmu janganlah sampai
bolong, tutuplah auratmu dengan sempurna janganlah sampai mengumbarnya, dan
berbaktilah pada ortumu dengan baik.
Semoga Allah memberi
taufik padamu. Semoga kita dapat dikumpulkan bersama para nabi, shidiqin,
syuhada, dan sholihin.
0 komentar:
Posting Komentar