Oleh : Fajar Iswanto
Segala puji bagi
Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad,
keluarga, para sahabat dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik hingga
akhir zaman.
Penanya: Aku adalah
seorang pemuda. Aku punya hobi ngenet (main internet) dan chatting (ngobrol).
Aku hampir tidak pernah chatting dengan wanita. Jika terpaksa aku chatting
dengan wanita maka aku tidaklah berbicara kecuali dalam hal yang baik-baik.
Kurang dari setahun
lalu ada seorang gadis yang mengajak aku chatting lalu meminta no HP-ku. Aku
katakan bahwa aku tidak mau menggunakan hp dan aku tidak ingin membuat Allah
murka kepadaku.
Dia lalu mengatakan,
“Engkau adalah seorang pemuda yang sopan dan berakhlak mulia. Aku akan bahagia
jika kita bisa berkomunikasi secara langsung”. Kukatakan kepadanya, “Maaf aku
tidak mau menggunakan HP”. Kemudian dia berkata dengan nada kesal, “Terserah
kamu kalo gitu”.
Selama beberapa bulan
kami hanya berhubungan melalui chatting. Suatu ketika dia mengatakan, “Aku ingin
no HP-mu”. “Bukankah dulu sudah pernah kukatakan kepadamu bahwa aku tidak mau
menggunakan HP”, jawabku. Dia lalu berjanji tidak akan menghubungiku kecuali
ada hal yang mendesak. Kalau demikian aku sepakat.
Setelah itu selama
tiga bulan dia tidak pernah menghubungiku. Akupun berdoa agar Allah
menjadikannya bersama hamba-hamba-Nya yang shalih.
Tak lama kemudian ada
seorang gadis kurang lebih berusia 16 tahun yang berakhlak dan sangat sopan
menghubungi no HP-ku. Dia berkata dalam telepon, “Apa benar engkau bernama A?”.
“Benar, apa yang bisa kubantu”, tanyaku. Dia mengatakan, “Fulanah, yaitu gadis
yang telah kukenal via chatting, nitip salam untukmu”. “Salam kembali untuknya.
Mengapa tidak dia sendiri yang menghubungiku?”, tanyaku. “Telepon rumahnya diawasi
ketat oleh orang tuanya”, jawabnya.
Setelah orang tuanya
kembali memberi kelonggaran, dia kembali menghubungiku. Kukatakan kepadanya,
“Jangan sering telepon” namun dia selalu saja menghubungiku. Akan tetapi
pembicaraan kami sebatas hal-hal yang baik-baik. Kami saling mengingatkan untuk
melaksanakan shalat, puasa dan shalat malam.
Setelah beberapa
waktu lamanya, dia berterus terang kalau dia jatuh cinta kepadaku dan aku
sendiri juga sangat mencintainya. Aku juga berharap bisa menikahinya sesuai
dengan ajaran Allah dan rasul-Nya karena dia adalah seorang gadis yang
berakhlak, beradab dan taat beragama setelah aku tahu secara pasti bahwa aku
adalah orang yang pertama kali melamarnya via telepon.
Akan tetapi empat
bulan yang lewat, ayahnya memaksanya untuk menikah dengan saudara sepupunya
sendiri karena ayahnya marah dengannya. Inilah awal masalah. Aku mulai sulit
tidur. Kukatakan kepadanya, “Serahkan urusan kita kepada Allah. Kita tidak
boleh menentang takdir”. Namun dia meski sudah menikah tetap saja menghubungiku.
Kukatakan kepadanya, “Haram bagimu untuk menghubungiku karena engkau sudah
menjadi istri seseorang”.
Yang jadi
permasalahan, bolehkah dia menghubungiku via HP sedangkan dia telah menjadi
istri seseorang? Allah-lah yang menjadi saksi bahwa pembicaraanku dengannya
sebatas hal yang baik-baik. Kami saling mengingatkan untuk menambah ketaatan
terlebih lagi ayahnya memaksanya untuk menikah dengan dengan lelaki yang tidak
dia cintai.
Jawab:
Saling menelepon
antar lawan jenis itu tidaklah diperbolehkan secara mutlak baik pihak wanita
sudah bersuami maupun belum. Bahkan ini adalah tipu daya Iblis.
Engkau katakan bahwa
tidak ada hubungan antaramu dengan dia selain saling menasehati dan mengajak
untuk melakukan amal shalih. Perhatikan bagaimana masalah cinta dan yang
lainnya menyusup melalui hal ini. Bukankah engkau tadi mengatakan bahwa engkau
mencintainya dan diapun mencintaimu sedangkan katamu topik pembicaraanmu hanya
seputar amal shalih? Kami tahu sendiri beberapa pemuda yang semula sangat taat
beragama berubah menjadi menyimpang gara-gara hal ini.
Wahai saudaraku
bertakwalah kepada Allah. Jauhilah perkara ini. Cara-cara seperti ini lebih
berbahaya dari pada cara-cara orang fasik yang secara terang-terangan ngobrol
dengan perempuan dengan tujuan-tujuan yang tidak terpuji. Mereka sadar bahwa
yang mereka lakukan adalah sebuah maksiat. Sadar bahwa perkara itu adalah
keliru merupakan awal langkah untuk memperbaiki diri.
Sedangkan dirimu
tidak demikian bahkan bisa jadi engkau menganggapnya sebagai sebuah ibadah yang
mendekatkan diri kepada Allah.
Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam mengatakan,
مَا تَرَكْتُ بَعْدِى فِتْنَةً أَضَرَّ عَلَى الرِّجَالِ مِنَ النِّسَاءِ
Tidaklah
kutinggalkan suatu ujian yang lebih berat bagi laki-laki melebihi wanita”
(HR Bukhari no 4808 dan Muslim no 2740
dari Usamah bin Zaid).
Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam juga bersabda,
فَإِنَّ أَوَّلَ فِتْنَةِ بَنِى إِسْرَائِيلَ كَانَتْ فِى النِّسَاءِ
Sesungguhnya
awal kebinasaan Bani Israil adalah disebabkan masalah wanita”
(HR Muslim no 7124 dari Abu Sa’id Al
Khudry).
Perempuan yang
mengajakmu ngobrol dengan berbagai obrolan ini padahal tidak ada hubungan
kekerabatan antara dirimu dengannya adalah suatu yang haram. Hati-hatilah
dengan cara-cara seperti ini. Semoga Allah menjadikanmu sebagai salah seorang
hamba-Nya yang shalih.
Tanya:
Sekiranya jawaban terhadap pertanyaan di atas adalah tidak boleh apakah boleh
dia mengajakku ngobrol via chatting?
Jawab:
Wahai saudaraku, hal
ini tidaklah dibolehkan. Hubunganmu dengannya semula adalah chatting lalu
berkembang menjadi komunikasi langsung via telepon dan puncaknya adalah
ungkapan cinta. Apakah hanya akan berhenti di sini?
Semua hal ini adalah
tipu daya Iblis untuk menjerumuskan kaum muslimin dalam hal-hal yang haram.
Bersyukurlah kepada Allah karena Dia masih menyelamatkanmu. Bertakwalah kepada
Allah, jangan ulangi lagi baik dengan perempuan tersebut ataupun dengan yang
lain.
Tanya:
Apa hukum seorang laki-laki yang chatting dengan seorang perempuan via internet
dan yang dibicarakan adalah hal yang baik-baik?
Jawab:
Tidak ada seorangpun
yang bisa mengeluarkan fatwa yang bersifat umum untuk permasalahan semisal ini
karena ada banyak hal yang harus dipertimbangkan masak-masak. Fatwa yang bisa
saya sampaikan kepadamu adalah obrolan dengan lawan jenis yang semisal kau
lakukan adalah tidak diperbolehkan. Bukti nyata untuk hal ini adalah apa yang
engkau ceritakan sendiri bahwa hubunganmu dengan perempuan tersebut terus
berkembang ke arah yang terlarang.
(Dinukil dan
diterjemahkan dari Majmu Fatawa Al Adab karya Nashir bin Hamd Al Fahd).
Lampiran:
Berikut kami
lampirkan Fatwa Teks Asli berbahasa Arab, sbb:
(مخاطبة الأجنبية عبر الإنترنت)
انا شاب من هوات الانترنت والمحادثة ولله الحمد لا اتكلم مع البنات الا نادر واذا تكلمة لا اتكلم الا فيما يرضي الله عز وجل لا اقول ما يغضب الله وكله في حدود الله وقبل اقل من عام كلمتني بنت وطلبت رقم الهاتف الخاص بي فاجبتها بانني لا استخدم الهاتف ولا احب ان اغضب ربي علي فقالت لي انك شخص مؤدب خلوق وسوف اسعد لو احببتني واحببتك واكملنى حياتنى مع بعض فقلت لها لا اسف لا استخدم الهاتف فقالت كما تريد ومع مرور الايام والاشهر وكل حديثنى مجرد كتابه في المحادثة فقط بعد حوالي شهر قالت لي اريد رقم الهاتف الخاص بك قلت لها لقد اجبتك من قبل قالت ارجوك اتركه معي للزمن واوعدك ان لا اتصل بك الا اذا لزم الامر! فقلت اتفقنى….بعد 3 شهور
اختفت ودعيت الله ان يجعلها مهع عباده الصالحين….وبعد فترة من الزمن جائني اتصال قريبب من بنت عمرها 16 سنه
خلوقة مؤدبه تتكلم وترتجف!! فقلت
نعم قالت انت فلان قلت نعم بم اخدمك قالت فلانه تسلم عليك! تقصد البنت التي كنت قد عرفتها في الانترنت قلت عليك وعليها تحية الاسلام ولماذا لم تتصل قالت تلفون بيتها مراقب….ثم انصرفت فعاودة الاتصال فاحرجة انت اقو لها لا تتصلي فقامت تتصل و تتصل وكل كلامنى في حدود الله وكنى نحث بعض على الصلاة والصوم وقيام الليل وبعد فترة من الزمن صارحتني بحبها لي…ولا
اكذب عليك لقد احببتها حب كبير وكنت اتمنى ان اتزوجها على سنة الله ورسوله لما رايته فيها من ادب واخلاق ودين وبعد ان تاكدت انني اول من خاطبته في التلفون ولكن قبل 4 شهور
جبرها ابوها على ان تتزوج ابن عمها غصب عنها! وهنا بدات الماساه حيث كرهت النوم فقلت لها سلمي امرك وامري الى الله اللهم لا اعتراض فقامت تتصل بي فقلت لها انه حرام لانك على ذمت رجل اخر
السؤال:
هل من الممكن ان تكلمني في الهاتف؟ وهي على ذمت رجل والله ادرى ان كلامنى في حدود الله ونحث بعض على زيادة الدين ومع العلم ان اباها جبرها على الزواج غصب عنها
ج/ لا يجوز هذا مطلقا ، سواء كانت على ذمة رجل أو لا ، بل هذه من خدع إبليس أن تقول ليس بيني وبينها إلا التناصح والحث على الأعمال الصالحة ، وانظر كيف دخلت مسائل -الحب- وغيرها هنا ، ألا تخبرنا : -كيف
أحببتها وأحبتك- وأنتم حديثكم عن الأعمال الصالحة؟ ونحن نعرف شبابا من خيرة الشباب انتكسوا من الالتزام إلى الانحراف بسبب هذه الأمور.
أيها الأخ الكريم اتق الله وإياك وهذه المسالك فإنها أخطر من مسالك الفساق الذين يتحدثون صراحة مع النساء لأغراض سيئة لأن أولئك يعلمون ما هم فيه من معصية ومعرفة الداء طريق الدواء، وأما أنت فلا ، بل قد تظنه قربة ، وقد قال الرسول صلى الله عليه وسلم -ما تركت بعدي فتنة هي أضر على الرجال من النساء وإن أول فتنة بني إسرائيل كانت في النساء- والمرأة التي تحدثك هذه الأحاديث وليس بينك وبينها قرابة محرمة تحدث غيرك، فإياك ثم إياك من مثل هذه الطرق ، جعلك الله من عباده الصالحين
س/ واذا كان الجواب لا هل من الممكن ان تكلمني في الانترنت مجرد كتابه؟
ج/ هذا لا يجوز أخي الكريم ، وعلاقتك معها تطورت من الكتابة في الإنترنت إلى التخاطب في الهاتف إلى التصريح بالحب ، وهل ستتوقف عند هذا؟، وهذا كله طريق لإبليس لإيقاع المسلمين في المحرمات ، فاحمد الله على سلامتك واتق الله ولا تعد الكرة معها ولا مع غيرها
س/ وما حكم الرجل اذا خاطب بنت في الانترنت مجرد كتابه في حدود شرع الله عز وجل ؟
ج/ لا يستطيع أحد أن يصدر فتوى عامة في مثل هذا الموضوع لأن هذا كله يخضع لأمور كثيرة، ولكن الذي أستطيع إفتاءك به هو أن ما كان من جنس عملك هذا في التخاطب معهن فهو لا يجوز ، وأعظم الأدلة على ذلك ما ذكرته أنت في تطور علاقتك بإحداهن
Sumber:
http://atsarussalaf.wordpress.com/2010/02/26/hukum-chatting-ngobrol-antar-lawan-jenis-via-internet/,
dipublish ulang dan disesuaikan oleh http://www..afutuhnews.blogspot.com
Artikel :
http://www.alfutuhnews.blogspot.com
0 komentar:
Posting Komentar