Al-Hamdulillah,
segala puji bagi Allah yang dari-Nya semua nikmat berasal. Shalawat dan salam
semoga terlimpah dan tercurah kepada baginda Rasulillah Muhammad Shallallahu
'Alaihi Wasallam, beserta keluarga dan para sahabatnya.
Saudaraku yang semoga
dirahmati Allah. Sungguh persahabatan merupakan suatu karunia dari Allah
Ta’ala. Sebagaimana firman Allah yang artinya,
“Lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara”
(Ali Imron : 103).
Ini adalah nikmat
Allah yang sangat agung. Maka seharusnya kita menjaganya dengan memperhatikan
hak-hak di antara sahabat. Pembahasan berikut, berisi sebagian hak-hak
persahabatan yang seharusnya diperhatikan oleh orang-orang yang mengikat tali
tersebut.
Bersahabatlah
karena Allah
Ingatlah wahai
saudaraku -semoga Allah menunujuki kita untuk taat kepada-Nya-, bahwa tujuan
kita bersahabat adalah senantiasa untuk mengaharap ridho Allah Ta'ala. Dan
janganlah sekali-kali persahabatan tersebut dijadikan untuk mendapatkan
kepentingan dunia semata.
Persahabatan yang
dilandaskan saling cinta karena Allah itulah yang akan mendapatkan manisnya
iman, sebagaimana
Rasulullah
shollallohu 'alaihi wa sallam bersabda yang artinya,"Ada tiga perkara yang apabila seseorang memilikinya akan mendapatkan
manisnya iman, yaitu Allah dan Rosul-Nya lebih dia cintai daripada selain
keduanya, dia mencintai seseorang tidaklah dia mencintainya kecuali karena
Allah, dan dia tidak suka kembali kepada kekufuran setelah Allah membebaskan
darinya sebagaimana ia tidak suka dilemparkan ke dalam api." (HR. Bukhari)
Di samping itu,
persahabatan seperti inilah yang akan kekal hingga hari kiamat nanti,
sebagaimana Allah Ta'ala berfirman yang artinya,
"Teman-teman akrab pada hari (kiamat) nanti sebagiannya menjadi
musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa."(QS. Az Zukhruf : 67).
Imam Ibnu Katsir
rohimahulloh mengatakan bahwa setiap persahabatan yang dilandasi cinta karena
selain Allah, maka pada hari kiamat nanti akan kembali dalam keadaan saling
bermusuhan. Kecuali persahabatannya dilandasi cinta karena Allah ‘azza wa
jalla, inilah yang kekal selamanya. (Tafsir Ibnu Katsir)
Maka perhatikanlah
wahai saudaraku, sudah benarkah niat kita dalam bersahabat?! Apakah
persahabatan tersebut hanya untuk menyelesaikan urusan duniawi semata?!!
Setelah urusan tersebut selesai, kita meninggalkan sahabat kita!! Ingatlah,
persahabatan yang benar adalah persahabatan yang dilandasi cinta karena Allah,
yaitu seseorang mencintai sahabatnya karena tauhid yang dia miliki, pengagungan
dia kepada Allah, dan semangatnya dalam mengikuti sunnah Nabi shollallohu
'alaihi wa sallam.
Berbuat
Itsar-lah pada Sahabatmu
Di antara hak
terhadap sesama yang dianjurkan adalah mendahulukan sahabatnya dalam segala
keperluan (baca : itsar) dan perbuatan ini dianjurkan (mustahab).
Perhatikanlah firman
Allah Ta'ala yang artinya,
"Dan mereka mengutamakan (orang-orang
Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan"
(QS. Al Hasyr : 9).
Kaum Anshor yang
terlebih dahulu menempati kota Madinah, mereka mendahulukan saudara mereka dari
kaum Muhajirin dalam segala keperluan, padahal mereka sendiri membutuhkannya.
Sungguh sangat
menakjubkan, seorang sahabat Anshor yang memiliki dua istri ingin menceraikan
salah satu istrinya. Kemudian setelah masa 'iddahnya berakhir dia ingin
menikahkannya dengan sahabatnya dari kaum muhajirin. Adakah bentuk itsar yang
lebih daripada ini?!! (Aysarut Tafaasir, Syaikh Abu Bakr Jabir Al Jazairi)
Perbuatan itsar ini
hanya berlaku untuk urusan duniawi (seperti mendahulukan saudara kita dalam
makan dan minum). Sedangkan dalam masalah ketaatan (perkara ibadah), perbuatan
ini terlarang. Karena maksud dari ibadah adalah pengagungan kepada Allah
Ta’ala. Maka barangsiapa yang mendahulukan saudaranya dalam hal ini, berarti
dia telah meninggalkan pengagungan terhadap Allah Ta’ala yang dia sembah. Oleh
karena itu, kita tidak diperbolehkan mendahulukan saudara kita (itsar) untuk
menempati shaf pertama dalam sholat berjama’ah, sedangkan kita di shaf
belakang. (Lihat Al Wajiz fii Iidhohi Qowa’id Al Fiqhi Al Kulliyati)
Bantulah
Sahabatmu yang Berada dalam Kesulitan
Misalnya ada saudara
kita yang membutuhkan bantuan pinjaman uang. Maka berusahalah untuk menolongnya
dengan memberi pinjaman hutang padanya. Karena pemberian hutang yang pertama
kali merupakan kebaikan. Sedangkan pemberian hutang kedua kalinya adalah
sedekah. Sebagaimana dalam hadits riwayat Ibnu Majah, Rasulullah shollallohu
'alaihi wa sallam bersabda yang artinya,"Barangsiapa yang memberi hutang kepada saudaranya kedua kalinya, maka
dia seperti bersedekah padanya.”
Jagalah
Kehormatan Sahabatmu
Wahai saudaraku,
jagalah kehormatan sahabatmu, karena Rasulullah shollallohu 'alaihi wa sallam
bersabda pada khutbah ketika haji Wada' yang artinya,
"Sesungguhnya darah kalian, harta kalian, dan
kehormatan kalian adalah haram." (HR.
Bukhari, Muslim, dan lainnya).
Di antara bentuk
menjaga kehormatan saudara kita adalah menjaga rahasianya yang khusus
diceritakan pada kita. Rahasia tersebut adalah amanah dan kita diperintahkan
oleh Allah untuk selalu menjaga amanah. Rasulullah shollallohu 'alaihi wa
sallam bersabda yang artinya,
"Apabila seseorang membicarakan sesuatu
padamu, kemudian dia menoleh kanan kiri, maka itu adalah amanah."(HR. Abu Daud dalam sunannya). Perbuatan
seperti ini saja dilarang, apalagi jika sahabatmu tersebut memintamu untuk
tidak menceritakannya pada orang lain. Maka yang demikian jelas lebih
terlarang. (Huququl Ukhuwah, Syaikh Sholeh Alu Syaikh).
Semoga dengan
mengamalkan hak-hak ini, kita akan menjadi orang-orang yang akan mendapatkan
naungan Allah di akherat kelak, di mana tidak ada naungan kecuali naungan-Nya.
Amin.
0 komentar:
Posting Komentar