Alhamdulillah, segala puji bagi Allah.
Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah Shallallahu 'Alaihi
Wasallam, keluarga dan para sahabatnya.
Saudaraku Topan yang dirahmati Allah,
kami turut berbela sungkawa atas apa yang Anda alami. Semoga Allah melimpahkan
kesabaran kepada Anda sehingga dengan penuh keridhaan menerima ketetapan
takdir-Nya. Tidak lupa kami berpesan untuk selalu berharap pahala dari Allah
atas musibah ini.
Kami ikut mendoakan Istri Anda yang
shalihah, semoga Allah mengampuni dan merahmatinya, juga menerima amal-amalnya.
Kami berhusnudzan sebagaimana yang Anda tuturkan, dia termasuk wanita yang
mendapat kabar gembira melalui sabda Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam,
أَيُّمَا امْرَأَةٍ مَاتَتْ وَزَوْجُهَا عَنْهَا رَاضٍ
دَخَلَتْ الْجَنَّةَ
"Siapa wanita (mukminah) yang
meninggal dunia sementara suaminya ridha kepadanya, ia pasti masuk surga."
(HR. Al-Tirmizi dan Ibnu Majah, dari
Ummu Salamah yang mendengar langsung dari lisan baginda Rasulillah Shallallahu
'Alaihi Wasallam)
Dan satu hal yang menggembirakan,
wafatnya istri Anda dalam kondisi hamil dan melahirkan. Terdapat sebuah hadits
yang menyebutkan bahwa seorang wanita yang meninggal dunia saat melahirkan akan
mendapatkan pahala orang mati syahid, sebagaimana yang disabdakan oleh Nabi Shallallaahu
'Alaihi Wasallam,
الشُّهَدَاءُ سَبْعَةٌ سِوَى
الْقَتْلِ فِي
سَبِيلِ اللَّهِ : الْمَطْعُونُ شَهِيدٌ ،
وَالْغَرِقُ شَهِيدٌ ،
وَصَاحِبُ ذَاتِ
الْجَنْبِ شَهِيدٌ، وَالْمَبْطُونُ شَهِيدٌ ،
وَالْحَرِقُ شَهِيدٌ ،
وَالَّذِي يَمُوتُ تَحْتَ الْهَدْمِ شَهِيدٌ ،
وَالْمَرْأَةُ تَمُوتُ بِجُمْعٍ شَهِيد .
“Syuhada’ (orang-orang mati syahid)
yang selain terbunuh di jalan Allah itu ada tujuh: Korban wabah tha’un adalah
syahid, mati tenggelam adalah syahid, penderita penyakit lambung (semacam
liver) adalah syahid, mati karena penyakit perut adalah syahid, korban
kebakaran adalah syahid, yang mati tertimpa reruntuhan adalah syahid, dan
seorang wanita yang meninggal karena melahirkan adalah syahid.” (HR. Malik, Ahmad, Abu Dawud, dan al-nasai,
juga Ibnu Majah. Berkata Syu’aib Al Arnauth: hadits shahih).
Ibnu Baththal rahimahullah berkata,
“Adapun wanita yang meninggal bijum’in (karena melahirkan),” di dalamnya
terdapat dua pendapat:
Pertama, wanita yang meninggal
karena melahirkan sedangkan anaknya yang berada di perutnya telah sempurna
penciptaannya. Dikatakan juga: Apabila dia meninggal ketika nifas maka dia
syahid, baik dia telah mengeluarkan anaknya lalu meninggal atau dia meninggal
sementara anaknya masih berada di perutnya.
Kedua, adalah wanita yang
meninggal masih perawan, sebelum ia mulai menstruasi tersentuh laki-laki. Dan
pendapat pertama lebih masyhur secara bahasa.
Imam al-Qurthubi rahimahullah berkata
dalam Al-Mufhim: "Adapun ‘wanita yang meninggal bijum’in (karena
melahirkan),’ dikatakan: dengan didhammahkan Jim dan dikasrahkannya, yaitu
wanita yang meninggal dalam kondisi hamil, sementara anaknya masih ada di
perutnya. Dikatakan: Dia adalah wanita yang meninggal dalam nifasnya dan karena
nifas. Dikatakan juga: Yaitu wanita yang meninggal masih perawan dan belum
dipecahkan keperawanannya. Dikatakan juga: Perawan yang belum dinikahi.
Sedangkan pendapat pertama yang lebih baik dan lebih jelas." Wallahu
Ta’ala a’lam.
Imam al-Nawawi rahimahullah berkata,
“Adapun 'wanita yang meninggal bijum’in (karena melahirkan),’ -dengan
mendhammahkan jim, menfathahkan dan menkasrahkannya, sedangkan dengan
dhummah yang lebih masyhur- dikatakan: Wanita yang meninggal dalam kondisi
hamil bersama anaknya yang masih di perutnya. Dikatakan juga: Dia adalah wanita
perawan, sedangkan yang shahih adalah yang pertama.”
Maka sekarang kewajiban Anda untuk
menjaga dan meningkatkan iman dan takwa agar mendapatkan husnul khatimah saat
tiba ajal. Karena untuk mencapainya membutuhkan kesungguhan dengan menjaga dan
meningkatkan iman dan takwa, lalu berdoa kepada Allah Ta'ala agar diteguhkan.
Jika demikian maka diharapkan Anda akan bisa berjumpa dengan istri Anda di
surga.
Sepasangan suami-istri, jika keduanya
benar-benar shalih di sisi Allah, maka ada harapan bisa bersama lagi di surga.
Ini seperti yang Allah firmankan,
وَالَّذِينَ صَبَرُوا ابْتِغَاءَ وَجْهِ رَبِّهِمْ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَأَنْفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلَانِيَةً وَيَدْرَءُونَ بِالْحَسَنَةِ السَّيِّئَةَ أُولَئِكَ لَهُمْ عُقْبَى الدَّارِ جَنَّاتُ عَدْنٍ يَدْخُلُونَهَا وَمَنْ صَلَحَ مِنْ
آَبَائِهِمْ وَأَزْوَاجِهِمْ وَذُرِّيَّاتِهِمْ
"Dan orang-orang yang sabar
karena mencari keridaan Tuhannya, mendirikan salat, dan menafkahkan sebagian
rezeki yang Kami berikan kepada mereka, secara sembunyi atau terang-terangan
serta menolak kejahatan dengan kebaikan; orang-orang itulah yang mendapat
tempat kesudahan (yang baik), (Yaitu) surga Adn yang mereka masuk ke dalamnya
bersama-sama dengan orang-orang yang saleh dari bapak-bapaknya, istri-istrinya
dan anak cucunya,. . " (QS.
Al-Ra'd: 22-23)
Makna al-Shalah dalam وَمَنْ صَلَحَ (bersama-sama
dengan orang-orang yang saleh) adalah iman dan amal shalih, (dinukil dari
Aisar Tafasir, Abu Bakar Jabir al-Jazairi).
Imam al-Thabari berkata tentang
orang-orang shalih yang akan membersamainya di surga adalah: Shalih iman mereka
kepada Allah dan ikutnya mereka kepada perintah Allah dan Rasul-Nya 'Alaihi
Salam. Ini sebagaimana yang dikatakan Mujahid tentang firman Allah: (ومن صلح من آبائهم) : Orang yang
beriman di dunia. Dalam redaksi lain: orang beriman dari bapak-bapak mereka,
istri-istri mereka, dan keturunan mereka.
Semoga Allah menyatukan kembali cinta
Anda berdua di surga. Memudahkan Anda dalam menggapai surga-Nya sehingga bisa
berkumpul bersama istri dan anak Anda di sana. Wallahu Ta'ala A'lam.
Sumber : [voa-islam.com]
Oleh: Ust. Badrul Tamam
Red : Fajar
0 komentar:
Posting Komentar