Al-Hamdulillah,
segala puji bagi Allah yang dari-Nya semua nikmat berasal. Shalawat dan salam
semoga terlimpah dan tercurah kepada baginda Rasulillah Muhammad Shallallahu
'Alaihi Wasallam, beserta keluarga dan para sahabatnya.
Sebagian manusia
terlalu sombong, tidak mau berdoa, seakan ia bisa menghasilkan sesuatu tanpa
pertolongan dari Allah Ta’ala.
Sebagian manusia
terlalu sombong, tidak mau berdoa, seakan ia bisa beribadah tanpa pertolongan dari
Allah Ta’ala.
Sebagian manusia
terlalu sombong, jarang berdoa, seakan kekuatan manusiawinya lah yang dapat
mewujudkan seluruh asa dia tanpa pertolongan dari Allah Ta’ala.
Coba perhatikan
hal-hal berikut, niscaya kita akan semangat selalu berdoa kepada Allah Ta’ala
atas keperluan dunia dan akhirat kita.
Seorang yang tidak
berdoa adalah orang sombong
{وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ} [غافر:
60]
“Dan Rabbmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan
bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan
masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina.” (QS. Al Mukmin: 60).
Asy Syaukani
rahimahullah berkata, “Ayat ini memberikan faedah bahwa doa adalah ibadah dan
bahwa menginggalkan berdoa kepada Rabb yang Maha Suci adalah sebuah
kesombongan, dan tidak ada kesombongan yang lebih buruk daripada kesombongan
seperti ini, bagaimana seorang hamba berlaku sombong tidak berdoa kepada Dzat
yang merupakan Penciptanya, Pemberi rezeki kepadanya, Yang mengadakannya dari
tidak ada dan pencipta alam semesta seluruhnya, pemberi rezekinya, Yang
Menghidupkan, Mematikan, Yang Memberikan ganjarannya dan yang memberikan
sangsinya, maka tidak diragukan bahwa kesombongan ini adalah bagian dari
kegilaan dan kekufuran terhadap nikmat Allah Ta’ala. (Lihat kitab Tuhfat Adz
Dzakirin, karya Asy Syaukani).
Seorang yang berdoa
adalah orang yang paling dimuliakan oleh Allah ta’ala
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رضى الله عنه عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « لَيْسَ شَىْءٌ أَكْرَمَ عَلَى اللَّهِ تَعَالَى مِنَ الدُّعَاءِ»
“Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata: “Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda: “Tidak ada sesuatu yang paling mulia di sisi Allah
dibandingkan doa.” (HR. At Tirmidzi).
Para ulama mengatakan
kenapa doa sesuatu yang paling mulia di sisi Allah Ta’ala dibandingkan yang
lainnya: “Karena di dalam doa terdapat bentuk sikap perendahan diri seorang
hamba kepada Allah dan menunjukkan kuasanya Allah Ta’ala.”
Allah Ta’ala sangat,
sangat, sangat menyukai hamba-Nya merendah diri kepada-Nya dan menunjukkan
bahwa hanya Allah Ta’ala satu-satu-Nya Yang Berkuasa, Yang Maha Pengatur, yang
Maha Pencipta, tiada sekutu bagi-Nya.
Dengan doa kita
melawan, menahan, meringankan bala dan musibah
عن عائشة رضي الله عنها قالت : قال
رسول الله صلى الله عليه وسلم: لا يغني حذر من قدر و الدعاء ينفع مما نزل ومما لم ينزل وإن البلاء لينزل فيتلقاه الدعاء فيعتلجان إلى يوم القيامة.
“Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda: ”Sikap kehati-hatian tidak menahan dari takdir, dan doa
bermanfaat dari apa yang terjadi (turun) ataupun yang belum terjadi (turun) dan
sesungguhnya bala benar-benar akan turun lalu dihadang oleh doa, mereka berdua
saling dorong mendorong sampai hari kiamat.” (HR. Al Hakim dan dihasankan
oleh Al Albani di dalam kitab Shahih Al Jami’, no. 7739).
Seorang yang berdoa
tidak pernah rugi
عَنْ أَبِى سَعِيدٍ أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « ما
مِنْ مُسْلِمٍ يَدْعُو بِدَعْوَةٍ لَيْسَ فِيهَا إِثْمٌ وَلاَ قَطِيعَةُ رَحِمٍ إِلاَّ أَعْطَاهُ اللَّهُ بِهَا إِحْدَى ثَلاَثٍ إِمَّا أَنْ تُعَجَّلَ لَهُ دَعْوَتُهُ وَإِمَّا أَنْ يَدَّخِرَهَا لَهُ فِى الآخِرَةِ وَإِمَّا أَنُْ يَصْرِفَ عَنْهُ مِنَ السُّوءِ مِثْلَهَا ». قَالُوا إِذاً نُكْثِرُ. قَالَ «اللَّهُ أَكْثَرُ»
“Abu Sa’id radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam berkata: “Tidak ada seorangpun yang berdoa dengan sebuah dosa yang
tidak ada dosa di dalamnya dan memuutuskan silaturrahim, melainkan Allah akan
mengabulkan salah satu dari tiga perkara, baik dengan disegerakan baginya
(pengabulan doanya) di dunia atau dengan disimpan baginya (pengabulan doanya)
di akhirat atau dengan dijauhkan dari keburukan semisalnya”, para shahabat
berkata: “Wahai Rasulullah, kalau begitu kami akan memperbanyak doa?” Beliau
menjawab: “Allah lebih banyak (pengabulan doanya)” (HR. Ahmad dan
dishahihkan oleh Al Albani di dalam Shahih At Targhib wa At Tarhib, no. 1633).
Ibnul Qayyim
rahimahullah menjelasakan tentang ajaibnya doa
“Dan demikian pula
doa, sesungguhnya ia adalah salah satu sebab yang paling kuat menahan
keburukan, mewujudkan permintaan, akan tetapi berbeda pengaruh doanya, baik
karena lemahnya pada doa tersebut yaitu doanya merupakan sesuatu yang tidak
dicintai Allah karena di dalamnya terdapat permusuhan, maka doanya seperti
busur yang tipis sekali, maka anak panah keluar darinya sangat lemah, atau
karena terdapat yang menahan dari pengabulan doa, seperti; makan harta yang
haram, perbuatan zhalim, dosa-dosa yang menutupi hati, terlalu lalai, penuh
hawa nafsu dan kelalaian. Sebagaimana yang di sebutkan di alam kitab Al
Muastdarak akrya Al Hakim dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu nabi shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda: “Berdoalah kepada Allah dalam keadaan kalian yakin
dikabulkan, dan ketahuilah bahwa Allah tidak menerima sebuah doa dari hati yang
lalai,” maka (doa seperti) ini adalah doa yang bemanfaat, menghilangkan
penyakit akan tetapi lalainya hati terhadap Allah membatalkan kekuatannya dan begitujuga
memakan yang haram membatalkan kekuatannya dan mengguranginya. Abu Dzarr
radhiyallahu ‘anhu berkata, “Cukup doa disertai dengan amalan yang baik
sebagaimana makanan disertai dengan garam.”
Beliau juga berkata,
“Dan doa termasuk obat yang paling manjur, ia adalah musuhnya bala, melawannya,
melarang turunya dan mengangkat dan meringankannya jika ia turun, dan ia adalah
senjatanya orang beriman. Doa berhadapan dengan bala tiga keadaan;
1-Doanya lebih kuat
daripada bala maka ia menolaknya.
2-Doanya lebih lemah
daripada bala, maka akhirnya bala yang menang, dan mengenani hamba akan tetapi
terkadang meringankannya jika ia lemah.
3-Doa dan bala’
saling berlawanan dan manahan setiap salah satu dari keduanya.”
0 komentar:
Posting Komentar