Sabtu, 19 Mei 2012

Keistimewaan dan Amalan-amalan di bulan Rajab (Bag. 2)


Al-Hamdulillah, segala puji bagi Allah yang dari-Nya semua nikmat berasal. Shalawat dan salam semoga terlimpah dan tercurah kepada baginda Rasulillah Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam, beserta keluarga dan para sahabatnya.

Bulan Rajab, termasuk di antara bulan yang sangat dimuliakan oleh Alloh. Bahkan, menurut sebagian Syafi’iyyah, ia merupakan bulan paling mulia dibandingkan dengan bulan-bulan haram lainnya.

Oleh karena bulan ini bulan yang sangat mulia, maka apapun kebaikan yan dilakukan di dalamnya tentu pahalanya akan sangat berlipat dan besar dibandingkan bulan-bulan lainnya, selain Ramadhan.

Untuk itu, para ulama sejak dahulu sangat concern untuk betul-betul mengisi bulan penuh berkah ini dengan ritual ibadah yang sangat beraneka ragam, mulai dari shalat, puasa, sedekah, membaca al-Qur’an, silaturahim, membantu sesama, sampai pelaksanaan umrah. Berikut ini, di antara amalan penting yang sebaiknya dilakukan dalam rangka mengisi bulan Rajab, bulan penuh berkah dan bulan penuh kebaikan.


1. Berdoalah agar diberkahi pada bulan Sya'ban dan dapat mengikuti bulan Romadhon

Di antara amalan yang biasa dilakukan oleh Rosululloh saw pada bulan Rajab, adalah berdoa agar diberi keberkahan untuk bulan Rajab dan Sya’ban, serta agar dapat dipertemukan dengan bulan Romadhon. Doa yang biasa dilafalkan Rosululloh saw adalah:

اَللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِى رَجَبَ وَشَعْبَانَ, وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ

Allahumma baarik lanaa fi rojab wa sya'ban, wa ballignaa romadhan

Artinya: "Ya Alloh, berkahilah kami di bulan Rajab, juga di bulan Sya'ban ini serta sampaikanlah usia kami ke bulan Ramadhan".

Hal ini sebagaimana disebutkan dalam hadits berikut ini:

عن أنس بن مالك قال: كان النبي صلى الله عليه وسلم إذا دخل رجب قال: ((اللهم بارك لنا فى رجب وشعبان, وبلغنا رمضان)) [رواه أحمد والطبرانى والبزار]

Artinya: "Anas bin Malik berkata: "Adalah Rosululloh saw apabila beliau memasuki bulan Rajab, beliau suka berdoa: "Allohumma baarik lanaa fi rajab wa sya'ban, wa ballignaa ramadhan (Ya Alloh, berkahilah kami di bulan Rajab ini, juga di bulan Sya'ban ini serta sampaikanlah usia kami ke bulan Ramadhan)" (HR. Ahmad, Thabrani dan al-Bazzar).

Menurut Imam Abdul Ghani bin Ismail an-Nablusi dalam bukunya, Fadhail al-Ayyaam was-Syuhuur (hal 29) mengatakan, bahwa hadits ini diriwayatkan juga oleh Imam ad-Dailami dalam Musnad al-Firdaus nya, diriwayatkan melalui tiga jalan dari Anas bin Malik. Dan hadits-hadits yang ada dalam kitab Musnad al-Firdaus adalah hadits-hadits dhaif, akan tetapi dapat dilakukan dan diamalkan selama berkaitan dengan bab keutamaan amal perbuatan, Fadhailul Amal.

Imam Nawawi pun dalam pendahuluan Syarah Muslim nya menegaskan, bahwa hadits Dhaif dapat dipakai dalam bab keutamaan amal perbuatan (bab Fadhailul a'maal).
Doa di atas sebaiknya dibaca berulang kali ketika kita memasuki bulan Rajab dan Sya'ban. Semakin banyak membacanya, tentu semakin besar pahalanya. Keberkahan di bulan Rajab, keberkahan di bulan Sya'ban, dan dapat menjumpai bulan Romadhon, merupakan tiga hal yang sangat diharapkan oleh seluruh ummat Islam. Doa di atas juga sebaiknya di baca setiap selesai shalat wajib, atau pada waktu-waktu senggang sambil berdzikir atau selesai membaca al-Qur'an.

Selain doa tersebut, ada doa lain yang biasa dibaca oleh para sahabat pada bulan Rajab dan Sya'ban, sebagaimana disampaikan oleh Yahya bin Abu Katsir, sebagaimana dikutip oleh Ibnu Rajab dalam Lathaiful Ma'arif-nya (hal. 202) yaitu:

اللهم سلمنى إلى رمضان, وسلم لي رمضان, وسلمه منى متقبلا.
Allohumma sallimnii ilaa ramadhan, wa salllim lii ramadhan, wa sallimhu minni mutaqabbalaa.

Artinya: "Ya Alloh, selamatkan dan sampaikanlah (usia) saya ke bulan Ramadhan, dan selamatkanlah Romadhon kepada saya, serta selamatkanlah amalan-amalan saya pada bulan Romadhon sehingga dapat diterima".


2. Bertaubat dan memohon ampun atas segala dosa dan kesalahan.

Bulan Rajab merupakan kunci pertama memupuk kebaikan dan menanam ketaatan agar dapat dipanen pada bulan Ramadhan kelak. Oleh karena itulah, maka selain memupuk dan menanam kebaikan tentu memohon ampun atas segala dosa dengan jalan bertaubat atau memperbanyak istighfar, merupakan di antara hal yang harus dilakukan.

Memang idealnya, sebelum menanam kebaikan, istighfar dan taubat adalah syarat utama. Sebelum melakukan ketaatan, seorang hamba sangat dianjurkan untuk mengakui segala dosa dan kesalahan, plus memohon ampun atas segala kesalahan dan dosa dimaksud. Dan, pada bulan Rajab hal itu harus lebih banyak dan lebih sering dilakukan.

Oleh karena itu, sebagian ulama, seperti Imam Abdurrahman as-Shafury dalam bukunya Nuzhatul Majaalis (hal. 222), mengatakan bahwa bulan Rajab ini adalah bulan permohonan ampun atas segala dosa dan kesalahan (listighfaarid dzunuub), Sya’ban untuk menutup segala aib (lisatril ‘uyuub), dan bulan Ramadhan untuk menerangkan hati dan pikiran (litanwiiril quluub).

Ungkapan lain, bulan Rajab adalah bulan ampunan dari Alloh (maghfirah minallaah), Sya’ban adalah bulan pertolongan dari Alloh (Syafa’atulloh), dan bulan Ramadhan adalah bulan dilipatgandakannya pahala kebaikan (tadh’iful hasanaat).

Selain itu, para ulama juga mengatakan: Rajab adalah bulan untuk bertaubat (syahrut taubah), Sya’ban bulan untuk menabur kasih sayang (syahrul mahabbah), dan Ramadhan adalah bulan untuk lebih mendekatkan diri kepada Alloh (syahrul qurbah).

Oleh karena itulah, maka di antara amalan yang perlu diperbanyak pada bulan Rajab ini adalah bertaubat dan memohon ampun atas segala dosa dan kesalahan (istighfar).
Imam Ali ra pernah berkata: “Perbanyaklah membaca istighfar pada bulan Rajab, karena setiap saat pada bulan Rajab, terdapat orang-orang yang akan dibebaskan oleh Allah dari siksa neraka”.


3. Melakukan shalat sunnat sebanyak dan sekhusyu’ mungkin.

Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, bahwa di antara keistimewaan bulan Rajab ini adalah, bulan yang dipilih oleh Alloh untuk kejadian penting Isra Mi’raj Rosululloh saw. Dan inti dari adanya peristiwa ini, adalah diwajibkannya shalat lima waktu. Oleh karena itulah, maka amalan penting lainnya yang perlu dilakukan dalam rangka mengisi bulan Rajab ini adalah melakukan shalat sunnat sesering mungkin, mulai dari Dhuha, Tahajjud, Witir, Hajat, Tasbih, Rawatib dan lainnya.

Dalam sebuah hadits Dhaif sebagaimana dinukil oleh Imam Abdurrahman as-Shafury dalam bukunya Nuzhatul Majaalis (hal. 218), dari Tsauban, bahwasannya Rosululloh saw suatu saat melewati komplek pekuburan. Rosululloh saw tiba-tiba menangis sambil bersabda: “Wahai Tsauban, mereka saat ini sedang disiksa di dalam kuburannya, kemudian saya berdoa kepada Alloh agar Alloh meringankan siksa kepada mereka. Wahai Tsauban, seandainya mereka berpuasa satu hari saja pada bulan Rajab, juga mereka melakukan satu kali saja shalat malam (tahajud), tentu mereka tidak akan disiksa di dalam kuburnya seperti ini”.

Tsauban kemudian bertanya: “Wahai Rosululloh, dengan puasa satu hari dan shalat tahajud satu kali saja di bulan Rajab, dapat mencegah siksa kubur?”.

Rosululloh saw menjawab: “Iya, demi diriku yang berada di dalam kekuasaanNya, tidak ada satu muslim atau muslimah pun yang melakukan puasa satu hari saja atau melakukan shalat malam satu kali saja di bulan Rajab, melainkan Alloh akan mencatat baginya pahala seperti seseorang yang beribadah satu tahun, di mana siangnya ia berpuasa dan malamnya ia shalat tahajud terus”.


4. Memperbanyak puasa sunnat.

Termasuk amalan yang sebaiknya dilakukan pada bulan Rajab adalah melakukan puasa sunnat sebanyak mungkin, baik senin kamis, Daud atau puasa bulan purnama (tanggal 13, 14, dan 15 dari bulan Rajab). Apakah selain puasa sunnat di atas, masih boleh berpuasa sunnat lainnya di bulan Rajab karena kemuliaan bulan dimaksud? 

0 komentar:

Posting Komentar