Al-Hamdulillah,
segala puji bagi Allah yang dari-Nya semua nikmat berasal. Shalawat dan salam
semoga terlimpah dan tercurah kepada baginda Rasulillah Muhammad Shallallahu
'Alaihi Wasallam, beserta keluarga dan para sahabatnya.
Sobat, ketahuilah
bahwa hati adalah ibarat sebuah benteng. Setan sebagai musuh kita selalu ingin
memasuki benteng tersebut. Setan senantiasa ingin memiliki dan menguasai
benteng itu. Tidak mungkin benteng tersebut bisa terjaga selain adanya
penjagaan yang ketat pada pintu-pintunya. Pintu-pintu tersebut tidak bisa
terjaga kecuali jika seseorang mengetahui pintu-pintu tadi. Setan tidak bisa
terusir dari pintu tersebut kecuali jika seseorang mengetahui cara setan
memasukinya. Cara setan untuk masuk dan apa saja pintu-pintu tadi adalah sifat
seorang hamba dan jumlahnya amatlah banyak. Pada saat ini kami akan menunjukkan
pintu-pintu tersebut yang merupakan pintu terbesar yang setan biasa
memasukinya. Semoga Allah memberikan kita pemahaman dalam permasalah ini.
Pintu
pertama:
Ini adalah pintu
terbesar yang akan dimasuki setan yaitu hasad (dengki) dan tamak. Jika
seseorang begitu tamak pada sesuatu, ketamakan tersebut akan membutakan,
membuat tuli dan menggelapkan cahaya kebenaran, sehingga orang seperti ini
tidak lagi mengenal jalan masuknya setan. Begitu pula jika seseorang memiliki
sifat hasad, setan akan menghias-hiasi sesuatu seolah-olah menjadi baik
sehingga disukai oleh syahwat padahal hal tersebut adalah sesuatu yang mungkar.
Pintu
kedua:
Ini juga adalah pintu
terbesar yaitu marah. Ketahuilah, marah dapat merusak akal. Jika akal lemah,
pada saat ini tentara setan akan melakukan serangan dan mereka akan
menertawakan manusia. Jika kondisi kita seperti ini, minta perlindunganlah pada
Allah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إذا غضب الرجل فقال : أعوذ
بالله سكن غضبه
Jika
seseorang marah, lalu dia mengatakan: a’udzu billah (aku berlindung pada
Allah), maka akan redamlah marahnya.” (As Silsilah Ash
Shohihah no. 1376. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shohih)
Pintu
ketiga:
Yaitu sangat suka
menghias-hiasi tempat tinggal, pakaian dan segala perabot yang ada. Orang
seperti ini sungguh akan sangat merugi karena umurnya hanya dihabiskan untuk
tujuan ini.
Pintu
keempat:
Yaitu kenyang karena
telah menyantap banyak makanan. Keadaan seperti ini akan menguatkan syahwat dan
melemahkan untuk melakukan ketaatan pada Allah. Kerugian lainnya akan dia
dapatkan di akhirat sebagaimana dalam hadits:
فَإِنَّ أَكْثَرَهُمْ شِبَعًا فِى الدُّنْيَا أَطْوَلُهُمْ جُوعًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Sesungguhnya
orang yang lebih sering kenyang di dunia, dialah yang akan sering lapar di hari
kiamat nanti.” (HR. Tirmidzi. Dalam As Silsilah
Ash Shohihah, Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shohih)
Pintu
kelima:
Yaitu tamak pada
orang lain. Jika seseorang memiliki sifat seperti ini, maka dia akan
berlebih-lebihan memuji orang tersebut padahal orang itu tidak memiliki sifat
seperti yang ada pada pujiannya. Akhirnya, dia akan mencari muka di hadapannya,
tidak mau memerintahkan orang yang disanjung tadi pada kebajikan dan tidak mau
melarangnya dari kemungkaran.
Pinta
keenam:
Yaitu sifat selalu
tergesa-gesa dan tidak mau bersabar untuk perlahan-lahan. Padahal terdapat
sebuah hadits dari Anas, di mana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
التَّأَنيِّ مِنَ اللهِ وَ العُجْلَةُ مِنَ الشَّيْطَانِ
Sifat
perlahan-lahan (sabar) berasal dari Allah. Sedangkan sifat ingin tergesa-gesa
itu berasal dari setan.” (Hadits ini diriwayatkan oleh
Abu Ya’la dalam musnadnya dan Baihaqi dalam Sunanul Qubro. Syaikh Al Albani
dalam Al Jami’ Ash Shoghir mengatakan bahwa hadits ini hasan)
Pintu
ketujuh:
Yaitu cinta harta.
Sifat seperti ini akan membuat berusaha mencari harta bagaimana pun caranya.
Sifat ini akan membuat seseorang menjadi bakhil (kikir), takut miskin dan tidak
mau melakukan kewajiban yang berkaitan dengan harta.
Pintu
kedelapan:
Yaitu mengajak orang
awam supaya ta’ashub (fanatik) pada madzhab atau golongan tertentu, tidak mau
beramal selain dari yang diajarkan dalam madzhab atau golongannya.
Pintu
kesembilan:
Yaitu mengajak orang
awam untuk memikirkan hakekat (kaifiyah) dzat dan sifat Allah yang sulit
digapai oleh akal mereka sehingga membuat mereka menjadi ragu dalam masalah
paling urgen dalam agama ini yaitu masalah aqidah.
Pintu
kesepuluh:
Yaitu selalu berburuk
sangka terhadap muslim lainnya. Jika seseorang selalu berburuk sangka
(bersu’uzhon) pada muslim lainnya, pasti dia akan selalu merendahkannya dan
selalu merasa lebih baik darinya. Seharusnya seorang mukmin selalu mencari
udzur dari saudaranya.
Berbeda dengan orang munafik yang selalu mencari-cari
‘aib orang lain.
Semoga kita dapat
mengetahui pintu-pintu ini dan semoga kita diberi taufik oleh Allah untuk
menjauhinya.
0 komentar:
Posting Komentar