Al-Hamdulillah,
segala puji bagi Allah yang dari-Nya semua nikmat berasal. Shalawat dan salam
semoga terlimpah dan tercurah kepada baginda Rasulillah Muhammad Shallallahu
'Alaihi Wasallam, beserta keluarga dan para sahabatnya.
Sungguh berbeda Allah
Subhanahu Wa Ta'ala dengan makhluk-Nya. Dia Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Lihatlah manusia, ketika ada orang meminta sesuatu darinya ia merasa kesal dan
berat hati. Sedangkan Allah Ta'ala mencintai hamba yang meminta kepada-Nya.
Sebagaimana perkataan seorang penyair: “Allah murka pada orang yang enggan meminta
kepada-Nya, sedangkan manusia ketika diminta ia marah”
Ya, Allah mencintai
hamba yang berdoa kepada-Nya, bahkan karena cinta-Nya Allah memberi 'bonus'
berupa ampunan dosa kepada hamba-Nya yang berdoa. Allah Ta'ala berfirman dalam
sebuah hadits qudsi: “Wahai manusia,
selagi engkau berdoa dan berharap kepada-Ku, aku mengampuni dosamu dan tidak
aku pedulikan lagi dosamu” (HR. At Tirmidzi, ia berkata: 'Hadits hasan
shahih')
Sungguh Allah
memahami keadaan manusia yang lemah dan senantiasa membutuhkan akan Rahmat-Nya.
Manusia tidak pernah lepas dari keinginan, yang baik maupun yang buruk. Bahkan
jika seseorang menuliskan segala keinginannya dikertas, entah berapa lembar
akan terpakai.
Maka kita tidak perlu
heran jika Allah Ta'ala melaknat orang yang enggan berdoa kepada-Nya. Orang
yang demikian oleh Allah 'Azza Wa Jalla disebut sebagai hamba yang sombong dan
diancam dengan neraka Jahannam. Allah Ta'ala berfirman: “Berdoalah kepadaKu, Aku akan kabulkan doa kalian. Sungguh orang-orang
yang menyombongkan diri karena enggan beribadah kepada-Ku, akan dimasukkan ke
dalam neraka Jahannam dalam keadaan hina dina” (QS. Ghafir: 60)
Ayat ini juga
menunjukkan bahwa Allah Maha Pemurah terhadap hamba-Nya, karena hamba-Nya
diperintahkan berdoa secara langsung kepada Allah tanpa melalui perantara dan
dijamin akan dikabulkan. Sungguh Engkau Maha Pemurah Ya Rabb...
Di antara usaha yang
bisa kita upayakan agar doa kita dikabulkan oleh Allah Ta'ala adalah dengan
memanfaatkan waktu-waktu tertentu yang dijanjikan oleh Allah bahwa doa ketika
waktu-waktu tersebut dikabulkan.
Diantara waktu-waktu tersebut adalah:
1.
Ketika sahur atau sepertiga malam terakhir
Sepertiga malam yang
paling akhir adalah waktu yang penuh berkah, sebab pada saat itu Rabb kita
Subhanahu Wa Ta'ala turun ke langit dunia dan mengabulkan setiap doa hamba-Nya
yang berdoa ketika itu. Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam: “Rabb kita turun
ke langit dunia pada sepertiga malam yang akhir pada setiap malamnya. Kemudian
berfirman: “Orang yang berdoa kepada-Ku
akan Ku kabulkan, orang yang meminta sesuatu kepada-Ku akan Kuberikan, orang
yang meminta ampunan dari-Ku akan Kuampuni'” (HR. Bukhari no.1145, Muslim no. 758)
2.
Ketika berbuka puasa
Waktu berbuka puasa
pun merupakan waktu yang penuh keberkahan, karena diwaktu ini manusia merasakan
salah satu kebahagiaan ibadah puasa, yaitu diperbolehkannya makan dan minum
setelah seharian menahannya, sebagaimana hadits: “Orang yang berpuasa memiliki 2 kebahagiaan: kebahagiaan ketika berbuka
puasa dan kebahagiaan ketika bertemu dengan Rabb-Nya kelak” (HR. Muslim, no.1151)
Keberkahan lain di
waktu berbuka puasa adalah dikabulkannya doa orang yang telah berpuasa,
sebagaimana sabda Rasulullah
Shallallahu'alaihi Wasallam: “Ada tiga
doa yang tidak tertolak. Doanya orang yang berpuasa ketika berbuka, doanya
pemimpin yang adil dan doanya orang yang terzhalimi” (HR. Tirmidzi no.2528,
dishahihkan Al Albani di Shahih At Tirmidzi)
3.
Ketika malam lailatul qadar
Malam lailatul qadar
adalah malam diturunkannya Al Qur'an. Malam ini lebih utama dari 1000 bulan.
Sebagaimana firmanAllah Ta'ala: “Malam
Lailatul Qadr lebih baik dari 1000 bulan” (QS. Al Qadr: 3)
Pada malam ini
dianjurkan memperbanyak ibadah termasuk memperbanyak doa. Sebagaimana yang
diceritakan oleh Ummul Mu'minin Aisyah Radhiallahu'anha: “Aku bertanya kepada
Rasulullah: Wahai Rasulullah, menurutmu apa yang sebaiknya aku ucapkan jika aku
menemukan malam Lailatul Qadar? Beliau bersabda: Berdoalah: Allahumma Innaka
'Afuwwun, Tuhibbul 'Afwa Fa'fu 'Anni ('Ya
Allah, sesungguhnya engkau Maha Pengampun dan menyukai sifat pemaaf, maka
ampunilah aku')”(HR. Tirmidzi, 3513,
ia berkata: “Hasan Shahih”)
Pada hadits ini Ummul
Mu'minin 'Aisyah Radhiallahu'anha meminta diajarkan ucapan yang sebaiknya
diamalkan ketika malam Lailatul Qadar. Namun ternyata Rasulullah
Shallallahu'alaihi Wasallam mengajarkan lafadz doa. Ini menunjukkan bahwa pada
malam Lailatul Qadar dianjurkan memperbanyak doa, terutama dengan lafadz yang
diajarkan tersebut.
4.
Ketika adzan berkumandang
Selain dianjurkan
untuk menjawab adzan dengan lafazh yang sama, saat adzan dikumandangkan pun
termasuk waktu yang mustajab untuk berdoa.
Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda: “Doa tidak tertolak pada dua waktu, atau minimal kecil kemungkinan
tertolaknya. Yaitu ketika adzan berkumandang dan saat perang berkecamuk, ketika
kedua kubu saling menyerang” (HR. Abu Daud, 2540, Ibnu Hajar Al Asqalani
dalam Nata-ijul Afkar, 1/369, berkata: “Hasan Shahih”)
5.
Di antara adzan dan iqamah
Waktu jeda antara
adzan dan iqamah adalah juga merupakan waktu yang dianjurkan untuk berdoa,
berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam: “Doa di antara adzan dan iqamah tidak tertolak” (HR. Tirmidzi, 212, ia berkata: “Hasan
Shahih”)
Dengan demikian
jelaslah bahwa amalan yang dianjurkan antara adzan dan iqamah adalah berdoa,
bukan shalawatan, atau membaca murattal dengan suara keras, misalnya dengan
menggunakan mikrofon. Selain tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam, amalan-amalan
tersebut dapat mengganggu orang yang berdzikir atau sedang shalat sunnah.
Padahal Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda: “Ketahuilah, kalian semua sedang bermunajat kepada Allah, maka janganlah
saling mengganggu satu sama lain. Janganlah kalian mengeraskan suara dalam
membaca Al Qur'an,’ atau beliau berkata, ‘Dalam shalat’,” (HR. Abu Daud
no.1332, dishahihkan oleh Ibnu Hajar Al Asqalani di Nata-ijul Afkar, 2/16).
6.
Ketika sedang sujud dalam shalat
Rasulullah
Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda: “Seorang
hamba berada paling dekat dengan Rabb-nya ialah ketika ia sedang bersujud. Maka
perbanyaklah berdoa ketika itu” (HR.
Muslim, no.482)
7.
Ketika sebelum salam pada shalat wajib
Rasulullah
Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda: “Ada
yang bertanya: Wahai Rasulullah, kapan doa kita didengar oleh Allah? Beliau
bersabda: “Diakhir malam dan diakhir shalat wajib” (HR. Tirmidzi, 3499)
Ibnu Qayyim Al
Jauziyyah dalam Zaadul Ma'ad (1/305) menjelaskan bahwa yang dimaksud 'akhir
shalat wajib' adalah sebelum salam. Dan tidak terdapat riwayat bahwa Nabi
Shallallahu'alaihi Wasallam dan para sahabat merutinkan berdoa meminta sesuatu
setelah salam pada shalat wajib. Ahli fiqih masa kini, Syaikh Ibnu Utsaimin
Rahimahullah berkata: “Apakah berdoa
setelah shalat itu disyariatkan atau tidak? Jawabannya: tidak disyariatkan.
Karena Allah Ta'ala berfirman: “Jika engkau selesai shalat, berdzikirlah” (QS. An Nisa: 103). Allah berfirman
'berdzikirlah', bukan 'berdoalah'. Maka setelah shalat bukanlah waktu untuk
berdoa, melainkan sebelum salam”
Namun sungguh
disayangkan kebanyakan kaum muslimin merutinkan berdoa meminta sesuatu setelah
salam pada shalat wajib yang sebenarnya tidak disyariatkan, kemudian justru
meninggalkan waktu-waktu mustajab yang disyariatkan yaitu diantara adzan dan
iqamah, ketika adzan, ketika sujud dan sebelum salam.
8.
Di hari Jum'at
Rasulullah
Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda: “Rasulullah
Shallallahu'alaihi Wasallam menyebutkan tentang hari Jumat kemudian beliau bersabda: 'Di dalamnya
terdapat waktu. Jika seorang muslim berdoa ketika itu, pasti diberikan apa yang
ia minta'. Lalu beliau mengisyaratkan dengan tangannya tentang sebentarnya
waktu tersebut” (HR. Bukhari 935,
Muslim 852 dari sahabat Abu Hurairah Radhiallahu'anhu)
Ibnu Hajar Al
Asqalani dalam Fathul Baari ketika menjelaskan hadits ini beliau menyebutkan 42
pendapat ulama tentang waktu yang dimaksud. Namun secara umum terdapat 4
pendapat yang kuat.
Pendapat
pertama, yaitu waktu sejak imam naik mimbar sampai
selesai shalat Jum'at, berdasarkan hadits: “Waktu
tersebut adalah ketika imam naik mimbar sampai shalat Jum'at selesai” (HR. Muslim, 853 dari sahabat Abu Musa Al
Asy'ari Radhiallahu'anhu).
Pendapat
kedua, yaitu setelah ashar sampai terbenamnya matahari.
Berdasarkan hadits: “Dalam 12 jam hari
Jum'at ada satu waktu, jika seorang muslim meminta sesuatu kepada Allah Azza Wa
Jalla pasti akan dikabulkan. Carilah waktu itu di waktu setelah ashar” (HR.
Abu Daud, no.1048 dari sahabat Jabir bin Abdillah Radhiallahu'anhu. Dishahihkan
Al Albani di Shahih Abi Daud).
Pendapat
ketiga, yaitu setelah ashar, namun diakhir-akhir hari
Jum'at. Pendapat ini didasari oleh riwayat dari Abi Salamah.
Pendapat
keempat, yang dikuatkan oleh Ibnu Hajar sendiri, yaitu
menggabungkan semua pendapat yang ada. Ibnu 'Abdil Barr berkata: “Dianjurkan
untuk bersungguh-sungguh dalam berdoa pada dua waktu yang disebutkan”. Dengan
demikian seseorang akan lebih memperbanyak doanya di hari Jum'at tidak pada
beberapa waktu tertentu saja. Pendapat ini dipilih oleh Imam Ahmad bin Hambal,
Ibnu 'Abdil Barr.
9.
Ketika turun hujan
Hujan adalah nikmat
Allah Ta'ala. Oleh karena itu tidak boleh mencelanya. Sebagian orang merasa
jengkel dengan turunnya hujan, padahal yang menurunkan hujan tidak lain adalah
Allah Ta'ala. Oleh karena itu, daripada tenggelam dalam rasa jengkel lebih baik
memanfaatkan waktu hujan untuk berdoa memohon apa yang diinginkan kepada Allah
Ta'ala: “Doa tidak tertolak pada 2 waktu,
yaitu ketika adzan berkumandang dan ketika hujan turun” (HR Al Hakim, 2534,
dishahihkan Al Albani di Shahih Al Jami', 3078)
10.
Hari Rabu antara Dzuhur dan Ashar
Sunnah ini belum
diketahui oleh kebanyakan kaum muslimin, yaitu dikabulkannya doa diantara
shalat Zhuhur dan Ashar dihari Rabu. Ini diceritakan oleh Jabir bin Abdillah
Radhiallahu'anhu: “Nabi shalallahu
‘alaihi wasalam berdoa di Masjid Al Fath 3 kali, yaitu hari Senin, Selasa dan
Rabu. Pada hari Rabu lah doanya dikabulkan, yaitu diantara dua shalat. Ini
diketahui dari kegembiraan di wajah beliau. Berkata Jabir : 'Tidaklah suatu
perkara penting yang berat pada saya kecuali saya memilih waktu ini untuk
berdoa,dan saya mendapati dikabulkannya doa saya'”
Dalam riwayat lain: “Pada hari Rabu lah doanya dikabulkan, yaitu
diantara shalat Zhuhur dan Ashar”
(HR. Ahmad, no.
14603, Al Haitsami dalam Majma Az Zawaid, 4/15, berkata: “Semua perawinya
tsiqah”, juga dishahihkan Al Albani di Shahih At Targhib, 1185)
11.
Ketika Hari Arafah
Hari Arafah adalah
hari ketika para jama'ah haji melakukan wukuf di Arafah, yaitu tanggal 9
Dzulhijjah. Pada hari tersebut dianjurkan memperbanyak doa, baik bagi jama'ah
haji maupun bagi seluruh kaum muslimin yang tidak sedang menunaikan ibadah
haji. Sebab Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda: “Doa yang terbaik adalah doa ketika hari
Arafah” (HR. At Tirmidzi, 3585. Di shahihkan Al Albani dalam Shahih At
Tirmidzi)
12.
Ketika Perang Berkecamuk
Salah satu keutamaan
pergi ke medan perang dalam rangka berjihad di jalan Allah adalah doa dari
orang yang berperang di jalan Allah ketika perang sedang berkecamuk, diijabah
oleh Allah Ta'ala. Dalilnya adalah hadits yang sudah disebutkan di atas: “Doa tidak tertolak pada dua waktu, atau
minimal kecil kemungkinan tertolaknya. Yaitu ketika adzan berkumandang dan saat
perang berkecamuk, ketika kedua kubu saling menyerang” (HR. Abu Daud, 2540,
Ibnu Hajar Al Asqalani dalam Nata-ijul Afkar, 1/369, berkata: “Hasan Shahih”)
13.
Ketika Meminum Air Zam-zam
Rasulullah
Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda: “Khasiat
Air Zam-zam itu sesuai niat peminumnya” (HR. Ibnu Majah, 2/1018.
Dishahihkan Al Albani dalam Shahih Ibni Majah, 2502)
Demikian uraian
mengenai waktu-waktu yang paling dianjurkan untuk berdoa. Mudah-mudahan Allah
Ta'ala mengabulkan doa-doa kita dan menerima amal ibadah kita.
0 komentar:
Posting Komentar