Alhamdulillah. Islam menempatkan kedua orang tua pada posisi yang
sangat mulia. Begitu mulia dan
pentingnya, sehingga banyak ayat al-Quran
dan hadis yang mengingatkan hak dan kedudukan mereka. Bahkan, sampai
Allah SWT. menyandingkan perintah
berbakti kepada mereka dengan perintah beribadah kepadaNYa. Allah SWT
berfirman:
وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا
Artinya :
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan
sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa" (al-Nisa': 36)
Tidak hanya
itu, Allah juga menyandingkan perintah bersyukur (terimakasih) kepada Allah
SWT. dengan perintah bersyukur kepada kedua orang tua. Allah berfirman:
وَوَصَّيْنَا الْإِنسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ
Artinya:
Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik)
kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah
yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku
dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.
Disebutkannya
perintah berbakti dan mensyukuri kedua orang tua seteleh perintah beribadah dan
bersyukur kepada Allah SWT.setidaknya menunjukkan dua hal.
Pertama : betapa
mulianya kedua orang tua, sehingga Allah SWT. Menyandingkan perintah untuk
berbuat baik kepada mereka dengan perintah beribdah kepada-Nya, bahkan Nabi
saw. Menuturkan bahwa menyakiti kedua orang tua adalah termasuk dosa besar
أَلاَ أُنَبِّئُكُمْ بِأَكْبَرِ الكَبَائِرِ ؟ قُلْنَا : بَلَى يَا رَسُوْلَ الله. قَالَ ثَلاَثًا الإِشْرَاكُ بِاللهِ وَعُقُوْقُ الوَالِدَيْنِ وَكَانَ مُتَّكِئًا فَجَلَسَ فَقَالَ (( أَلاَ وَقَوْلُ الزُّوْرِ وَشَهَادَةُ الزُّوْرِ. أَلاَ وَقَوْلُ الزُّوْرِ وَشَهَادَةُ الزُّوْرِ
Artinya
Tidakkah kalian ingin aku kabarkan tentang dosa
besar yang paling besar?” Kami menjawab, “Tentu, wahai Rasulullah.” Beliau pun
berkata tiga kali, “Menyekutukan Allah dan durhaka terhadap kedua orang tua.” Semula
beliau dalam keadaan bersandar, lalu beliau pun bangkit duduk dan mengatakan,
“Ketahuilah, ucapan dusta dan saksi palsu! Ketahuilah, ucapan dusta dan saksi
palsu!” (HR.
Bukhari Muslim)
Kedua:
mengingatkan kepada kita bahwa amal bakti dan terimakasih kepada orang tua
harus didasari dengan ibadah dan syukur kepada Allah. Jadi, bakti kepada kedua
orang tua yang tidak didasari dengan ibadah dan syukur kepada Allah adalah
kebaktian yang tidak benar. Oleh karena itu, suatu hari ada seorang laki-laki
bertanya kepada Umar al-Khattab :" saya mempunyai ibu yang usia lanjut,
selama ini dia tidak bisa memenuhi hajatnya kecuali dengan aku gendong, apakah
dengan demikian saya telah memenuhi hak dan kewajiban saya kepadanya?" lalu Umar menjawab " belum, kerena dulu dia melakukan seperti yang kamu
lakukan kepada kamu, dengan penuh harapan agar kamu bisa tetap hidup dengan
sehat, sementara kamu melakukan itu kepada dia, dalam hati kamu ada harapan
supaya ibu kamu cepet meninggal". Demikianlah, betapa pentingnya landasan
tersebut, sehingga menentukan sah dan tidaknya bakti kita kepada kedua orang
tua. Adapun cara dan bentuk amal-bakti tersebut, bisa bermacam-macam sesuai
dengan kodisi dan waktu. Allah SWT. Mentuturkan batasan dan kaidahnya
dengan sangat indah dalam firmannya yang berbunyi:
فَلا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلاً كَرِيماً وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيراً
Artinya:
Jika salah seorang di antara keduanya atau
kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali
janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan
janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang
mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan
dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana
mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil".(al-Isra':23-24)
Diriwayatkan
dari Imam Ali r a. beliau berkata: "jika ada sesuat yang lebih rendah dan
lebih ringan dari perkataan " ah
" atau " hus " yang bisa menyakitkan kedua orang tua, niscaya sesuatu
itu akan dilarang"
Kalau kita
tahu bahwa berkata " hus "
atau " ah " saja tidak
boleh, kerena bisa menyakitkan hati kedua orang tua, bahkan seandainya ada
ungkapan yang lebih ringan dari darinya pasti akan dilarang, maka tergambarlah
dalam benak kita apa dan bagaimana bentuk bakti kepada kedua orang tua.
Keutamaan Berbakti Kepada Kedua Orang Tua
Berikut ini
beberapa hadis yang menunjukkan keutamaan berbakti kepada kedua orang tua.
A. Amal yang
paling mulia
Dari Ibnu
Mas’ud r.a. beliau berkata : " Aku
bertanya kepada Rasulullah Saw." amal apakah yang paling dicintai Allah.
Beliau menjawab : Sholat tepat pada waktunya kemudian aku bertanya lag. Kemudian apalagi? beliau menjawab : Berbakti kepada kedua orang
tua. Kemudian aku bertanya lagi?. Kemudian apalagi ? Beliau menjawab :”
Berjihad di jalan Allah " (HR.
Bukhori dan Muslim)
B. Disingkirkannya kesulitan dan bala bencana .
Sepeti
kisah yang dituturkan bahwa suatu ketika Ada tiga orang yang sedang dalam
perjalanan. Tiba-tiba turun hujan menimpa mereka hingga mereka berteduh di dalam gua di sebuah gunung.
Tatkala mereka berada di dalam gua, runtuhlah sebuah batu besar dari gunung di
mulut gua hingga menutupi mereka. Maka ada di antara mereka yang berkata kepada
temannya, “Lihatlah amal shalih yang pernah kalian kerjakan karena Allah, lalu
mohonlah kepada Allah dengan amalan tersebut. Semoga dengan itu Allah akan
memberikan jalan keluar kepada kalian.” Maka salah seorang di antara mereka
berdoa, “ Ya Allah, sesungguhnya aku memiliki dua orang tua yang telah renta,
dan aku juga memiliki istri dan anak-anak yang masih kecil. Aku biasa menggembala kambing-kambing
untuk mereka. Apabila aku telah membawa pulang kambing-kambingku, aku biasa
memerah susu dan aku awali dengan memberikan minum kepada kedua orang tuaku
sebelum memberikannya kepada anak-anakku. Suatu ketika aku terlalu jauh
menggembala sehingga sampai sore hari aku belum pulang, hingga kudapati mereka
berdua telah tidur. Maka aku pun memerah susu sebagaimana biasa. Kemudian aku
datang membawa susu perahan itu dan berdiri di sisi kepala ayah ibuku. Aku tak
ingin membangunkan mereka berdua dari tidurnya dan aku pun tak ingin memberi
minum anak-anakku sebelum mereka berdua, sementara anak-anakku menangis
kelaparan di sisi kedua kakiku. Terus menerus demikian keadaanku dengan mereka
hingga terbit fajar. Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa aku lakukan semua
itu untuk mengharap ridho-Mu, berikanlah jalan keluar dari batu itu hingga kami
dapat melihat langit.” Maka Allah pun memberikan kepada mereka kelapangan
hingga mereka dapat melihat langit kembali (HR.Bukhari
Muslim)
C. Masuk ke dalam surga
Dari Aisyah
r.a, beliau berkata Rasulullah Saw. : Ketika
aku sedang tertidur, maka aku melihat diriku berada di dalam surga kemudian aku
mendengar seseorang membaca Al-Qur’an. Maka aku bertanya : " Siapa ini
?" Mereka menjawab : " ini adalah Haritsah bin Nu’man" Maka Rasulullah Saw. berkata kepada Aisyah
r.a : ” Begitulah balasan bagi orang yang berbakti kepada kedua orang tua ,
Begitulah balasan bagi orang yang berbakti kepada kedua orang tua (beliau
mengulanginya dua kali.) dan dialah manusia yang paling berbakti kepada ibunya"
( HR. Ahmad dan Hakim)
D. Keridhoan
Allah
Dari
Abdullah bin Amr r.a, Nabi Saw.
Bersabda: " Keridhoan Allah bersama Ridho orang tua dan kemurkaan Allah bersama
murka orang tua" ( HR. Tirmidzi )
E. Amal Jihad
Dari
Abdullah bin Amr’ r.a Beliau berkata : Seorang lak-laki bertanya kepada
Rasulullah Saw.Bolehkah aku turut berjihad? maka Rasulullah Saw. Bertanya:
" Apakah engkau masih memilliki
kedua orang tua" Maka dia menjawab: "iya "lalu Rasulullah
mengatakan : "maka kepada keduanyalah engkau berjihad". (HR. Bukhori-Muslim)
Bakti Kepada Orang Tua yang Sudah Meninggal
Sedemikian
penting dan mulianya kedua orang tua, sehingga bakti anak kepada orang kedua
orang tua tidak selesai setelah kedua orang tua meninggal dunia, tapi masih
berlanjut walaupun sudah meninggal. Diriwayatkan bahwa ada seorang laki-laki-laki
mendatangi Rasullah saw. lalu bertanya :" walau Rasulullah, apakah saya
masih bisa berbakti kepada kedua orang tua saya setelah kedua orang tua saya
meningal dunia?" Rasulullah saw. menjawab:
نَعَمْ ، الصَّلأةُ عَلَيْهِمَا وَالاسْتِغْفاَرُ لَهُمَا ، وإنْفاَذُ عَهْدِهِماَ مِنْ بَعْدِهِماَ ، وَصِلَةُ الرَّحِمِ الَّتِى لاَتُوْصَلُ إلاَ بِهِماَ ، وَ اِكْرَِامُ صَدِيْقِهِماَ
" iya masih bisa, yaitu dengan mensahalatkan
jenazah mereka, memohon ampunan untuk mereka, memenuhi janji mereka setelah mereka
tiada, menyambung tali silaturrahmi yang tidak tersambung kecuali dengan mereka
dan memluliakan teman mereka"(HR.
Abu Dawud, Ibnu Majah dan dishahihkan oleh Ibnu Hibban)
hadis
tersebut disamping menujukkan cara berbakti kepada kedua orang tua yang sudah
meninggal, juga menunjukkan bahwa kebaikan yang dilakukan oleh orang yang masih hidup untuk orang yang sudah
meninggal itu bermanfaat dan pahalanya akan sampai kepadanya. Hal ini dikuatkan banyak dalil, diataranya
adalah:
اِذَامَاتَ ابْنُ ادَمَ اِنْقَطَعَ عَمَلُهُ اِلاَّ مِنْ ثَلاَثٍ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ اَوْعِلْمٍ يُنْتَفَ بِهِ اَوْوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُوْلَهُ
“Jika anak Adam
meningga, maka putuslah segala amal perbuatannya kecuali tiga perkara; shadaqah
jariyah, ilmu yang dimanfa’atkan, dan anak shaleh yang mendo’akannya.”
اقرءوا سورة يس على موتاكم
Artinya
. Dan bacalah (surah) yasin tersebut atas
orang-orang mati kamu ( HR Abu
dawud, Nasai ibn majjah ibn Hibban dan
Ahmad)
عن ابن عباس : أن امرأة من جهينة جاءت إلى النبي صلى الله عليه وسلم فقالت : إن أمي نذرت أن تحج فلم تحج حتى ماتت أفأحج عنها ؟ قال : حجي عنها أ
Artinya
Dari ibnu
abbas, sesungguhnya seorang wanita dari Juhainah, datang kepada Nabi saw. lalu
dia bertakata:"sesungguhnya ibu saya
teleh bernazar melakukan haji, dia meninggal sebelum melaksanakan nazar
hajinya. Apakah boleh melukan haji menggantikannya? Nabi menjawab:"
lalukan haji untuknya" (HR.Bukhori)
عن ابن عباس قال : جاء رجل إلى النبي صلى الله عليه وسلم فقال : يا رسول الله إن أمي ماتت وعليها صوم شهر أفأقضيه عنها؟ قال : [ لو كان على أمك دين أكنت قاضيه عنها ] ؟ قال : نعم. قال : فدين الله أحق أن يُقضى
Artinya
Dari Ibn
Abbas, dia berkata: ada seorang laki-laki datang kepada Nabi saw.lalu dia
bertanya :" wahai Rasulullah,
sesungguhnya ibu saya teleh meninggal dunia, dan dia mempunyai hutang puasa
satu bulan, apakah saya boleh melakukan pusa qodho` atas ibu saya?lalu Nabi
menjawab:" jika ibu kamu mempunyai tanggungan hutang apakah kamu
membayarnya ?orang itu menjawab: iya, Nabi saw.
berkata: Hutang kepada Allah lebh berhak untuk di bayar." (HR. Bukhari Muslim )
عنَّ سَعْدَ بْنَ عُبَادَةَ - رضى الله عنه - تُوُفِّيَتْ أُمُّهُ وَهْوَ غَائِبٌ عَنْهَا ، فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ أُمِّى تُوُفِّيَتْ وَأَنَا غَائِبٌ عَنْهَا ، أَيَنْفَعُهَا شَىْءٌ إِنْ تَصَدَّقْتُ بِهِ عَنْهَا قَالَ « نَعَمْ » . قَالَ فَإِنِّى أُشْهِدُكَ أَنَّ حَائِطِى الْمِخْرَافَ صَدَقَةٌ عَلَيْهَا
Artinya
" Sesungguhnya Ibu dari Sa’ad bin Ubadah
radhiyallahu ‘anhu meninggal dunia, sedangkan Sa’ad pada saat itu tidak berada
di sampingnya. Kemudian Sa’ad mengatakan, ‘Wahai Rasulullah, sesungguhnya ibuku
telah meninggal, sedangkan aku pada saat itu tidak berada di sampingnya. Apakah
bermanfaat jika aku menyedekahkan sesuatu untuknya?’ Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam menjawab, ‘Iya, bermanfaat.’ Kemudian Sa’ad mengatakan pada beliau
shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Kalau begitu aku bersaksi padamu bahwa kebun
yang siap berbuah ini aku sedekahkan untuknya’" (HR.Bukhari)
dan
dalil-dalil lain yanga masih banyak yang samuanya menunjukkan bahwa kebaikan
atau amal shalih yang dilakukan oleh orang yang masih hidup untuk orang yang
sudah meniggal dunia itu bermanfaat dan
pahalanya sampai kepada orang yang sudah meninggal tersebut. kerena redaksi
dalil tersebut berbentuk mutlak, maka, kebaikan dan amal shalih yang ditujukan
untuk orang yang sudah meninggal tersebut boleh dikukan kapan saja, dimana saja
dan dengan cara apa saja yang sesuai dengan kondisi dan kemampuan orang yang
melakukannya selama dilakukan dengan niat yang benar dan tidak mengandung hal-hal yang dilarang oleh agama.
Kesimpulan
Kepada
orang tua yang kafir saja kita harus berbakti, apalagi kepada orang tua kita
yang seiman dengan kita. Tanpa jassa orang tua, kita seorang anak tidak pernah
ada di dunia ini, dan untuk ketidak adilan atau kurang nya perhatiannya kepada
seorang anak, anak cukup mendo’akan orang tua agar di beri petunjuk kearah yang
lebih baik dan diampuni dosa-dosa mereka. Wallahu a’lam.
Red : Fajar
Pustaka :
Al-Futuh
Terimakasih untuk pencerahannya....
BalasHapus