Oleh : Fajar Iswanto
Segala puji bagi
Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad,
keluarga, para sahabat dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik hingga
akhir zaman.
Kadang jika kita
hanya sekedar menyampaikan untaian nasehat, mungkin sebagian orang belum
tersentuh. Namun tatkala dikemukakan sebuah kisah, barulah hati kita mulai
tersentuh dan baru bisa menarik pelajaran. Semoga kisah berikut bisa menjadi
pelajaran bagi kita semua.
Kisah
Bincang-bincang Seorang Istri di Dunia Maya
Kisah ini terjadi di
Lebanon berdasarkan apa yang saya dengar lewat kajian bersama ustadz di majelis
ilmu syar’i … Ustadz menguraikan kisah ini agar bisa menjadi perhatian bagi
muslimah di sini (Sydney) agar mereka berhati-hati terhadap chatting ini dan
tidak melayani sapaan dari laki-laki yang suka iseng menggoda lewat chatting
ini…
Beliau adalah seorang
wanita muslimah yang alhamdulillah Allah karuniakan kepadanya seorang suami
yang baik akhlak dan budi pekertinya. Di rumah ia pun memilki komputer
sebagaimana keluarga muslim lainnya di mana komputer bukan lagi merupakan
barang mewah di Lebanon. Sang suami pun mengajari bagaimana menggunakan
fasilitas ini yang akhirnya ia pun mahir bermain internet. Yang akhirnya ia pun
mahir pula chatting dengan kawan-kawanya sesama muslimah.
Awalnya ia hanya
chatting dengan rekannya sesama muslimah, … hingga pada suatu hari ia disapa
oleh seorang laki-laki yang mengaku sama-sama tinggal dikota beliau. Terkesan
dengan gaya tulisannya yang enak dibaca dan terkesan ramah. Sang muslimah yang
telah bersuami ini akhirnya tergoda pada lelaki tersebut.
Bila sang suami sibuk
bekerja untuk mengisi kekosongan waktunya, ia akhirnya menghabiskan waktu
bersama dengan lelaki itu lewat chatting, … sampai sang suami menegurnya setiba
dari kerja mengapa ia tetap sibuk di internet. Sang istri pun membalas bahwa ia
merasa bosan karena suaminya selalu sibuk bekerja dan ia merasa kesepian, … ia
merahasiakan dengan siapa ia chatting .. khawatir bila suaminya tahu maka ia
akan dilarang main internet lagi…. Sungguh ia telah kecanduan berchatting ria
dengan lelaki tersebut.
Fitnah pun semakin
terjadi di dalam hatinya, .. ia melihat sosok suaminya sungguh jauh berbeda
dengan lelaki tersebut, enak diajak berkomunikasi, senang bercanda dan sejuta
keindahan lainnya di mana setan telah mengukir begitu indah di dalam lubuk
hatinya.
Duhai fitnah asmara
semakin membara, … ketika ia chatting lagi sang laki-laki itu pun tambah
menggodanya, .. ia pun ingin bertemu empat mata dengannya. Gembiralah hatinya,
.. ia pun memenuhi keinginan lelaki tersebut untuk berjumpa. Jadilah mereka
berjumpa dalam sebuah restoran, lewat pembiacaran via darat mereka jadi lebih
akrab. Dari pertemuan itu akhirnya dilanjutkan dengan pertemuan berikutnya.
Hingga akhirnya si
lelaki tersebut telah berhasil menawan hatinya. Sang suami yang menasehati agar
ia tidak lama-lama main internet tidak digubrisnya. Akhirnya suami wanita ini
menjual komputer tersebut karena kesal nasehatnya tidak di dengar, lalu apa yang terjadi ?? Langkah itu (menjual
komputer) membuat marah sang istri yang akhirnya ia pun meminta cerai dari
suaminya. Sungguh ia masih teringat percakapan manis dengan laki-laki tersebut
yang menyatakan bahwa ia sangatlah mencintai dirinya, dan ia berjanji akan
menikahinya apabila ia bercerai dari suaminya.
Sang suami yang
sangat mencintai istrinya tersebut tentu saja menolak keputusan cerai itu.
Karena terus didesak sang istri akhirnya ia pun dengan berat hati menceraikan
istrinya. Sungguh betapa hebatnya fitnah lelaki itu. Singkatnya setelah ia
selesai cerai dengan suaminya ia pun menemui lelaki tersebut dan memberitahukan
kabar gembira tentang statusnya sekarang yang telah menjadi janda. Lalu apakah
si lelaki itu mau menikahinya sebagaimana janjinya???
Ya ukhti muslimah
dengarlah penuturan kisah tragis ini, … dengan tegasnya si lelaki itu berkata,
“Tidak!! Aku tidak mau menikahimu! Aku hanya mengujimu sejauh mana engkau
mencintai suamimu, ternyata engkau hanyalah seorang wanita yang tidak setia
kepada suami. Dan, aku takut bila aku menikahimu nantinya engkau tidak akan
setia kepadaku! Bukan ,..bukan..wanita sepertimu yang aku cari, aku mendambakan
seorang istri yang setia dan taat kepada suaminya..!”
Lalu ia pun berjalan
meninggalkan wanita ini, .. sang wanita dengan isak tangis yang tidak tertahan
inipun akhirnya menemui ustadz tadi dan menceritakan Kisahnya…. Ia pun merasa
malu untuk meminta rujuk kembali dengan suaminya yang dulu … mengingat betapa
buruknya dia melayani suaminya dan telah menjadi istri yang tidak setia.
[Sumber :
http://jilbab.or.id/archives/403-bercerai-dari-suami-akibat-kecanduan-chatting/
]
Jika seseorang
betul-betul merenungkan kisah di atas, tentu saja dia akan menggali beberapa
pelajaran berharga. Itulah di antara bahaya chatting dengan lawan jenis yang
tidak mengenal adab dalam bergaul. Lihatlah akibat chatting dengan lawan jenis,
di sana bisa terjadi perceraian antara kedua pasangan tersebut disebabkan si istri memiliki hubungan dengan pria
kenalannya di dunia maya.
Di pelajaran lainnya
adalah hendaknya selalu ada pengawasan dari kepala keluarga terhadap anggota
keluarganya. Kepala keluarga seharusnya dapat memberikan batasan terhadap
pergaulan anggota keluarganya termasuk istrinya, apalagi dalam masalah penggunaan
internet. Inilah pelajaran yang mesti diperhatikan oleh seorang suami sebagai
kepala keluarga.
Adapun untuk anggota
keluarga yaitu istri dan anak, hendaklah mereka selalu merasa mendapatkan
pengawasan dari Allah subahanahu wa ta’ala. Hendaklah mereka meyakini bahwa
Allah Ta’ala mengetahui segala yang nampak maupun yang tersembunyi. Sehingga
Allah mengetahui segala apa yang mereka lakukan. Karena Allah-lah Maha
Mengetahui dan Maha Melihat dengan sifat kesempurnaan. Tentu saja sikap selalu
merasa penjagaan dari Allah ini bisa muncul jika seseorang telah dibekali
dengan aqidah dan tauhid yang benar. Itulah pentingnya pendidikan aqidah pada
keluarga.
Selain itu pula,
istri mesti diluruskan tatkala dia berada dalam kekeliruan. Istri mesti
diluruskan dengan lemah lembut dan harus berhati-hati dalam menasehatinya.
Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,
وَاسْتَوْصُوا بِالنِّسَاءِ خَيْرًا ، فَإِنَّهُنَّ خُلِقْنَ مِنْ ضِلَعٍ ، وَإِنَّ أَعْوَجَ شَىْءٍ فِى الضِّلَعِ أَعْلاَهُ ، فَإِنْ ذَهَبْتَ تُقِيمُهُ كَسَرْتَهُ ، وَإِنْ تَرَكْتَهُ لَمْ يَزَلْ أَعْوَجَ فَاسْتَوْصُوا بِالنِّسَاءِ خَيْرًا
"Bersikaplah
yang baik terhadap wanita karena sesungguhnya mereka diciptakan dari tulang
rusuk. Bagian yang paling bengkok dari tulang rusuk tersebut adalah bagian
atasnya. Jika engkau memaksa untuk meluruskan tulang rusuk tadi, maka dia akan
patah. Namun, jika kamu membiarkan wanita, ia akan selalu bengkok, maka
bersikaplah yang baik terhadap wanita." (HR. Bukhari no. 5184)
Juga perlu diketahui
bahwa kerusakan yang terjadi akibat chatting di atas bukanlah bisa terjadi
hanya pada wanita. Kerusakan semacam itu pun sebenarnya dapat terjadi pada
laki-laki. Oleh karena itu, perlu sekali diberitahukan kepada pembaca sekalian
beberapa adab-adab yang mesti diperhatikan ketika bergaul dengan lawan jenis.
Karena tidak memperhatikan beberapa adab berikut inilah terjadi keretakan rumah
tangga atau mungkin bagi yang belum menikah pun bisa terjadi kerusakan dengan
terjerumus dalam perantara-perantara menuju zina atau bahkan bisa terjerumus
dalam zina. Na’udzu billahi min dzalik.
Beberapa
Adab yang Mesti Diperhatikan dalam Pergaulan dengan Lawan Jenis (Yang Bukan
Mahrom)
Pertama,
menjauhi segala sarana menuju zina
Allah Ta’ala
berfirman,
وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا
Dan
janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan
yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.”(QS.
Al Isro’ [17] : 32)
Kedua,
selalu menutup aurat
Allah Ta’ala
berfirman,
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا
Hai
Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan
isteri-isteri orang mu'min: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke
seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk
dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang. (QS.
Al Ahzab [33] : 59)
Ketiga,
saling menundukkan pandangan
Allah memerintahkan
kaum muslimin untuk menundukkan pandangan ketika melihat lawan jenis. Allah
Ta’ala berfirman,
قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ
Katakanlah
kepada laki – laki yang beriman :”Hendaklah mereka menundukkan pandangannya dan
memelihara kemaluannya.” (QS. An Nuur [24] : 30 )
Dalam lanjutan ayat
ini, Allah juga berfirman,
وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ
Katakanlah
kepada wanita-wanita yang beriman : "Hendaklah mereka menundukkan
pandangannya, dan kemaluannya” (QS. An Nuur [24] : 31)
Keempat,
tidak berdua-duaan
Dari Ibnu Abbas, Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ يَخْلُوَنَّ رَجُلٌ بِامْرَأَةٍ إِلاَّ مَعَ ذِى مَحْرَمٍ
Janganlah
seorang laki-laki berduaan dengan seorang wanita kecuali jika bersama mahromnya.”
(HR. Bukhari, no. 5233)
Kelima,
menghindari bersentuhan dengan lawan jenis
Dari Abu Hurairah
radhiyallahu ‘anhu , Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
كُتِبَ عَلَى ابْنِ آدَمَ نَصِيبُهُ مِنَ الزِّنَى مُدْرِكٌ ذَلِكَ لاَ مَحَالَةَ فَالْعَيْنَانِ زِنَاهُمَا النَّظَرُ وَالأُذُنَانِ زِنَاهُمَا الاِسْتِمَاعُ وَاللِّسَانُ زِنَاهُ الْكَلاَمُ وَالْيَدُ زِنَاهَا الْبَطْشُ وَالرِّجْلُ زِنَاهَا الْخُطَا وَالْقَلْبُ يَهْوَى وَيَتَمَنَّى وَيُصَدِّقُ ذَلِكَ الْفَرْجُ وَيُكَذِّبُهُ
Setiap
anak Adam telah ditakdirkan bagian untuk berzina dan ini suatu yang pasti
terjadi, tidak bisa tidak. Zina kedua mata adalah dengan melihat. Zina kedua
telinga dengan mendengar. Zina lisan adalah dengan berbicara. Zina tangan
adalah dengan meraba (menyentuh). Zina kaki adalah dengan melangkah. Zina hati
adalah dengan menginginkan dan berangan-angan. Lalu kemaluanlah yang nanti akan
membenarkan atau mengingkari yang demikian.” (HR. Muslim no. 6925)
Keenam,
tidak melembutkan suara di hadapan lawan jenis
Allah Ta’ala
berfirman,
يَا نِسَاءَ النَّبِيِّ لَسْتُنَّ كَأَحَدٍ مِنَ النِّسَاءِ إِنِ اتَّقَيْتُنَّ فَلا تَخْضَعْنَ بِالْقَوْلِ فَيَطْمَعَ الَّذِي فِي قَلْبِهِ مَرَضٌ وَقُلْنَ قَوْلا مَعْرُوفًا
Hai
istri-istri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu
bertakwa. Maka janganlah kamu melembutkan pembicaraan sehingga berkeinginanlah
orang yang ada penyakit (syahwat) dalam hatinya, dan ucapkanlah perkataan yang
baik.”
(QS. Al Ahzab: 32). Perintah ini
berlaku bukan hanya untuk istri-istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, namun
juga berlaku untuk wanita muslimah lainnya.
Lalu
bagaimana dengan adab chatting dengan lawan jenis? Hal ini dapat pula kita
samakan dengan telepon, SMS, pertemanan di friendster dan pertemanan di
facebook.
Jawabnya
adalah sama atau hampir sama dengan adab-adab di atas.
Pertama,
jauhilah segala sarana menuju zina melalui pandangan, sentuhan dan berdua-duaan
dengan lawan jenis yang bukan mahrom.
Kedua,
tutuplah aurat di hadapan bukan mahrom.
Sehingga seorang
muslimah tidak menampakkan perhiasan yang sebenarnya hanya boleh ditampakkan di
hadapan suami. Contoh yang tidak beradab seperti ini adalah berbusana tanpa
jilbab atau bahkan dengan busana yang hakekatnya telanjang. Inilah yang banyak
kita saksikan di beberapa foto profil di FB atau friendster. Semoga Allah
memberi taufik dan hidayah kepada mereka.
Ketiga,
tundukkanlah pandangan.
Bagaimana mungkin
bisa saling menundukkan pandangan jika masing-masing orang memajang foto di
hadapan lawan jenisnya? Wanita memamerkan fotonya di hadapan pria. Mungkinkah
di sini bisa saling menundukkan pandangan? Oleh karena itu, alangkah baiknya
jika foto profil kita bukanlah foto kita, namun dengan foto yang lain yang bukan gambar makhluk bernyawa.
Tujuannya adalah agar foto wanita tidak membuat fitnah (godaan) bagi laki-laki,
begitu pula sebaliknya. Di antara bentuk menundukkan pandangan adalah janganlah
menggunakan webcamp selain dengan sesama jenis saja ketika ingin melakukan
obrolan di dunia maya.
Keempat,
hati-hatilah dengan berdua-duaan bersama lawan jenis yang bukan mahrom.
Jika seorang pria dan
wanita melakukan pembicaraan via chatting, telepon atau sms –tanpa ada hajat
(keperluan)-, itu sebenarnya adalah semi kholwat (semi berdua-duaan). Apalagi
jika di dalamnya disertai dengan kata-kata mesra dan penuh godaan sehingga
membangkitkan nafsu birahi. Dan jika memang ada pembicaraan yang dirasa perlu
antara pria dan wanita yang bukan mahrom, maka itu hanya seperlunya saja dan
sesuai kebutuhan. Jika tidak ada kebutuhan lagi, maka pembicaraan tersebut
seharusnya dijauhi agar tidak terjadi sesuatu yang bisa menjurus pada yang
haram.
Kelima,
janganlah melembutkan atau mendayu-dayukan suara atau kata-kata di hadapan
lawan jenis.
Penyimpangan dalam
adab terakhir ini, kalau diterapkan dalam obrolan chatting adalah dengan
kata-kata yang lembut atau mendayu-dayu dari wanita yang menimbulkan godaan
pada pria. Contoh menggunakan kata-kata yang sebenarnya layak untuk suami istri
seperti "sayang”,
dsb.
Jika setiap muslim
mengindahkan adab-adab di atas, maka tentu saja dia tidak akan terjerumus dalam
perbuatan dosa dan tidak akan mengalami hal yang serupa dengan kisah di atas
dengan izin Allah.
Kami ingatkan pula
bahwa tulisan ini bukanlah hanya kami tujukan kepada kaum hawa saja, namun kami
juga tujukan pada para pria agar mereka juga memperhatikan adab-adab di atas.
Jadi janganlah tulisan ini dijadikan sebagai sarana untuk memojokkan wanita
atau para istri, namun hendaklah dijadikan nasehat untuk bersama.
Semoga Allah
subhanahu wa ta’ala memberikan sifat ketakwaan, memberi kita petunjuk dan
kecukupan. Semoga Allah melindungi dan menjaga keluarga kita dari hal-hal yang
haram dan mendatangkan murka Allah. Semoga risalah ini dapat bermanfaat bagi
kaum muslimin. Wa shallallahu wa sallamu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi
wa shahbihi ajma’in. Walhamdulillahir
rabbil ‘alamin.
Artikel
www.remajaislam.com, dipublish ulang dan disesuaikan oleh
http://www..afutuhnews.blogspot.com
Artikel : http://www.alfutuhnews.blogspot.com
0 komentar:
Posting Komentar