Alhamdulillah. Kita
panjatkan segala puji pada Allah dan kita meminta pertolonganNya. Seraya
memohon ampun dan meminta perlindunganNya dari segala keburukan jiwa dan dari
kejelekan amaliah. Barangsiapa yang telah Allah tunjukkan jalan baginya, maka
tiada yang bisa menyesatkannya. Dan barang siapa yang telah Allah sesatkan
jalannya, maka tiada yang bisa memberinya petunjuk. Ya Allah limpahkanlah
salawat dan salam bagi Muhammad saw berserta keluarga dan sahabat-sahabatnya,
semuanya.
Pada sebuah
kesempatan, Syaikh Masyhur Hasan Salman hafizhahullah ditanya, “Ada seorang
pemuda, ia mampu bekerja tapi enggan bekerja. Apa pendapat anda?”
Beliau menjawab:
Pendapatku sama
dengan pendapat Ibnu Mas'ud radhiallahu'anhu,
أرى الشاب فيعجبني فأسأل عن عمله فيقولون لا يعمل فيسقط من عيني
“Aku melihat seorang pemuda, ia membuatku kagum. Lalu aku bertanya
kepada orang-orang mengenai pekerjaannya. Mereka mengatakan bahwa ia tidak
bekerja. Seketika itu pemuda tersebut jatuh martabatnya di mataku”
Rasulullah
shallallahu'alaihi wasallam juga bersabda,
إن أطيب كسب الرجل من يده
“Pendapatan
yang terbaik dari seseorang adalah hasil jerih payah tangannya”
Dan Rasulullah
shallallahu'alaihi wasallam pernah melihat seorang lelaki yang kulit tangannya
kasar, beliau bersabda,
هذه يد يحبها الله ورسوله
“Tangan ini
dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya”
Beliau juga bersabda,
إذا قامت القيامة وفي يد أحدكم فسيلة فليغرسها
“Jika qiamat telah datang, dan ketika itu
kalian memiliki cangkokan tanaman, tanamlah!”
Beliau juga bersabda,
كفى بالمرء إثماً أن يضيع من يعول
“Seseorang
itu sudah cukup dikatakan sebagai pendosa jika ia menelantarkan orang-orang
yang menjadi tanggungannya”
Jika seseorang duduk
di masjid menyibukkan diri dalam urusan agama, menuntut ilmu agama atau
beribadah namun menelantarkan orang yang menjadi tanggungannya, ia adalah
seorang pendosa. Ia tidak paham bahwa bekerja untuk menjaga iffah dirinya,
istrinya dan anak-anaknya adalah ibadah. Terdapat hadits shahih dari Rasulullah
shallallahu'alaihi wasallam,
الساعي على الأرملة والمسكين كالمجاهد في سبيل الله
“Petugas pengantar shadaqah untuk janda dan orang miskin bagaikan
mujahid di jalan Allah”
Al Baihaqi dalam kitabnya,
Syu'abul Iman, membawakan sebuah riwayat dari Umar radhiyallahu'anhu:
يا معشر القراء (أي العباد) ارفعوا رؤوسكم، ما أوضح الطريق، فاستبقوا الخيرات، ولا تكونوا كلاً على المسلمين
“Wahai para pembaca Qur'an (yaitu ahli ibadah), angkatlah kepada kalian,
sehingga teranglah jalan. Lalu berlombalah dalam kebaikan. Dan janganlah
menjadi beban bagi kaum muslimin”
Dan janganlah menjadi
beban bagi orang lain. Muhammad bin Tsaur menceritakan, suatu ketika Sufyan Ats
Tsauri melewati kami yang sedang berbincang di masjidil haram. Ia bertanya:
'Kalian sedang membicarakan apa?'. Kami berkata: 'Kami sedang berbincang
tentang mengapa kita perlu bekerja?'. Beliau berkata:
اطلبوا من فضل الله ولا تكونوا عيالاً على المسلمين
“Carilah
rezeki dari Allah dan janganlah menjadi beban bagi kaum muslimin”.
Pada kesempatan lain,
Sufyan Ats Tsauri sedang sibuk mengurus hartanya. Lalu datanglah seorang
penuntut ilmu menanyakan sebuah permasalahan kepadanya, padahal beliau sedang
sibuk berjual-beli. Orang tadi pun lalu memaparkan pertanyaannya. Sufyan Ats
Tsauri lalu berkata: 'Wahai anda, tolong diam, karena konsentrasiku sedang
tertuju pada dirhamku, dan ia bisa saja hilang (rugi)'. Beliau pun biasa
mengatakan,
لو هذه الضيعة لتمندل لي الملوك
“Jika
dirham-dirham ini hilang, sungguh para raja akan memanjakan diriku”
Ayyub As Sikhtiani berkata:
الزم سوقك فإنك لا تزال كريماً مالم تحتج إلى أحد
“Konsistenlah
pada usaha dagangmu, karena engkau akan tetap mulia selama tidak berrgantung
pada orang lain”
Agama kita tidak mengajak untuk miskin. Ali
radhiallahu'anhu berkata:
لو كان الفقر رجلاً لقتلته
“Andaikan
kefaqiran itu berwujud seorang manusia, sungguh akan aku bunuh ia”
Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam juga
berdoa,
“Ya Allah, aku berlindung kepadamu
dari kekafiran dan kefaqiran”
Maka wajib bagi
setiap muslim untuk bekerja, berusaha, bersungguh-sungguh dan tidak
menelantarkan orang yang menjadi tanggungannya. Orang yang hanya duduk diam, ia
bukanlah mutawakkil (orang yang tawakal), melainkan ia adalah mutawaakil (orang
yang pura-pura tawakkal). Ini adalah kemalasan.
Manusia diciptakan di
dunia agar mereka dapat bekerja, berusaha dan bersungguh-sungguh. Para nabi pun
bekerja, Abu Bakar radhiallahu'anhu pun berdagang. Orang yang berpendirian
bahwa duduk diam tanpa bekerja adalah tawakkal, kemungkinan pertama ia memiliki
pemahaman agama yang salah, atau
kemungkinan kedua ia adalah orang malas yang gemar mempercayakan
urusannya pada orang lain.
Kepada orang yang
demikian kami nasehatkan, perbaikilah niat anda dan carilah penghasilan yang
halal, bertaqwalah kepada Allah dan tetap berada dalam ketaatan. Bersemangatlah
untuk menghadiri perkumpulan penuntut ilmu dan menghadiri majelis ilmu dengan
tanpa menelantarkan orang yang menjadi tanggungan anda. Orang yang inginnya
meminta-meminta dari orang lain, Allah akan membukakan baginya pintu kefaqiran.
Orang yang bekerja, dialah orang yang kaya. Karena kekayaan hakiki bukanlah
harta, melainkan kekayaan jiwa. Orang yang kaya jiwanya tidak gemar meminta-minta
kepada orang lain.
Semoga Allah Ta'ala
memberi kita taufiq agar menjalankan apa yang Allah cintai dan ridhai.
0 komentar:
Posting Komentar