Al-Hamdulillah,
segala puji bagi Allah yang dari-Nya semua nikmat berasal. Shalawat dan salam
semoga terlimpah dan tercurah kepada baginda Rasulillah Muhammad Shallallahu
'Alaihi Wasallam, beserta keluarga dan para sahabatnya.
Suatu kisah yang
sangat bagus dikisahkan oleh Al Hasan Al Bashri. Sungguh sangat menyentuh.
Banyak pelajaran berharga dapat kita gali dari kisah berikut ini. Semoga
bermanfaat.
Al Hasan Al
Bashri berkata, "Ada seorang
pria meninggal dunia lalu
meninggalkan seorang anak
dan seorang budak. Dia pun berwasiat menyerahkan budak
tersebut pada anaknya. Bekas budak tadi memang sangat giat merawat anak dari
tuannya. Akhirnya anak tersebut menyukai budak tadi dan dia pun menikahinya.
(Suatu saat), anaknya
berkata pada budaknya, "Siapkan aku untuk mencari ilmu". Budaknya
lalu menyiapkannya. Dia lalu mendatangi seorang yang alim dan bertanya padanya.
Orang alim itu lalu
berkata padanya, "Jika engkau akan berangkat maka beritahulah aku, engkau
akan kuajari.”Anak itu berkata, "Saya akan berangkat, ajarilah aku".
Alim itu menasehatkan
padanya,
اتق الله، واصبر ولا تستعجل
"Bertakwalah kepada Allah, sabarlah dan
jangan engkau terburu - buru".
Hasan berkata,
في هذا الخير كله
"Dalam
nasehat alim di atas ada seluruh kebaikan".
Anak
itu hampir tidak pernah melupakan tiga nasehat dari alim tersebut.
Ketika dia pulang
menemui keluarganya lalu memasuki rumah, ternyata ada seorang pria yang tidur
bersitirahat di samping seorang wanita. Wanita itu pun ikut tidur! Anak itu
berkata, "Saya tidak sabar menunggu untuk membunuhnya". Dia lalu
kembali ke kendaraannya mengambil
pedang. Ketika akan
mengambil pedang, dia teringat nasehat alim tadi, "Bertakwalah kepada
Allah , sabarlah, dan jangan
engkau terburu - buru". Dia lalu kembali ke rumah itu. Ketika dia berada
di dekat kepala orang itu, dia tidak sabar, lalu dia kembali lagi ke
kendaraannya. Ketika akan mengambil pedangnya, dia pun mengingat nasehat alim
tadi. Dia lalu kembali pada orang itu. Ketika dia berada di kepalanya, orang
itu lantas bangun. Ketika orang itu melihatnya dia langsung dirangkulnya dan
diciumnya. Lelaki itu lalu bertanya padanya, "Apa yang kau lakukan ketika
meninggalkanku?” Anak itu menjawab, “Kudapatkan kebaikan yang sangat banyak
setelah meninggalkanmu. Setelah meninggalkanmu, aku berjalan di antara pedang
dan kepalamu sebanyak tiga kali, namun ilmu telah menghalangiku dari
membunuhmu". (Diriwayatkan oleh Bukhari dalam Adabul Mufrod Bab 266. Hasan
secara sanad)
Catatan: Dijelaskan
dalam Syarh Shohih Adabil Mufrod (Husein Al ‘Uwaisyah, 2/230) bahwa bekas budak
tadi dengan pria di sampingnya adalah masih mahrom.
Pelajaran
Berharga
Pertama:
Dalam hadits ini
terdapat ajakan kepada kita semua untuk bertakwa kepada Allah Subhanahu wa
Ta’ala, bersikap sabar dan tidak tergesa-gesa.
Kedua:
Dengan bekal ilmu,
seseorang bisa menahan dirinya dari tindakan maksiat dan kecerobohan karena
tidak mau sabar.
Ketiga:
Sangat penting jika
kita selalu berdiskusi dengan ulama atau orang berilmu dalam menghadapi suatu
masalah dan kita selalu memegang teguh nasehat mereka dalam menghadapi setiap
persoalan.
Keempat:
Seharusnya ilmu yang
diperoleh bukan hanya sekedar wacana dan kebanggaan, namun hendaklah ilmu
dicari untuk diamalkan.
Marilah kita selalu
membekali diri dengan tiga sifat ini yaitu takwa kepada Allah Ta’ala, sabar dan
tidak tegesa-gesa. Apalagi sifat yang terakhir, mungkin kita –juga termasuk
penulis- sering lalai dari memperhatikan sifat yang satu ini. Padahal sifat
tidak tergesa-gesa inilah yang dicintai oleh Allah.
Dari Ibnu ‘Abbas,
beliau berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda pada Asyaj
‘Abdul Qois,
إن فيك لخصلتين يحبهما الله : الحلم والأناة
"Sesungguhnya dalam dirimu terdapat dua sifat
yang dicintai oleh Allah, yaitu sabar dan tidak tergesa-gesa."(Diriwayatkan oleh Bukhari dalam Adabul
Mufrod no. 586. Syaikh)
Waspadalah pula dari
sifat yang jelek ini yaitu tergesa-gesa karena sifat ini sebenarnya berasal
dari was-was setan. Dari Anas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
التَّأَنيِّ مِنَ اللهِ وَ العُجْلَةُ مِنَ الشَّيْطَانِ
“Sifat perlahan-lahan (sabar) berasal dari Allah. Sedangkan sifat ingin
tergesa-gesa itu berasal dari setan.” (Hadits ini diriwayatkan oleh Abu
Ya’la dalam musnadnya dan Baihaqi dalam Sunanul Qubro)
Ya Allah tambahkanlah
kami ilmu yang bermanfaat dan bekalilah kami dengan akhlak yang mulia.
0 komentar:
Posting Komentar