Al-Hamdulillah,
segala puji bagi Allah yang dari-Nya semua nikmat berasal. Shalawat dan salam
semoga terlimpah dan tercurah kepada baginda Rasulillah Muhammad Shallallahu
'Alaihi Wasallam, beserta keluarga dan para sahabatnya.
Nama beliau -menurut
pendapat yang shahih- adalah Abdullah bin ‘Utsman bin ‘Amir bin ‘Amr bin Ka’ab
bin Sa’ad bin Taiym bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ay Al Qurasyi At Taimi.
Kun-yah
Beliau memiliki
kun-yah: Abu Bakar
Laqb (Julukan)
Beliau dijuluki
dengan ‘Atiq (عتيق) dan Ash Shiddiq (الصدِّيق).
Sebagian ulama
berpendapat bahwa alasan beliau dijuluki ‘Atiq karena beliau tampan. Sebagian
mengatakan karena beliau berwajah cerah. Pendapat lain mengatakan karena beliau
selalu terdepan dalam kebaikan. Sebagian juga mengatakan bahwa ibu beliau
awalnya tidak kunjung hamil, ketika ia hamil maka ibunya berdoa,
اللهم إن هذا عتيقك من الموت ، فهبه لي
“Ya Allah, jika anak ini engkau bebaskan dari
maut, maka hadiahkanlah kepadaku”
Dan
ada beberapa pendapat lain.
Sedangkan julukan Ash
Shiddiq didapatkan karena beliau membenarkan kabar dari Nabi Shallallahu’alaihi
Wasallam dengan kepercayaan yang sangat tinggi. Sebagaimana ketika pagi hari
setelah malam Isra Mi’raj, orang-orang kafir berkata kepadanya: ‘Teman kamu itu
(Muhammad) mengaku-ngaku telah pergi ke Baitul Maqdis dalam semalam’. Beliau
menjawab:
إن كان قال فقد صدق
“Jika
ia berkata demikian, maka itu benar”
Allah Ta’ala pun
menyebut beliau sebagai Ash Shiddiq:
وَالَّذِي جَاء بِالصِّدْقِ وَصَدَّقَ بِهِ أُوْلَئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ
“Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan yang membenarkannya,
mereka itulah orang-orang yang bertakwa” (QS. Az Zumar: 33)
Tafsiran para ulama
tentang ayat ini, yang dimaksud ‘orang yang datang membawa kebenaran’ (جَاء
بِالصِّدْقِ)
adalah Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam dan yang dimaksud ‘orang yang
membenarkannya’ (صَدَّقَ بِهِ)
adalah Abu Bakar Radhiallahu’anhu.
Beliau juga dijuluki
Ash Shiddiq karena beliau adalah lelaki pertama yang membenarkan dan beriman
kepada Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi
Wasallam. Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam telah menamai beliau dengan Ash Shiddiq
sebagaimana diriwayatkan dalam Shahih Bukhari:
عن أنس بن مالك رضي الله عنه أن النبي صلى الله عليه وسلم صعد أُحداً وأبو بكر وعمر وعثمان ، فرجف بهم فقال : اثبت
أُحد ، فإنما عليك نبي وصديق وشهيدان
“Dari Anas bin Malik Radhiallahu’anhu bahwa Nabi Shallallahu’alaihi
Wasallam menaiki gunung Uhud bersama Abu Bakar, Umar dan ‘Utsman. Gunung Uhud
pun berguncang. Nabi lalu bersabda: ‘Diamlah Uhud, di atasmu ada Nabi, Ash
Shiddiq (yaitu Abu Bakr) dan dua orang Syuhada’ (‘Umar dan ‘Utsman)”
Kelahiran
Beliau dilahirkan 2
tahun 6 bulan setelah tahun gajah.
Ciri Fisik
Beliau berkulit
putih, bertubuh kurus, berambut lebat, tampak kurus wajahnya, dahinya muncul,
dan ia sering memakai hinaa dan katm.
Jasa-jasa
• Jasanya
yang paling besar adalah masuknya ia ke dalam Islam paling pertama.
• Hijrahnya
beliau bersama Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam
• Ketegaran
beliau ketika hari wafatnya Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam
• Sebelum
terjadi hijrah, beliau telah membebaskan 70 orang yang disiksa orang kafir
karena alasan bertauhid kepada Allah. Di antara mereka adalah Bilal bin
Rabbaah, ‘Amir bin Fahirah, Zunairah, Al Hindiyyah dan anaknya, budaknya Bani
Mu’ammal, Ummu ‘Ubais
• Salah
satu jasanya yang terbesar ialah ketika menjadi khalifah beliau memerangi
orang-orang murtad
Abu Bakar adalah
lelaki yang lemah lembut, namun dalam hal memerangi orang yang murtad, beliau
memiliki pendirian yang kokoh. Bahkan lebih tegas dan keras daripada Umar bin
Khattab yang terkenal akan keras dan tegasnya beliau dalam pembelaan terhadap
Allah. Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan hadits Abu Hurairah
Radhiallahu’anhu:
لما توفى النبي صلى الله عليه وسلم واستُخلف أبو بكر وكفر من كفر من العرب قال عمر : يا
أبا بكر كيف تقاتل الناس وقد قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : أمِرت أن أقاتل الناس حتى يقولوا لا إله إلا الله ، فمن قال لا إله إلا الله عصم مني ماله ونفسه إلا بحقه وحسابه على الله ؟ قال أبو بكر : والله لأقاتلن من فرق بين الصلاة والزكاة ، فإن الزكاة حق المال ، والله لو منعوني عناقا كانوا يؤدونها إلى رسول الله صلى الله عليه وسلم لقاتلتهم على منعها . قال
عمر : فو
الله ما هو إلا أن رأيت أن قد شرح الله صدر أبي بكر للقتال فعرفت أنه الحق
“Ketika Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam wafat, dan Abu Bakar
menggantikannya, banyak orang yang kafir dari bangsa Arab. Umar berkata: ‘Wahai
Abu Bakar, bisa-bisanya engkau memerangi manusia padahal Rasulullah
Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda, aku diperintah untuk memerangi manusia
sampai mereka mengucapkan Laa ilaaha illallah, barangsiapa yang mengucapkannya
telah haram darah dan jiwanya, kecuali dengan hak (jalan yang benar). Adapun
hisabnya diserahkan kepada Allah?’ Abu Bakar berkata: ‘Demi Allah akan
kuperangi orang yang membedakan antara shalat dengan zakat. Karena zakat adalah
hak Allah atas harta. Demi Allah jika ada orang yang enggan membayar zakat di
masaku, padahal mereka menunaikannya di masa Rasulullah Shallallahu’alaihi
Wasallam, akan ku perangi dia’. Umar berkata: ‘Demi Allah, setelah itu tidaklah
aku melihat kecuali Allah telah melapangkan dadanya untuk memerangi orang-orang
tersebut, dan aku yakin ia di atas kebenaran‘”
Begitu tegas dan
kerasnya sikap beliau sampai-sampai para ulama berkata:
نصر الله الإسلام بأبي بكر يوم الردّة ، وبأحمد يوم الفتنة
“Allah menolong Islam melalui Abu Bakar di hari ketika banyak orang
murtad, dan melalui Ahmad (bin Hambal) di hari ketika terjadi fitnah (khalqul
Qur’an)”
Abu Bakar pun
memerangi orang-orang yang murtad dan orang-orang yang enggan membayar zakat
ketika itu
• Musailamah
Al Kadzab dibunuh di masa pemerintahan beliau
• Beliau
mengerahkan pasukan untuk menaklukan Syam, sebagaimana keinginan Rasulullah
Shallallahu’alaihi Wasallam. Dan akhirnya Syam pun di taklukan, demikian juga
Iraq.
• Di
masa pemerintahan beliau, Al Qur’an dikumpulkan. Beliau memerintahkan Zaid bin
Tsabit untuk mengumpulkannya.
• Abu
Bakar adalah orang yang bijaksana. Ketika ia tidak ridha dengan dilepaskannya
Khalid bin Walid, ia berkata:
والله لا أشيم سيفا سله الله على عدوه حتى يكون الله هو يشيمه
“Demi Allah, aku tidak akan menghunus pedang yang Allah tujukan kepada
musuhnya sampai Allah yang menghunusnya” (HR. Ahmad dan lainnya)
Ketika masa
pemerintahan beliau, terjadi peperangan. Beliau pun bertekad untuk pergi
sendiri memimpin perang, namun Ali bin Abi Thalib memegang tali kekangnya dan
berkata: ‘Mau kemana engkau wahai khalifah? Akan kukatakan kepadamu perkataan
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam ketika perang Uhud:
شِـمْ سيفك ولا تفجعنا بنفسك . وارجع إلى المدينة ، فو الله لئن فُجعنا بك لا يكون للإسلام نظام أبدا
‘Simpanlah
pedangmu dan janganlah bersedih atas keadaan kami. Kembalilah ke Madinah. Demi
Allah, jika keadaan kami membuatmu sedih Islam tidak akan tegak selamanya‘.
Lalu Abu Bakar Radhiallahu’anhu pun kembali dan mengutus pasukan.
• Beliau
juga sangat mengetahui nasab-nasab bangsa arab
Keutamaan
Tidak ada lelaki yang
memiliki keutaman sebanyak keutamaan Abu Bakar Radhiallahu’anhu
1.
Abu Bakar Ash Shiddiq adalah manusia terbaik setelah Nabi Muhammad
Shallallahu’alaihi Wasallam dari golongan umat beliau
Ibnu ‘Umar
Radhiallahu’anhu berkata:
كنا نخيّر بين الناس في زمن النبي صلى الله عليه وسلم ، فنخيّر أبا بكر ، ثم عمر بن الخطاب ، ثم عثمان بن عفان رضي الله عنهم
“Kami pernah memilih orang terbaik di masa Nabi Shallallahu’alaihi
Wasallam. Kami pun memilih Abu Bakar, setelah itu Umar bin Khattab, lalu
‘Utsman bin Affan Radhiallahu’anhu” (HR.
Bukhari)
Dari Abu Darda
Radhiallahu’anhu, ia berkata:
كنت جالسا عند النبي صلى الله عليه وسلم إذ أقبل أبو بكر آخذا بطرف ثوبه حتى أبدى عن ركبته فقال النبي صلى الله عليه وسلم : أما
صاحبكم فقد غامر . وقال
: إني كان بيني وبين ابن الخطاب شيء ، فأسرعت إليه ثم ندمت فسألته أن يغفر لي فأبى عليّ ، فأقبلت إليك فقال : يغفر
الله لك يا أبا بكر – ثلاثا – ثم
إن عمر ندم فأتى منزل أبي بكر فسأل : أثَـمّ أبو بكر ؟ فقالوا : لا
، فأتى إلى النبي فجعل وجه النبي صلى الله عليه وسلم يتمعّر ، حتى أشفق أبو بكر فجثا على ركبتيه فقال : يا
رسول الله والله أنا كنت أظلم – مرتين – فقال
النبي صلى الله عليه وسلم : إن
الله بعثني إليكم فقلتم : كذبت
، وقال أبو بكر : صَدَق ، وواساني بنفسه وماله ، فهل أنتم تاركو لي صاحبي – مرتين – فما
أوذي بعدها
“Aku pernah duduk di sebelah Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam. Tiba-tiba
datanglah Abu Bakar menghadap Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam sambil
menjinjing ujung pakaiannya hingga terlihat lututnya. Nabi Shallallahu’alaihi
Wasallam berkata: ‘Sesungguhnya teman kalian ini sedang gundah‘. Lalu Abu Bakar
berkata, “Wahai Rasulullah, antara aku dan Ibnul Khattab terjadi perselisihan,
aku pun segera mendatanginya untuk meminta maaf, kumohon padanya agar memaafkan
aku namun dia enggan memaafkanku, karena itu aku datang menghadapmu sekarang’.
Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam lalu berkata: ‘“Semoga Allah mengampunimu
wahai Abu Bakar‘. Sebanyak tiga kali, tak lama setelah itu Umar menyesal atas
perbuatannya, dan mendatangi rumah Abu Bakar sambil bertanya, “Apakah di dalam
ada Abu Bakar?” Namun keluarganya menjawab, tidak. Umar segera mendatangi
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam. Sementara wajah Rasulullah
Shallallahu’alaihi Wasallam terlihat memerah karena marah, hingga Abu Bakar
merasa kasihan kepada Umar dan memohon sambil duduk di atas kedua lututnya,
“Wahai Rasulullah Demi Allah sebenarnya akulah yang bersalah”, sebanyak dua
kali. Maka Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda, ‘Sesungguhnya
ketika aku diutus Allah kepada kalian, ketika itu kalian mengatakan, ”Engkau
pendusta wahai Muhammad”, Sementara Abu Bakar berkata, ”Engkau benar wahai
Muhammad”. Setelah itu dia membelaku dengan seluruh jiwa dan hartanya. Lalu
apakah kalian tidak jera menyakiti sahabatku?‘ sebanyak dua kali. Setelah itu
Abu Bakar tidak pernah disakiti” (HR.
Bukhari)
Beliau juga orang
yang paling pertama beriman kepada Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam,
menemani Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam dan membenarkan perkataannya.
Hal ini terus berlanjut selama Rasulullah tinggal di Mekkah, walaupun banyak
gangguan yang datang. Abu Bakar juga menemani Rasulullah ketika hijrah.
2.
Abu Bakar Ash Shiddiq adalah orang yang menemani Nabi Muhammad
Shallallahu’alaihi Wasallam di gua ketika dikejar kaum
Quraisy
Allah Ta’ala
berfirman,
ثَانِيَ اثْنَيْنِ إِذْ هُمَا فِي الْغَارِ إِذْ يَقُولُ لِصَاحِبِهِ لاَ تَحْزَنْ إِنَّ اللّهَ مَعَنَا
“Salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu
dia berkata kepada temannya: “Janganlah kamu bersedih, sesungguhnya Allah
beserta kita” (QS. At Taubah: 40)
As Suhaili berkata:
“Perhatikanlah baik-baik di sini Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam berkata ‘janganlah kamu bersedih’ namun tidak
berkata ‘janganlah kamu takut’ karena ketika itu rasa sedih Abu Bakar terhadap
keselamatan Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam sangat mendalam
sampai-sampai rasa takutnya terkalahkan”.
Dalam Shahih Bukhari
dan Muslim, dari hadits Anas bin Malik Radhiallahu’anhu, Abu Bakar berkata
kepadanya:
نظرت إلى أقدام المشركين على رؤوسنا ونحن في الغار فقلت : يا
رسول الله لو أن أحدهم نظر إلى قدميه أبصرنا تحت قدميه . فقال
: يا أبا بكر ما ظنك باثنين الله ثالثهما
“Ketika berada di dalam gua, aku melihat kaki orang-orang musyrik berada
dekat dengan kepala kami. Aku pun berkata kepada Rasulullah: ‘Wahai Rasulullah,
kalau di antara mereka ada yang melihat kakinya, mereka akan melihat kita di
bawah kaki mereka’. Rasulullah berkata: ‘Wahai Abu Bakar, engkau tidak tahu
bahwa bersama kita berdua yang ketiga adalah Allah’”
Ketika hendak
memasuki gua pun, Abu Bakar masuk terlebih dahulu untuk memastikan tidak ada
hal yang dapat membahayakan Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam. Juga ketika dalam
perjalanan hijrah, Abu Bakar terkadang berjalan di depan Nabi
Shallallahu’alaihi Wasallam, terkadang di belakangnya, terkadang di kanannya,
terkadang di kirinya.
Oleh karena itu
ketika masa pemerintahan Umar bin Khattab Radhiallahu’anhu ada sebagian orang
yang menganggap Umar lebih utama dari Abu Bakar, maka Umar Radhiallahu’anhu pun
berkata:
والله لليلة من أبي بكر خير من آل عمر ، وليوم من أبي بكر خير من آل عمر ، لقد خرج رسول الله صلى الله عليه وسلم لينطلق إلى الغار ومعه أبو بكر ، فجعل يمشي ساعة بين يديه وساعة خلفه ، حتى فطن له رسول الله صلى الله عليه وسلم فقال : يا
أبا بكر مالك تمشي ساعة بين يدي وساعة خلفي ؟ فقال : يا
رسول الله أذكر الطلب فأمشي خلفك ، ثم أذكر الرصد فأمشي بين يديك . فقال
:يا أبا بكر لو كان شيء أحببت أن يكون بك دوني ؟ قال : نعم
والذي بعثك بالحق ما كانت لتكون من مُلمّة إلا أن تكون بي دونك ، فلما انتهيا إلى الغار قال أبو بكر : مكانك يا رسول الله حتى استبرئ الجحرة ، فدخل واستبرأ ، قم قال : انزل
يا رسول الله ، فنزل . فقال
عمر : والذي نفسي بيده لتلك الليلة خير من آل عمر
“Demi Allah, satu malamnya Abu
Bakar lebih baik dari satu malamnya keluarga Umar, satu harinya Abu Bakar masih
lebih baik dari seharinya keluarga Umar. Abu Bakar bersama Rasulullah pergi ke
dalam gua. Ketika berjalan, dia terkadang berada di depan Rasulullah dan
terkadang di belakangnya. Sampai-sampai Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam
heran dan berkata: ‘Wahai Abu Bakar mengapa engkau berjalan terkadang di depan
dan terkadang di belakang?’. Abu Bakar berkata: ‘Ya Rasulullah, ketika saya
sadar kita sedang dikejar, saya berjalan di belakang. Ketika saya sadar bahwa
kita sedang mengintai, maka saya berjalan di depan’. Rasulullah lalu berkata:
‘Wahai Abu Bakar, kalau ada sesuatu yang aku suka engkau saja yang melakukannya
tanpa aku?’ Abu Bakar berkata: ‘Demi Allah, tidak ada yang lebih tepat
melainkan hal itu aku saja yang melakukan tanpa dirimu’. Ketika mereka berdua
sampai di gua, Abu Bakar berkata: ‘Ya Rasulullah aku akan berada di tempatmu
sampai memasuki gua. Kemudian mereka masuk, Abu Bakar berkata: Turunlah wahai
Rasulullah. Kemudian mereka turun. Umar berkata: ‘Demi Allah, satu malamnya Abu
Bakar lebih baik dari satu malamnya keluarga Umar’‘” (HR. Al Hakim, Al Baihaqi dalam Dalail An Nubuwwah)
3.
Ketika kaum muslimin hendak berhijrah, Abu Bakar Ash Shiddiq menyumbangkan
seluruh hartanya.
(Dalilnya disebutkan pada poin 8, pent.)
4.
Abu Bakar Ash Shiddiq adalah khalifah pertama
Dan kita
diperintahkan oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam untuk meneladani
khulafa ar rasyidin, sebagaimana sabda beliau:
عليكم بسنتي وسنة الخلفاء الراشدين المهديين من بعدي عضوا عليها بالنواجذ
“Hendaknya kalian berpegang teguh pada sunnahku dan sunnah khulafa ar
rasyidin setelahku. Gigitlah dengan gigi geraham kalian” (HR. Ahmad, At Tirmidzi dan lainnya. Hadits
ini shahih dengan seluruh jalannya)
5.
Abu Bakar Ash Shiddiq dipilih sebagai khalifah berdasarkan nash
Ketika Nabi
Shallallahu’alaihi Wasallam sakit keras, beliau memerintahkan Abu Bakar untuk
menjadi imam shalat berjama’ah. Dalam Shahihain, dari ‘Aisyah Radhiallahu’anha
ia berkata:
لما مَرِضَ النبيّ صلى الله عليه وسلم مرَضَهُ الذي ماتَ فيه أَتاهُ بلالٌ يُؤْذِنهُ بالصلاةِ فقال : مُروا أَبا بكرٍ فلْيُصَلّ . قلتُ
: إنّ أبا بكرٍ رجلٌ أَسِيفٌ [ وفي
رواية : رجل
رقيق ] إن
يَقُمْ مَقامَكَ يبكي فلا يقدِرُ عَلَى القِراءَةِ . قال
: مُروا أَبا بكرٍ فلْيُصلّ . فقلتُ مثلَهُ : فقال
في الثالثةِ – أَوِ
الرابعةِ – : إِنّكنّ صَواحبُ يوسفَ ! مُروا أَبا بكرٍ فلْيُصلّ ، فصلّى
“Ketika Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam sakit menjelang wafat, Bilal
datang meminta idzin untuk memulai shalat. Rasulullah bersabda: ‘Perintahkan
Abu Bakar untuk menjadi imam dan shalatlah’. ‘Aisyah berkata: ‘Abu Bakar itu
orang yang terlalu lembut, kalau ia mengimami shalat, ia mudah menangis. Jika
ia menggantikan posisimu, ia akan mudah menangis sehingga sulit menyelesaikan
bacaan Qur’an. Nabi tetap berkata: ‘Perintahkan Abu Bakar untuk menjadi imam
dan shalatlah’. ‘Aisyah lalu berkata hal yang sama, Rasulullah pun mengatakan
hal yang sama lagi, sampai ketiga atau keempat kalinya Rasulullah berkata:
‘Sesungguhnya kalian itu orang-orang yang lembut, maka perintahkan Abu Bakar
untuk menjadi imam dan shalatlah’”
Oleh karena itu Umar
bin Khattab Radhiallahu’anhu berkata:
أفلا نرضى لدنيانا من رضيه رسول الله صلى الله عليه وسلم لديننا
“Apakah kalian tidak ridha kepada Abu Bakar dalam masalah dunia, padahal
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam telah ridha kepadanya dalam masalah
agama?”
Juga diriwayatkan
dari ‘Aisyah Radhiallahu’anha, ia berkata:
قال لي رسول الله صلى الله عليه وسلم في مرضه : ادعي
لي أبا بكر وأخاك حتى اكتب كتابا ، فإني أخاف أن يتمنى متمنٍّ ويقول قائل : أنا
أولى ، ويأبى الله والمؤمنون إلا أبا بكر وجاءت امرأة إلى النبي صلى الله عليه وسلم فكلمته في شيء فأمرها بأمر ، فقالت : أرأيت يا رسول الله إن لم أجدك ؟ قال : إن
لم تجديني فأتي أبا بكر
“Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam berkata kepadaku ketika beliau
sakit, panggilah Abu Bakar dan saudaramu agar aku dapat menulis surat. Karena
aku khawatir akan ada orang yang berkeinginan lain (dalam masalah khilafah)
sehingga ia berkata: ‘Aku lebih berhak’. Padahal Allah dan kaum mu’minin
menginginkan Abu Bakar (yang menjadi khalifah). Kemudian datang seorang
perempuan kepada Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam mengatakan sesuatu, lalu Nabi
memerintahkan sesuatu kepadanya. Apa pendapatmu wahai Rasulullah kalau aku
tidak menemuimu? Nabi menjawab: ‘Kalau kau tidak menemuiku, Abu Bakar akan
datang’” (HR. Bukhari-Muslim)
6.
Umat Muhammad diperintahkan untuk meneladani Abu Bakar Ash Shiddiq
Nabi
Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda,
اقتدوا باللذين من بعدي أبي بكر وعمر
“Ikutilah jalan orang-orang sepeninggalku yaitu Abu Bakar dan Umar”
(HR. Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Maajah,
hadits ini shahih)
7.
Abu Bakar Ash Shiddiq adalah salah seorang mufti di masa
Nabi Muhammad
Oleh karena itu Nabi
Shallallahu’alaihi Wasallam menugasi beliau sebagai Amirul Hajj pada haji
sebelum haji Wada’. Diriwayatkan Al Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah
Radhiallahu’anhu:
بعثني أبو بكر الصديق في الحجة التي أمره عليها رسول الله صلى الله عليه وسلم قبل حجة الوداع في رهط يؤذنون في الناس يوم النحر : لا
يحج بعد العام مشرك ، ولا يطوف بالبيت عريان
“Abu Bakar Ash Shiddiq mengutusku untuk dalam sebuah ibadah haji yang
terjadi sebelum haji Wada’, dimana beliau ditugaskan oleh Rasulullah
Shallallahu’alaihi Wasallam untuk menjadi Amirul Hajj. Ia mengutusku untuk
mengumumkan kepada sekelompok orang di hari raya idul adha bahwa tidak boleh
berhaji setelah tahunnya orang musyrik dan tidak boleh ber-thawaf di baitul
‘Uryan”
Abu Bakar juga
sebagai pemegang bendera Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam ketika perang Tabuk.
8.
Abu Bakar Ash Shiddiq menginfaqkan seluruh hartanya ketika
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam menganjurkan sedekah
Umar bin Khattab
Radhiallahu’anhu berkata:
أمرنا رسول الله صلى الله عليه وسلم أن نتصدق ، فوافق ذلك مالاً فقلت : اليوم أسبق أبا بكر إن سبقته يوما . قال
: فجئت بنصف مالي ، فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم : ما
أبقيت لأهلك ؟ قلت : مثله
، وأتى أبو بكر بكل ما عنده فقال : يا
أبا بكر ما أبقيت لأهلك ؟ فقال : أبقيت لهم الله ورسوله ! قال
عمر قلت : والله لا أسبقه إلى شيء أبدا
“Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam memerintahkan kami untuk
bersedekah, maka kami pun melaksanakannya. Umar berkata: ‘Semoga hari ini aku
bisa mengalahkan Abu Bakar’. Aku pun membawa setengah dari seluruh hartaku.
Sampai Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bertanya: ‘Wahai Umar, apa yang
kau sisakan untuk keluargamu?’. Kujawab: ‘Semisal dengan ini’. Lalu Abu Bakar
datang membawa seluruh hartanya. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam lalu
bertanya: ‘Wahai Abu Bakar, apa yang kau sisakan untuk keluargamu?’. Abu Bakar
menjawab: ‘Ku tinggalkan bagi mereka, Allah dan Rasul-Nya’. Umar berkata: ‘Demi
Allah, aku tidak akan bisa mengalahkan Abu Bakar selamanya’” (HR. Tirmidzi)
9.
Abu Bakar Ash Shiddiq adalah orang yang paling dicintai
Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam
‘Amr bin Al Ash Radhiallahu’anhu
bertanya kepada Nabi Shallallahu’alahi Wasallam:
أي الناس أحب إليك ؟ قال : عائشة . قال
: قلت : من
الرجال ؟ قال : أبوها
“Siapa orang yang kau cintai?. Rasulullah menjawab: ‘Aisyah’. Aku
bertanya lagi: ‘Kalau laki-laki?’. Beliau menjawab: ‘Ayahnya Aisyah’ (yaitu Abu
Bakar)” (HR. Muslim)
10.
Abu Bakar Ash Shiddiq adalah khalil bagi Nabi Muhammad
Shallallahu’alaihi Wasallam
Imam Al Bukhari dan
Muslim meriwayatkan hadits dari Abu Sa’id Al Khudri Radhiallahu’anhu, ia
berkata:
خطب رسول الله صلى الله عليه وسلم الناس وقال : إن
الله خير عبدا بين الدنيا وبين ما عنده فاختار ذلك العبد ما عند الله . قال
: فبكى أبو بكر ، فعجبنا لبكائه أن يخبر رسول الله صلى الله عليه وسلم عن عبد خير ، فكان رسول الله صلى الله عليه وسلم هو المخير ، وكان أبو بكر أعلمنا . فقال
رسول الله صلى الله عليه وسلم : إن
مِن أمَنّ الناس عليّ في صحبته وماله أبا بكر ، ولو كنت متخذاً خليلاً غير ربي لاتخذت أبا بكر ، ولكن أخوة الإسلام ومودته ، لا يبقين في المسجد باب إلا سُـدّ إلا باب أبي بكر
“Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam berkhutbah kepada manusia,
beliau berkata: ‘Sesungguhnya Allah Ta’ala memilih hamba di antara dunia dan
apa yang ada di dalamnya. Namun hamba tersebut hanya dapat memilih apa yang
Allah tentukan’. Lalu Abu Bakar menangis. Kami pun heran dengan tangisan beliau
itu, hanya karena Rasulullah mengabarkan tentang hamba pilihan. Padahal
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam lah orangnya, dan Abu Bakar lebih paham
dari kami. Lalu Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: ‘Sesungguhnya
orang yang sangat besar jasanya padaku dalam kedekatan dan kerelaan
mengeluarkan harta, ialah Abu Bakar. Andai saja aku diperbolehkan mengangkat
seorang kekasihku selain Rabbku pastilah aku akan memilih Abu Bakar, namun
cukuplah persaudaraan se-Islam dan kecintaan karenanya. Maka jangan
ditinggalkan pintu kecil di masjid selain pintu Abu Bakar saja’”
11.
Allah Ta’ala mensucikan Abu Bakar Ash Shiddiq
Allah Ta’ala
berfirman:
وَسَيُجَنَّبُهَا الأَتْقَى * الَّذِي يُؤْتِي مَالَهُ يَتَزَكَّى * وَمَا لأَحَدٍ عِندَهُ مِن نِّعْمَةٍ تُجْزَى * إِلا
ابْتِغَاء وَجْهِ رَبِّهِ الأَعْلَى * وَلَسَوْفَ يَرْضَى
“Dan kelak akan dijauhkan orang yang paling takwa dari neraka itu, Yang
menafkahkan hartanya (di jalan Allah) untuk membersihkannya, Padahal tidak ada
seorang pun memberikan suatu nikmat kepadanya yang harus dibalasnya, Tetapi
(dia memberikan itu semata-mata) karena mencari keridaan Tuhannya Yang Maha
Tinggi. Dan kelak dia benar-benar mendapat kepuasan” (QS. Al Lail: 17-21)
Ayat ini turun
berkenaan dengan Abu Bakar Ash Shiddiq. Selain itu beliau juga termasuk as
sabiquunal awwalun, dan Allah Ta’ala berfirman:
وَالسَّابِقُونَ الأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالأَنصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُم بِإِحْسَانٍ رَّضِيَ اللّهُ عَنْهُمْ وَرَضُواْ عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
“Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di
antara orang-orang muhajirin dan Ansar dan orang-orang yang mengikuti mereka
dengan baik, Allah rida kepada mereka dan mereka pun rida kepada Allah dan
Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di
dalamnya; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar.” (QS. At Taubah: 100)
12.
Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam memberi tazkiyah kepada Abu Bakar
Ketika Abu Bakar
bertanya kepada Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam:
من جرّ ثوبه خيلاء لم ينظر الله إليه يوم القيامة . قال
أبو بكر : إن
أحد شقي ثوبي يسترخي إلا أن أتعاهد ذلك منه فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم : إنك
لست تصنع ذلك خيلاء
“Barangsiapa yang membiarkan kainnya terjulur karena sombong, tidak akan
dilihat oleh Allah pada hari kiamat. Abu Bakar berkata: ‘Sesungguhnya salah
satu sisi sarungku melorot kecuali jika aku ikat dengan baik. Rasulullah lalu
berkata: ‘Engkau tidak melakukannya karena sombong”” (HR. Bukhari dalam Fadhail Abu Bakar Radhiallahu’anhu)
13.
Abu Bakar Ash Shiddiq didoakan oleh Nabi untuk memasuki semua pintu surga
من أنفق زوجين من شيء من الأشياء في سبيل الله دُعي من أبواب الجنة : يا
عبد الله هذا خير ؛ فمن كان من أهل الصلاة دعي من باب الصلاة ، ومن كان من أهل الجهاد دُعي من باب الجهاد ، ومن كان من أهل الصدقة دُعي من باب الصدقة ، ومن كان من أهل الصيام دُعي من باب الصيام وباب الريان . فقال
أبو بكر : ما
على هذا الذي يدعى من تلك الأبواب من ضرورة ، فهل يُدعى منها كلها أحد يا رسول الله ؟ قال : نعم
، وأرجو أن تكون منهم يا أبا بكر
“Orang memberikan menyumbangkan dua harta di jalan Allah, maka ia akan
dipanggil oleh salah satu dari pintu surga: “Wahai hamba Allah, kemarilah untuk
menuju kenikmatan”. Jika ia berasal dari golongan orang-orang yang suka
mendirikan shalat, ia akan dipanggil dari pintu shalat, yang berasal dari
kalangan mujahid, maka akan dipanggil dari pintu jihad, jika ia berasal dari
golongan yang gemar bersedekah akan dipanggil dari pintu sedekah” (HR. Al Bukhari – Muslim)
14.
Abu Bakar Ash Shiddiq melakukan banyak perbuatan agung dalam sehari
Imam Muslim
meriwayatkan hadits dari Abu Hurairah, bahwa Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam
bersabda:
:
من أصبح منكم اليوم صائما ؟ قال أبو بكر رضي الله عنه : أنا
. قال : فمن
تبع منكم اليوم جنازة ؟ قال أبو بكر رضي الله عنه : أنا
. قال : فمن
أطعم منكم اليوم مسكينا ؟ قال أبو بكر رضي الله عنه : أنا
. قال : فمن
عاد منكم اليوم مريضا ؟ قال أبو بكر رضي الله عنه : أنا
. فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم : ما
اجتمعن في امرىء إلا دخل الجنة
“Siapa yang hari ini
berpuasa? Abu Bakar menjawab: ‘Saya’”
“Siapa yang hari ini
ikut mengantar jenazah? Abu Bakar menjawab: ‘Saya’”
“Siapa yang hari ini
memberi makan orang miskin? Abu Bakar menjawab: ‘Saya’”
“Siapa yang hari ini
menjenguk orang sakit? Abu Bakar menjawab: ‘Saya’”
“Rasulullah
Shallallahu’alaihi Wasallam lalu bersabda: ‘Tidaklah semua ini dilakukan oleh
seseorang kecuali dia akan masuk surga’”
15.
Orang musyrik mensifati Abu Bakar Ash Shiddiq sebagaimana
Khadijah mensifati Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam
Mereka berkata
tentang Abu Bakar:
أَتُخْرِجُونَ رَجُلًا يُكْسِبُ الْمَعْدُومَ وَيَصِلُ الرَّحِمَ وَيَحْمِلُ الْكَلَّ وَيَقْرِي الضَّيْفَ وَيُعِينُ عَلَى نَوَائِبِ الْحَقِّ
“Apakah kalian mengusir orang yang suka bekerja untuk mereka yang tidak
berpunya, menyambung silaturahim, menanggung orang-orang yang lemah, menjamu
tamu dan selalu menolong di jalan kebenaran?” (HR. Bukhari)
16.
Ali Radhiallahu’anhu mengenal keutamaan Abu Bakar Ash Shiddiq
Muhammad bin Al
Hanafiyyah berkata, aku bertanya kepada ayahku, yaitu Ali bin Abi Thalib:
أي الناس خير بعد رسول الله صلى الله عليه وسلم ؟ قال : أبو
بكر . قلت
: ثم من ؟ قال : ثم
عمر ، وخشيت أن يقول عثمان قلت : ثم
أنت ؟ قال : ما
أنا إلا رجل من المسلمين
“Manusia mana yang terbaik sepeninggal Rasulullah Shallallahu’alaihi
Wasallam? Ali menjawab: Abu Bakar. Aku berkata: ‘Kemudian siapa lagi?’. Ali
berkata: ‘Lalu Umar’. Aku lalu khawatir yang selanjutnya adalah Utsman, maka
aku berkata: ‘Selanjutnya engkau?’. Ali berkata: ‘Aku ini hanyalah orang muslim
biasa’” (HR. Bukhari)
Sikap
Zuhud
Abu Bakar Ash Shiddiq
Radhiallahu’anhu meninggal tanpa meninggalkan sepeserpun dirham atau dinar.
Diriwayatkan dari Al Hasan bin Ali Radhiallahu’anhu:
لما احتضر أبو بكر رضي الله عنه قال : يا
عائشة أنظري اللقحة التي كنا نشرب من لبنها والجفنة التي كنا نصطبح فيها والقطيفة التي كنا نلبسها فإنا كنا ننتفع بذلك حين كنا في أمر المسلمين ، فإذا مت فاردديه إلى عمر ، فلما مات أبو بكر رضي الله عنه أرسلت به إلى عمر رضي الله عنه فقال عمر رضي الله عنه : رضي
الله عنك يا أبا بكر لقد أتعبت من جاء بعدك
“Ketika Al Hasan sedang bersama Abu Bakar Radhiallahu’anhu, Abu Bakar
berkata, wahai ‘Aisyah tolong perhatikan unta perahan yang biasa kita ambil
susunya, dan mangkuk besar yang sering kita pakai untuk tempat penerangan, dan
kain beludru yang biasa kita pakai. Sesungguhnya kita mengambil manfaat dari
itu semua saat aku mengurusi urusan kaum muslimin. Jika aku mati, kembalikanlah
semuanya kepada Umar. Maka ketika Abu Bakar wafat, ‘Aisyah mengirim semua itu
kepada Umar Radhiallahu’anhu. Umar pun berkata: ‘Semoga Allah meridhaimu wahai
Abu Bakar, sungguh lelah orang yang datang setelahmu’”
Sikap
Wara’
Abu Bakar Ash Shiddiq
Radhiallahu’anhu adalah orang yang wara’ dan zuhud terhadap dunia sampai-sampai
ketika ia menjadi khalifah, ia pun tetap pergi bekerja mencari nafkah. Umar bin
Khattab pun Radhiallahu’anhu melarangnya dan menganjurkan ia untuk mengambil
upah dari baitul maal, menimbang betapa beratnya tugas seorang khalifah.
Dikisahkan pula dari
‘Aisyah Radhiallahu’anha, ia berkata:
كان لأبي بكر غلام يخرج له الخراج ، وكان أبو بكر يأكل من خراجه ، فجاء يوماً بشيء ، فأكل منه أبو بكر ، فقال له الغلام : تدري
ما هذا ؟ فقال أبو بكر : وما
هو ؟ قال : كنت
تكهّنت لإنسان في الجاهلية وما أحسن الكهانة إلا أني خدعته ، فلقيني فأعطاني بذلك فهذا الذي أكلت منه ، فأدخل أبو بكر يده فقاء كل شيء في بطنه . رواه
البخاري
“Abu Bakar Ash Shiddiq memiliki budak laki-laki yang senantiasa
mengeluarkan kharraj (setoran untuk majikan) padanya. Abu Bakar biasa makan
dari kharraj itu. Pada suatu hari ia datang dengan sesuatu, yang akhirnya Abu
Bakar makan darinya. Tiba-tiba sang budak berkata: ‘Apakah anda tahu dari mana
makanan ini?’. Abu Bakar bertanya : ‘Dari mana?’ Ia menjawab : ‘Dulu pada masa
jahiliyah aku pernah menjadi dukun yang menyembuhkan orang. Padahal bukannya
aku pandai berdukun, namun aku hanya menipunya. Lalu si pasien itu menemuiku
dan memberi imbalan buatku. Nah, yang anda makan saat ini adalah hasil dari
upah itu. Akhirnya Abu Bakar memasukkan tangannya ke dalam mulutnya hingga
keluarlah semua yang ia makan” (HR.
Bukhari)
Wafat
beliau
Beliau wafat pada
hari Senin di bulan Jumadil Awwal tahun 30 H ketika beliau berusia 63 tahun.
Semoga Allah
meridhainya dan mengumpulkan kita bersamanya di surga kelak.
0 komentar:
Posting Komentar