Alhamdulillah. Kita
panjatkan segala puji pada Allah dan kita meminta pertolonganNya. Seraya
memohon ampun dan meminta perlindunganNya dari segala keburukan jiwa dan dari
kejelekan amaliah. Barangsiapa yang telah Allah tunjukkan jalan baginya, maka
tiada yang bisa menyesatkannya. Dan barang siapa yang telah Allah sesatkan
jalannya, maka tiada yang bisa memberinya petunjuk. Ya Allah limpahkanlah
salawat dan salam bagi Muhammad saw berserta keluarga dan sahabat-sahabatnya,
semuanya.
Mengapa ramalan dari
tukang ramal, dukun, paranormal, atau tukang sihir terkadang sesuai dengan
kenyataan? Ternyata ada yang mencuri berita dari langit. Mereka bekerjasama
dengan syaithan dari bangsa jin yang berusaha menyadap berita yang terjadi dari
langit.
Allah menciptakan
langit berlapis-lapis dan bertingkat-tingkat. Allah berfirman,
الَّذِي خَلَقَ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ طِبَاقًا مَا تَرَى فِي خَلْقِ
الرَّحْمَنِ مِنْ تَفَاوُتٍ فَارْجِعِ الْبَصَرَ هَلْ تَرَى مِنْ فُطُورٍ
“Yang telah menciptakan
tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Rabb
Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang,
adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang.” (Qs. Al Mulk: 3).
Allah berfirman,
أَلَمْ
تَرَوْا كَيْفَ خَلَقَ اللَّهُ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ طِبَاقًا
“Tidakkah kamu
perhatikan bagaimana Allah telah menciptakan tujuh langit bertingkat-tingkat?”
(Qs. Nuh: 15).
Tiap-tiap lapisan ada
penghuninya sebagaimana halnya bumi.
Allah berfirman,
تُسَبِّحُ لَهُ السَّمَاوَاتُ السَّبْعُ وَالأرْضُ وَمَنْ فِيهِنَّ
وَإِنْ مِنْ شَيْءٍ إِلا يُسَبِّحُ بِحَمْدِهِ وَلَكِنْ لا تَفْقَهُونَ تَسْبِيحَهُمْ
إِنَّهُ كَانَ حَلِيمًا غَفُورًا
“Langit yang
tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada
suatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak
mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha
Pengampun..” (Qs. Al Isra’: 44)
Berita Langit
Sebagaimana telah
maklum bahwa sumber segala urusan adalah berasal dari Allah. Dia berfirman, “Allah
mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), supaya
kamu meyakini pertemuan(mu) dengan Rabbmu.” (Qs. Ar Ra’d: 2). Jadi,
Allah mengatur segala urusan sesuai dengan kehendaknya. Allah berfirman, “Sesungguhnya
perintah-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya:
‘Jadilah!’ maka terjadilah ia.” (Qs. Yasin: 82). Inilah yang disebut
dengan berita langit. Apapun yang terjadi di alam semesta ini tidak lepas dari
ilmu, kehendak, ciptaan dan takdir Allah Subhanahu wa Ta’ala. “Semua yang
ada di langit dan di bumi selalu minta kepada-Nya. Setiap waktu Dia dalam
kesibukan.” (Qs. Ar Rahman: 29). Maksudnya Allah senantiasa dalam
keadaan menciptakan, menghidupkan, mematikan, memelihara, memberi rezeki, dan
lain-lain.
Fungsi Bintang di
Langit
Allah menciptakan
segala sesuatu tidak sia-sia. Semua mengandung hikmah. Allah menjadikan
bintang-bintang di langit selain sebagai hiasan dan penunjuk arah adalah untuk
menjaga langit dari para pencuri beritanya. Allah berfirman,
“Sesungguhnya Kami
telah menghias langit yang terdekat (langit dunia) dengan hiasan, yaitu
bintang-bintang, dan telah memeliharanya (sebenar-benarnya) dari setiap
syaithan yang sangat durhaka, syaithan-syaithan itu tidak dapat
mendengar-dengarkan (pembicaraan) para malaikat dan mereka dilempari dari
segala penjuru. Untuk mengusir mereka dan bagi mereka siksaan yang kekal, akan
tetapi barangsiapa (di antara mereka) yang mencuri-curi (pembicaraan); maka ia
dikejar oleh suluh api yang cemerlang.” (Qs. Ash Shaffat: 6-10)
Qotadah berkata, “Bintang-bintang
diciptakan untuk 3 perkara; sebagai hiasan langit, alat pelempar
syaithan-syaithan, dan penunjuk arah. Barangsiapa yang menafsirkan keberadaan
bintang-bintang itu untuk selain dari 3 perkara tersebut maka dia telah salah
dan menyia-nyiakan amalnya serta memberat-beratkan dirinya dengan sesuatu yang
tidak ia ketahui. (HR. Al Bukhori)
Penjagaan Langit
Jin-jin itu berkata
sebagaimana diceritakan Allah, “Dan sesungguhnya kami telah mencoba
mengetahui (rahasia) langit, maka kami mendapatinya penuh dengan penjagaan yang
kuat dan panah-panah api, dan sesungguhnya kami dahulu dapat menduduki beberapa
tempat di langit itu untuk mendengar-dengarkan (berita-beritanya). Tetapi
sekarang barangsiapa yang (mencoba) mendengar-dengarkan (seperti itu) tentu
akan menjumpai panah api yang mengintai (untuk membakarnya).” (Qs. Al
Jin: 8-9)
Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda, “Apabila Allah menetapkan perintah di atas langit,
para malaikat mengepakkan sayap-sayapnya karena patuh akan firman-Nya,
seakan-akan firman (yang didengar) itu seperti gemerincing rantai besi (yang
ditarik) di atas batu rata, hal itu memekakkan mereka (sehingga mereka jatuh
pingsan karena ketakutan). Maka apabila telah dihilangkan rasa takut dari hati
mereka, mereka berkata: ‘Apakah yang difirmankan oleh Tuhanmu?’ Mereka
menjawab: (Perkataan) yang benar’. Dan Dialah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar.
Ketika itulah, (syaithan-syaithan) penyadap berita (wahyu) mendengarnya.
Keadaan penyadap berita itu seperti ini: Sebagian mereka di atas sebagian yang
lain -digambarkan Sufyan dengan telapak tangannya, dengan direnggangkan dan
dibuka jari-jemarinya- maka ketika penyadap berita (yang di atas) mendengar kalimat
(firman) itu, disampaikanlah kepada yang di bawahnya, kemudian disampaikan lagi
kepada yang ada di bawahnya, dan demikian seterusnya hingga disampaikan ke
mulut tukang sihir atau tukang ramal. Akan tetapi kadangkala syaithan penyadap
berita itu terkena syihab (panah api) sebelum sempat menyampaikan kalimat
(firman) tersebut, dan kadang kala sudah sempat menyampaikannya sebelum terkena
syihab; dengan satu kalimat yang didengarnya itulah, tukang sihir atau tukang
ramal meIakukan seratus macam kebohongan. Mereka (yang mendatangi tukang sihir
atau tukang ramal) mengatakan: ‘Bukankah dia telah memberitahu kita bahwa pada
hari anu akan terjadi anu (dan itu terjadi benar)’, sehingga dipercayalah
tukang sihir atau tukang ramal tersebut karena satu kalimat yang telah didengar
dari Iangit.” (HR. Al Bukhori).
Ilmu Ghoib Hanya
Milik Allah
Akhirnya kita
mengetahui bahwa ilmu para dukun dan konco-konconya hanyalah berasal dari
syaithan, si pencuri berita langit. Sebelum sampai kepada para dukun, syaithan
telah menambah kedustaan-kedustaan di dalamnya. Berita atau informasi yang ia
sampaikan terkadang bisa benar dan lebih banyak salahnya. Ditambah lagi dengan
berbagai macam bumbu-bumbu kebohongan oleh sang dukun, seperti pemenuhan
syarat-syarat supaya lebih terkesan ‘meyakinkan’. Tapi anehnya masih banyak
juga orang yang mendatangi dukun atau yang sejenisnya untuk bertanya
perkara-perkara ghoib, yang dukun itu sendiri tidak mengetahuinya. Kalau kita
mau berpikir sedikit kritis, siapakah yang mengabarkan kepada para dukun berita-berita
seputar nasib seseorang, mencari barang yang hilang? Apakah Allah mewahyukan
kepadanya? Ataukah Jibril mendatanginya? “Katakanlah: ‘Tidak ada seorangpun
di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah’, dan
mereka tidak mengetahui kapan mereka akan dibangkitkan.” (Qs. An Naml:
65)
Renungkanlah!
Manusia mempunyai
kecenderungan untuk menerima sesuatu yang bathil. Buktinya, bagaimana mereka
bisa bersandar hanya kepada satu kebenaran saja yang diucapkan tukang ramal,
tanpa memperhitungkan atau mempertimbangkan seratus kebohongan yang
disampaikannya? Oleh karena itu serahkanlah segala urusan kepada pemiliknya.
Segala sesuatu telah ditakdirkan oleh Allah. Jika kita ditimpa musibah
kehilangan sesuatu yang amat kita cintai, maka jangan mendatangi para dukun
apalagi paranormal. Tapi kembalikanlah kepada Allah. “Dan hanya kepada Allah
dikembalikan segala urusan.” (Qs. Al Baqoroh: 210).
Yakinlah, Allah
akan mengganti dengan yang lebih baik. Insya Allah.
0 komentar:
Posting Komentar