Di Barat,
tiap tanggal 1 April diperingati hari “April Mop.” Sedangkan di Indonesia, di
berbagai kota besar, tak jarang kaula muda Muslim latah mengikuti tradisi April
Mop. Pada hari itu, mereka diperbolehkan dan sah-sah saja menipu teman,
mengisengi kawan, ngerjain guru, ngusilin orang tua, membohongi saudara, atau
yang sejenisnya, di mana sang target tidak boleh marah atau emosi ketika sadar
bahwa dirinya telah menjadi sasaran April Mop. Biasanya, jika sang target April
Mop sudah sadar bahwa dirinya dijadikan target April Mop, mereka juga akan
tertawa atau minimal mengumpat sebal, tapi tidak akan marah sungguhan.
Seolah-olah
1 April adalah hari di mana keisengan dan kebohongan harus berjalan sempurna
dan akurat, zero tolerance bagi kesalahan. Jika berhasil ngisengin sang target,
maka yang didapat adalah rasa puas dan sensasi plong.
Kaula muda
Muslim itu latah dalam April Mop karena ikut-ikutan tradisi bule tanpa
mengkritisi apa hakikat April Mop yang di Barat lebih dikenal dengan “The
Aprils Fool Day” itu. Mereka begitu mudah meniru budaya bule karena suburnya
rasa rendah diri terhadap orang-orang bule. Minder terhadap orang bule ini
adalah sisa peninggalan penjajahan Belanda di Indonesia selama berabad-abad
lamanya, inlanderr, terhadap superioritas bangsa kulit putih.
Supaya
tidak latah dan tasyabbuh membebek budaya kafir, mari kita telah sejarah April
Mop berikut.
...Perayaan April Mop sesungguhnya
berawal dari satu tragedi yang sangat menyedihkan dan memilukan dalam episode
sejarah Muslim Spanyol tahun 1487...
SEJARAH APRIL MOP
Perayaan
April Mop yang selalu diakhiri dengan kegembiraan dan kepuasan itu sesungguhnya
berawal dari satu tragedi yang sangat menyedihkan dan memilukan. April Mop atau
The April’s Fool Day berawal dari satu episode sejarah Muslim Spanyol di
tanggal 1 April 1487. Sebelum sampai pada tragedi tersebut, ada baiknya
menengok sejarah Spanyol dahulu ketika masih di bawah kekuasaan Islam.
Sejak
dibebaskan Islam pada abad ke-9 M oleh Panglima Thariq bin Ziyad, Spanyol
berangsur-angsur tumbuh menjadi satu negeri yang makmur. Pasukan Islam tidak
saja berhenti di Spanyol, namun terus melakukan pembebasan di negeri-negeri
sekitar menuju Prancis. Prancis Selatan dengan mudah bisa dibebaskan. Kota
Carcassonne, Nimes, Bordeaux, Lyon, Poitou, Tours, dan sebagainya jatuh. Walau
sangat kuat, pasukan Islam masih memberikan toleransi kepada suku Got dan
Navarro di daerah sebelah Barat yang berupa pegunungan.
Islam telah
menerangi Spanyol. Karena sikap para penguasa Islam begitu baik dan rendah
hati, maka banyak orang-orang Spanyol yang kemudian dengan tulus dan ikhlas
memeluk Islam. Muslim Spanyol bukan hanya beragama Islam, namun mereka
sungguh-sungguh mempraktikkan kehidupan secara Islami. Mereka tidak hanya
membaca Al-Qur'an, tapi juga bertingkah laku berdasarkan Al-Qur'an. Mereka
selalu berkata tidak untuk musik, bir, pergaulan bebas, dan segala hal yang
dilarang Islam. Keadaan tenteram seperti itu berlangsung hampir enam abad
lamanya.
Selama itu
pula kaum kafir yang masih ada di sekeliling Spanyol tanpa kenal lelah terus
berupaya membersihkan Islam dari Spanyol, namun mereka selalu gagal. Telah
beberapa kali dicoba tapi selalu tidak berhasil. Dikirimlah sejumlah mata-mata
untuk mempelajari kelemahan umat Islam di Spanyol. Akhirnya mata-mata itu
menemukan cara untuk menaklukkan Islam di Spanyol, yakni pertama-tama harus
melemahkan iman mereka dulu dengan jalan serangan pemikiran dan budaya.
...cara untuk menaklukkan Islam di
Spanyol, yakni melemahkan iman mereka dulu dengan jalan serangan pemikiran dan
budaya. Maka mereka mengirim alkohol dan rokok secara gratis ke dalam wilayah
Spanyol...
Maka
mulailah secara diam-diam mereka mengirim alkohol dan rokok secara gratis ke
dalam wilayah Spanyol. Musik diperdengarkan untuk membujuk kaum mudanya agar
lebih suka bernyanyi dan menari ketimbang baca Al-Qur'an. Mereka juga mengirim
sejumlah ulama palsu yang kerjanya meniup-niupkan perpecahan di dalam tubuh
umat Islam Spanyol. Lama-kelamaan upaya ini membuahkan hasil.
Akhirnya
Spanyol jatuh dan bisa dikuasai pasukan Salib. Penyerangan oleh pasukan Salib
benar-benar dilakukan dengan kejam tanpa mengenal peri kemanusiaan. Tidak hanya
pasukan Islam yang dibantai, juga penduduk sipil, wanita, anak-anak kecil,
orang-orang tua, jompo, semuanya dihabisi secar sadis.
Satu
persatu daerah Spanyol jatuh, Granada adalah daerah terakhir yang ditaklukkan.
Penduduk-penduduk Islam di Spanyol –yang juga disebut orang Moor– terpaksa berlindung di dalam rumah untuk menyelamatkan
diri. Tentara-tentara Kristen terus mengejar mereka.
Ketika
jalan-jalan sudah sepi, tinggal menyisakan ribuan mayat yang bergelimpangan
bermandikan genangan darah, tentara Salib mengetahui bahwa banyak Muslim
Granada yang masih bersembunyi di rumah-rumah. Dengan lantang tentara Salib itu
meneriakkan pengumuman, bahwa para Muslim Granada bisa keluar dari rumah dengan
aman dan diperbolehkan berlayar keluar dari Spanyol dengan membawa
barang-barang keperluan mereka.
“Kapal-kapal
yang akan membawa kalian keluar dari Spanyol sudah kami persiapkan di
pelabuhan. Kami menjamin keselamatan kalian jika ingin keluar dari Spanyol.
Setelah ini kami tidak akan memberikan jaminan lagi,” demikian bujuk tentara
Salib.
Orang-orang
Islam masih curiga dengan tawaran ini. Beberapa orang Islam diperbolehkan
melihat sendiri kapal-kapal penumpang yang sudah dipersiapkan di pelabuhan
setelah benar-benar melihat ada kapal yang sudah dipersiapkan, maka mereka
segera bersiap untuk meninggalkan Granada bersama-sama menuju ke kapal-kapal
tersebut. Mereka pun bersiap untuk berlayar.
Keesokan
harinya, ribuan penduduk Muslim Granada yang keluar dari rumah-rumahnya dengan
membawa seluruh barang keperluannya beriringan jalan menuju ke pelabuhan.
Beberapa orang Islam yang tidak mempercayai tntara Salib bertahan dan terus
bersembunyi di rumah-rumah mereka. Setelah ribuan umat Islam Spanyol berkumpul
di pelabuhan, dengan cepat tentara Salib menggeledah rumah-rumah yang telah
ditinggalkan penghuninya. Lidah api terlihat menjilat-jilat angkasa ketika para
tentara Salib itu membakari rumah-rumah tersebut bersama orang-orang Islam yang
masih bertahan di dalamnya.
Sedang
ribuan umat Islam yang bertahan di pelabuhan hanya bisa terpana ketika tentara
Salib juga membakari kapal-kapal yang dijanjikan akan mengangkut mereka keluar
dari Spanyol. Kapal-kapal itu dengan cepat tenggelam. Ribuan umat Islam tidak
bisa berbuat apa-apa karena mereka sama sekali tidak bersenjata. Mereka juga
kebanyakan terdiri dari para perempuan dan anak-anak yang masih kecil. Sedang
tentara Salib itu telah mengepung dengan pedang terhunus.
Dengan satu
teriakan komando dari pemimpinnya, ribuan tentara Salib itu segera membantai
dan menghabisi umat Islam Spanyol tanpa perasaan belas kasihan. Jerit tangis
dan takbir membahana. Dengan buas tentara Salib terus membunuhi warga sipil
yang sama sekali tidak berdaya.
...Ribuan Muslim Spanyol di pelabuhan itu
habis dibunuh dengan sadis. Darah menggenang di mana-mana. Laut yang biru telah
berubah menjadi merah kehitam-hitaman. ...
Ribuan
Muslim Spanyol di pelabuhan itu habis dibunuh dengan sadis. Darah menggenang di
mana-mana. Laut yang biru telah berubah menjadi merah kehitam-hitaman. Tragedi
yang bertepatan dengan 1 April inilah
yang kemudian diperingati oleh dunia Kristen setiap tanggal 1 April sebagai
“April Mop” (The Aprils Fool Day).
Pada
tanggal 1 April, orang-orang diperbolehkan menipu dan berbohong kepada orang
lain. Bagi umat Kristiani, April Mop merupakan hari kemenangan atas dibunuhnya
ribuan umat Islam Spanyol oleh tentara Salib melalui cara yang licik, tipuan
dan dusta yang sadis. Sebab itu, mereka merayakan April Mop dengan cara
melegalkan penipuan dan kebohongan, walau dibungkus dengan dalih sekadar
hiburan atau keisengan belaka.
Bagi umat
Islam, April Mop tentu merupakan tragedi yang sangat menyedihkan. 1 April tahun
itu adalah hari di mana saudara-saudaranya seiman ditipu, disembelih, dibakar
dan dibantai oleh tentara Salibis di Granada, Spanyol. Sebab itu, terkutuklah
orang Islam yang ikut-ikutan merayakan
April Mop. Pantaskah orang-orang Islam itu ikut bergembira dan tertawa ria atas
tragedi tersebut?
...sampai hatikah kita latah merayakan
April Mop yang latar belakangnya adalah peringatan atas penipuan dan
pembantaian pasukan Salibis terhadap ribuan Muslim Spanyol...
Bagi kita
yang paham akan sejarah April Mop, sampai hatikah kita latah merayakan April
Mop yang latar belakangnya adalah peringatan atas penipuan dan pembantaian pasukan
Salibis terhadap ribuan Muslim Spanyol?
[taz/voa-islam]
Maraji':
Rizki Ridyasmara, Valentine Day, Natal, Happy New Year, April Mop, Halloween,
So Whatt?, Pustaka Al-Katutsar, Jakarta 2007.
Blog yang ajib Gus,,,semoga bermanfaat bagi umat.
BalasHapusSekalian Numpang Iklan ne,,
visited you site and im hoping that you can do the same.
BalasHapus