Senin, 02 April 2012

Inilah Rahasia Larisnya Tiket Konser ''SYETAN'' Lady Gaga


Al-Hamdulillah, segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada baginda Rasulillah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, keluarga dan para sahabatnya.


Lady Gaga direncakan akan menggelar konser di Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, pada 3 Juni mendatang. Walaupun Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyatakan haram terhadap konser tersebut dengan alasan di setiap aksi panggungnya Lady Gaga selalu berpenampilan seksi dan menampilkan aksi pornografi. Namun sebanyak 40 ribu tiket yang disediakan promotor Big Daddy ludes terjual. (Lihat: detikhot, Selasa, 20/03/2012)

Bagi praktisi dakwah, ini satu fenomena menyedihkan. Para ulama tidak lagi didengar petuah dan nasihatnya. Bahkan dalam urusan halal-haram, Jawaban MUI disamakan dengan jawaban para artis. Dan lebih parah lagi, komentar-komentar para artis diangkat untuk menghakimi fatwa MUI.

Satu contohnya, VIVANEWS, pada Jum'at 23 Maret 2012 mengangkat komentar Indah Dewi Pertiwi, penyanyi sekaligus fans Lady Gaga yang akan tetap menyaksikan konser Lady Gaga, "Mau harganya mahal tetap gue beli. Ya jangan sampai dicekal lah, keren Lady Gaga sampai konser di sini," tuturnya.

Rahasia Larisnya Tiket Konser Syetan Lady Gaga

Fenomena cukup miris, di mana banyak rakyat menjerit karena kemiskinan dan kesulitan hidup, sebagian anak negeri menghabiskan ratusan ribu hingga jutaan rupiah untuk berhura-hura menyaksikan tontonan haram Lady Gaga. Disebutkan 40 ribu tiket yang disedian telah ludes terjual jauh-jauh bulan. Padahal di sekitar banyak manusia yang membutuhkan uluran bantuan untuk mempertahankan hidup mereka. Sedikit manusia yang mau peduli dan ringan mengeluarkan infak membantu sesama. Padahal ini akan memberikan kebahagiaan hidup mereka di dunia maupun di akhirat.

Timbul pertanyaan, kenapa dalam acara-acara penuh maksiat manusia mudah mengeluarkan koceknya yang terbilang tidak sedikit?

Acara-acara maksiat dan tontonan haram seperti konser Lady Gaga termasuk bagian dari perbuatan buruk dan munkar. Sedangkan syetan, kerjanya menyuruh manusia  berbuat keji dan munkar, memotifasi dan menghiasinya.  

Allah Ta'ala berfirman,

وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ  إِنَّمَا يَأْمُرُكُمْ بِالسُّوءِ وَالْفَحْشَاءِ

"Dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah Syetan; karena sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu.Sesungguhnya Syetan itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui." (QS. Al-Baqarah: 168-169)

Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi dalam Aisar Tafasir mengatakan, ". . . Allah memberitahu kepada mereka (manusia), di mana Dia adalah Tuhan mereka, bahwa syetan tidaklah menyuruh mereka kecuali yang membahayakan badan dan ruhani mereka serta keburukan. ."

وَزَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطَانُ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

"Dan Syetan pun menampakkan kepada mereka kebagusan apa yang selalu mereka kerjakan." (QS. Al-An'am: 43)

Mengeluarkan kocek lebih untuk mendapatkan tiket konser "syetan" Lady Gaga yang terbilang mahal termasuk bagian dari tabzir, yakni menhambur-hamburkan atau menyia-nyiakan harta untuk kebatilan dan perbuatan maksiat. Dan perbuatan tabzir termasuk perbuatan kufur terhadap nikmat Allah Subhanahu wa Ta'ala yang menjadi amal rutin Syetan.

وَلَا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِرَبِّهِ كَفُورًا

"Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan setan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya." (QS. Al-Isra': 26-27)

Menurut Imam Qatadah, Tabzir (boros, menghambur-hamburkan atau menyia-nyiakan harta) berarti mengeluarkan biaya dalam kemaksiatan kepada Allah Ta'ala dan pada selain kebenaran (pada kebatilan), dan dalam perilaku merusak.

Ibnu Mas'ud Radhiyallahu 'Anhu menjelaskan makna tabzir dari ayat di atas, "Tabzir: berinfak bukan pada kebenaran." Ini pula pendapat yang dipilih Ibnu Abbas sebagaimana yang disebutkan Ibnu Katsir. 

Imam Mujahid berkata, "Kalau saja seseorang menginfakkan seluruh hartanya dalam kebenaran, maka ia bukan berbuat tabzir. Dan kalau saja ia menginfakkan satu mud yang bukan pada kebenaran, ia telah berbuat tabzir." (Lihat Tafsir Ibnu Katsir)

Sedangkan orang-orang yang berbuat tabzir itu menjadi teman syetan dalam perbuatan tabzirnya, kebodohan, meninggalkan ketaatan kepada Allah, dan melakukan perbuatan maksiat kepada-Nya. Karena tabiat syetan adalah menentang Allah dan mengingkari nikmat Allah kepadanya. Syetan juga tidak mengerjakan ketaatan kepada-Nya, bahkan sebaliknya ia terus berbuat maksiat kepada Allah dan menyalahi perintah-Nya.

Syaikh Al-Sa'di dalam tafsirnya menjelaskan, "Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan", karena syetan tidak menyeru (mengajak) kecuali kepada perilaku buruk, ia menyeru manusia untuk bakhil dan pelit. Jika manusia tidak mematuhinya, maka syetan menyeru untuk berbuat berlebihan dan menyia-nyiakan harta."

    . . syetan tidak menyeru (mengajak) kecuali kepada perilaku buruk, ia menyeru manusia untuk bakhil dan pelit. Jika manusia tidak mematuhinya, maka syetan menyeru untuk berbuat berlebihan dan menyia-nyiakan harta. . .

Akibat Buruk Perbuatan Tabzir

Syaikh Khalid bin Abdillah al-Mushlih, -guru besar bidang Fikih di fakultas Syariah, di Jami'ah al-Qashiim- menuturkan, bahwa perbuatan berlebihan dan tabzir adalah penyakit mematikan yang merusak umat dan masyarakat, menghancurkan harta dan kekayaan, ia menjadi sebab datangnya siksa dan musibah yang di dunia maupun di akhirat.

Beliau menambahkan, berlebihan (menghamburkan harta) menyebabkan pelakunya menjadi sombong di muka bumi. Karennaya Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, "Makan, minum, bersedekah, dan pakailah baju selama tidak disertai israf (berlebihan) dan kesombongan." (HR. Ahmad, al-Nasai, dan Ibnu Majah)

. . . berlebihan dan tabzir adalah penyakit mematikan yang merusak umat dan masyarakat, menghancurkan harta dan kekayaan, ia menjadi sebab datangnya siksa dan musibah yang di dunia maupun di akhirat. . .

Berat Berinfak Tapi Ringan Bermaksiat

Syetan senantiasa menghalangi manusia dari kebaikan dari menjalankan ketaatan, salah satunya dalam mengeluarkan infak. Syetan menakut-nakuti dengan kemiskinan agar manusia menjadi pelit dan tidak menginfakkan hartanya. Namun sebaliknya, dalam urusan kemaksiatan tidak demikian. Seseorang akan lebih ringan mengeluarkan hartanya untuk kemungkaran dan kemaksiatannya. Sebabnya, Syetan memotifasi, mendorong, dan menghiasi perbuatannya tersebut.  

Allah Ta'ala berfirman,

الشَّيْطَانُ يَعِدُكُمُ الْفَقْرَ وَيَأْمُرُكُمْ بِالْفَحْشَاءِ وَاللَّهُ يَعِدُكُمْ مَغْفِرَةً مِنْهُ وَفَضْلا وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ

"Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat buruk (kikir); sedang Allah menjanjikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui." (QS. Al-Baqarah: 168)

Ibnu Katsir berkata tentang firman Allah Ta'ala, " Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan", maksudnya: ia menakut-nakuti kalian dengan kefakiran supaya kalian tetap menggenggam tangan kalian, sehingga tidak menginfakkanya dalam keridhaan Allah.

"Dan menyuruh kamu berbuat buruk", maksudnya: bersama larangannya kepada kalian dari berinfak karena takut miskin, Syetan menyuruh kalian dengan kemaksiatan, perbuatan dosa, keharaman, dan menyalahi perintah al-Khallaq (pencipta; yakni Allah Ta'ala)."  

Al-Jazairi berkata dalam menafsirkan "Dan menyuruh kamu berbuat buruk": dia (Syetan) menyeru kalian untuk mengerjakan perbuatan buruk, di antaranya bakhil dan kikir. Karenanya Allah Ta'ala memperingatkan para hamba-Nya dari syetan dan godaannya, lalu mengabarkan bahwa Syetan menjanjikan dengan kefakiran, artinya: menakut-nakuti mereka dengan kemiskinan sehingga mereka tidak mengeluarkan zakat dan shadaqah. (sebaliknya) ia menyuruh mereka untuk berbuat buruk sehingga mengeluarkan harta mereka dalam keburukan dan kerusakan, serta bakhil mengeluarkannya untuk kebaikan dan kemaslahatan umum."

Nasihat dan Penutup

Perbuatan haram, maksiat dan kemungkaran diiringi rasa bangga pelakunya. Kenapa? Karena Syetan ikut serta mendorong, memotifasi dan menghiasi perbuatan buruk tersebut. Bahkan untuk mengeluarkan uang dalam jumlah besar, biasanya, pelakunya tidak merasa berat. Ini juga karena ada peran Syetan di dalamnya.

Berbeda dengan perbuatan baik dan amal shalih, Syetan senantiasa menghalangi dan menakut-nakuti hamba yang ingin mengerjakannya. Begitu juga untuk berinfak dalam kebaikan, syetan menakut-nakuti dengan kemiskinan. Sehingga beratlah orang untuk berinfak, jikapun tetap berinfak, -umumnya, kecuali orang yang dirahmati Allah- alokasi dana untuknya tidak sebanding yang dikeluarkan untuk kemaksiatannya.

Sebagai orang beriman akan akhirat, kita harus senantiasa ingat, bahwa setiap perbuatan kita ada pertanggungjawabannya di akhirat. Urusan uang termasuk di dalamnya. Seseorang akan ditanya oleh Tuhannya tentang hartanya, dari mana ia peroleh dan dalam hal apa ia gunakan? Karenanya siapa yang sudah terlanjur membeli tiket konser Haram Lady Gaga segeralah bertaubat kepada Allah sebelum kematian menghampiri Anda. Kembalikan itu tiket dan minta kembali uang Anda sebagai bentuk nyata penyesalan Anda. Semoga Allah melimpahkan hidayah-Nya kepada kita semua, Amiin.

Sumber : [voa-islam]
Oleh: Badrul Tamam
Red : Fajar Iswanto

0 komentar:

Posting Komentar