Al-Hamdulillah,
segala puji bagi Allah yang dari-Nya semua nikmat berasal. Shalawat dan salam
semoga terlimpah dan tercurah kepada baginda Rasulillah Muhammad Shallallahu
'Alaihi Wasallam, beserta keluarga dan para sahabatnya.
Kaum muslimin, yang
semoga dirahmati Allah. Keadaan umat Islam saat ini begitu memprihatinkan. Di
hadapan musuh-musuh mereka, umat ini terus mengalami kekalahan, ketertinggalan
dan penindasan. Negeri-negeri kaum muslimin dirampas begitu saja oleh
musuh-musuh mereka. Dalam tubuh umat islam sendiri, mereka saling berselisih
dan berpecah belah. Apa sebab lemahnya kaum muslimin saat ini dan bagaimana
pemecahan masalah tersebut?
Tulisan di bawah ini
akan memberikan penjelasan tentang sebab utama kemunduran dan kelemahan umat
Islam saat ini yang disarikan (dengan sedikit tambahan) dari tulisan Syaikh
Abdul Aziz bin Baz -seorang ulama besar/mufti di Saudi Arabia- yang berjudul
Asbabu Dho’fil Muslimin Amama ’Aduwwihim Wal ’Ilaaju Lidzalik. Semoga Allah
merahmati beliau dan semoga tulisan ini bermanfaat bagi umat untuk memperbaiki
keadaan mereka saat ini.
Penyakit
yang Menimpa Umat Islam Saat Ini
Kaum muslimin yang
semoga dirahmati Allah. Perlu diketahui bahwa sebab kelemahan, ketertinggalan,
dan kekalahan kaum muslimin saat ini di hadapan musuh mereka, semuanya kembali
pada satu sebab yang akan bercabang ke sebab yang lain. Sebab utama tersebut
adalah kebodohan yaitu jahil (bodoh) terhadap Allah, agama-Nya dan berbagai
hukum syar’i. Ilmu agama semacam ini telah banyak ditinggalkan oleh umat saat
ini. Ilmu ini sangat sedikit dipelajari, sedangkan kebodohan malah semakin
merajalela.
Kebodohan merupakan
penyakit yang mematikan, dapat mematikan hati dan perasaan, juga melemahkan
anggota badan dan kekuatan. Pengidap penyakit ini bagaikan hewan ternak, hanya
menyukai syahwat, farji (kemaluan) dan perut. Kebodohan sungguh telah
melemahkan hati, perasaan, dan keyakinan kaum muslimin dan akan menjalar ke
anggota tubuh mereka yang lain yang membuat mereka lemah di hadapan musuh
mereka (Yahudi dan Nashrani).
Mengapa
Penyakit Utama Lemahnya Kaum Muslimin adalah Kebodohan?!
Yang menunjukkan
bahwa sebab terbesar adalah jahl (bodoh) terhadap Allah, agama-Nya, dan
syari’at-Nya -yang seharusnya seseorang berpegang teguh dan mengilmui tiga hal
tersebut- yaitu sabda Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam yang
artinya,”Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan, Allah akan memahamkannya
dalam perkara agama.” (HR. Bukhari & Muslim). Maka dari sabda Rasulullah
shallallahu ’alaihi wa sallam ini, menunjukkan bahwa di antara tanda Allah akan
memberikan kebaikan dan kebahagiaan bagi individu, bangsa, negara yaitu Allah
akan memahamkan mereka ilmu din (agama). Berarti dengan memahami agama ini
dengan mengenal Allah, Rasul-Nya, dan Syari’at-Nya, individu maupun bangsa akan
diberikan oleh Allah berbagai bentuk kebaikan. Dan bodoh tentang hal ini akan
membuat kaum muslimin jauh dari kebaikan, sehingga membuat mereka lemah di
hadapan musuh mereka.
Di samping itu Al Qur’an
juga mencela kebodohan dan orang-orang yang bodoh dan memerintahkan
mewaspadainya. Seperti dalam firman Allah Ta’ala yang artinya,”Tetapi
kebanyakan mereka tidak mengetahui.” (Al An’am: 111). Juga firman Allah yang
artinya,”Dan kebanyakan mereka tidak mengerti” (Al Ma’idah: 103)
Penyakit
Cinta Dunia dan Takut Mati
Sebab lain yang
menyebabkan kaum muslimin lemah dan tertinggal dari musuh-musuh mereka adalah
cinta dunia dan takut mati. Sebab ini muncul karena sebab utama di atas yaitu
bodoh terhadap agama Allah.
Rasulullah
shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,”Hampir saja para umat (yang kafir dan
sesat, pen) mengerumuni kalian dari berbagai penjuru, sebagaimana mereka
berkumpul menghadapi makanan dalam piring”. Kemudian seseorang
bertanya,”Katakanlah wahai Rasulullah, apakah kami pada saat itu sedikit?”
Rasulullah berkata,”Bahkan kalian pada saat itu banyak, akan tetapi kalian
adalah sampah yang dibawa oleh air hujan. Allah akan menghilangkan rasa takut
pada hati musuh kalian dan akan menimpakan dalam hati kalian ’Wahn’. Kemudian
seseorang bertanya,”Apa itu ’wahn’?” Rasulullah berkata,”Cinta dunia dan takut
mati.” (Shohih, HR. Ahmad dan Abu Daud)
Dalam hadits ini
terlihat bahwa penyakit wahn (cinta dunia dan takut mati) akan menimpa dan
berada dalam hati-hati mereka. Mereka tidak mampu untuk menggapai kedudukan
yang mulia dan tidak mampu pula untuk berjihad fii sabilillah serta menegakkan
kalimat Allah. Hal ini disebabkan kecintaan mereka pada dunia dan kesenangan di
dalamnya seperti makanan, minuman, pakaian, tempat tinggal dan selainnya.
Mereka begitu bersemangat mendapatkan kesenangan seperti ini dan takut
kehilangannya, sehingga mereka meninggalkan jihad fii sabilillah. Begitu juga mereka menjadi bahil (kikir) sehingga mereka enggan untuk membelanjakan
harta mereka kecuali untuk mendapatkan berbagai kesenangan di atas.
Penyakit wahn ini
telah merasuk dalam hati kaum muslimin kecuali bagi yang Allah kehendaki dan
ini jumlahnya sedikit sekali. Kaum muslimin secara umum telah menjadi lemah di
hadapan musuh mereka. Rasa takut telah hilang dari hati musuh mereka sehingga
mereka tidak merasa takut dan khawatir terhadap kaum muslim karena mereka telah
mengetahui kelemahan kaum muslimin saat ini. Semua hal ini terjadi disebabkan
kebodohan yang menyebabkan rasa tamak kaum muslimin pada dunia sehingga kaum
kafir (musuh kaum muslimin) menggerogoti mereka dari segala penjuru walaupun
jumlah mereka banyak tetapi jumlah ini hanya bagaikan sampah-sampah yang dibawa
air hujan yang tidak bernilai apa-apa.
Obat
Mujarab untuk Menyembuhkan Penyakit yang Menimpa Kaum Muslimin
Setelah mengetahui
berbagai penyakit yang menyebabkan kaum muslimin menjadi lemah di hadapan kaum
kafir (Yahudi dan Nashrani) yang disebabkan kebodohan sebagai sebab utama. Maka
obat mujarab untuk mengobati penyakit ini, tidak lain dan tidak bukan kecuali
menuntut ilmu dan memahami agama ini. Dengan melakukan hal ini mereka akan
mendahulukan ridho Allah daripada murka-Nya, bersegera dalam melakukan ketaatan
dan menjauhi larangan-Nya serta segera bertaubat dari dosa yang telah dilakukan
pada masa lampau. Dengan hal ini pula mereka akan segera melakukan berbagai
persiapan untuk menghadapi musuh mereka sebagaimana yang Allah perintahkan pada
firman-Nya yang artinya,”Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa
saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang
dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang
orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya.
(Al Anfaal: 60). Allah memerintahkan dalam ayat ini untuk mempersiapkan segala
sesuatu untuk menghadapi musuh sesuai dengan kemampuan kaum muslimin. Allah
tidak memeritahkan kaum muslimin untuk mempunyai perlengkapan yang sama kuatnya
dengan musuh mereka.
Tolonglah
Agama Allah, Niscaya Allah akan Menolongmu
Apabila kaum muslimin
menghadapi musuh mereka sesuai dengan kemampuan mereka dalam rangka menolong
agama Allah, maka Allah akan menolong mereka dan akan menjadikan mereka unggul
di atas musuh mereka (dan bukan ditindas oleh musuh). Allah yang Maha Memenuhi
Janjinya telah berfirman yang artinya,”Hai orang-orang mukmin, jika kamu
menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan
kedudukanmu.” (Muhammad: 7). Dan Allah tidaklah lemah untuk menolong hamba-Nya,
akan tetapi Allah menguji di antara mereka dengan kejelakan agar diketahui
siapa yang jujur atau dusta. Allah Maha Mampu untuk menolong wali-Nya dan untuk
menghancurkan musuh-Nya tanpa perang, jihad, atau tanpa menyiapkan
persenjataan. Allah Ta’ala berfirman yang artinya,”Demikianlah apabila Allah
menghendaki, niscaya Allah akan membinasakan mereka tetapi Allah hendak menguji
sebahagian kamu dengan sebahagian yang lain”. (Muhammad: 4)
Tatkala perang badar
kaum muslimin pada saat itu hanya berjumlah
310-an. Persenjataan dan tunggangan pun sedikit (hanya ada 70 unta dan 2
kuda). Sedangkan pasukan kafir (musuh kaum muslimin) berjumlah sekitar seribu
pasukan dan memiliki kekuatan yang besar serta persenjataan yang lengkap.
Namun, jumlah, senjata dan kekuatan orang kafir ini tidak bermanfaat bagi
mereka. Allah mengalahkan musuh yang memiliki kekuatan besar tersebut yang
Allah kisahkan dalam firman-Nya yang artinya,”Dan Allah tidak menjadikan
pemberian bala bantuan itu melainkan sebagai khabar gembira bagi
(kemenangan)mu, dan agar tenteram hatimu karenanya. Dan kemenanganmu itu
hanyalah dari Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (Ali Imran: 126).
Pertolongan tersebut dari sisi Allah, akan tetapi Allah menjadikan pertolongan
tersebut dari para malaikat. Persenjataan, harta, dan bala bantuan yang Allah
berikan ini merupakan sebab pertolongan, kabar gembira, dan ketenangan yang
Allah berikan.
Menolong
Agama Allah adalah dengan Melakukan Amal Sholih
Menolong agama Allah adalah
dengan melakukan ketaatan dan menjauhi laranga-Nya. Sebagaimana Allah Ta’ala
berfirman yang artinya,”Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong
(agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa,
(yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi
niscaya mereka mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, menyuruh berbuat ma'ruf
dan mencegah dari perbuatan yang mungkar.”(Al Hajj: 40-41). Dari ayat ini
terlihat jelas bahwa sebab terbesar datangnya pertolongan Allah adalah dengan
mentaati Allah dan Rasul-Nya. Di antara bentuk mentaati Allah dan Rasul-Nya
adalah dengan mempelajari dan memahami agama ini.
Dari tulisan ini
jelaslah sebab lemahnya kaum muslimin yaitu keengganan untuk mempelajari agama
ini dan keengganan untuk melakukan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.
Jika memang penguasa kaum muslimin dan para ulama betul-betul jujur dalam
berdakwah, hendaklah mereka mengajak umat untuk melakukan berbagai bentuk amal
sholih yaitu menegakkan shalat, menunaikan zakat, beramar ma’ruf nahi mungkar,
dan hendaklah mereka mengajak umat Islam untuk mempelajari dan memahami agama
agar mereka dapat mengenal Allah, Nabi-Nya, dan syari’at agama yang mulia ini.
Semoga Allah
memperbaiki keadaan kaum muslimin saat ini dan memperbaiki ulil amri (penguasa
dan ulama). Semoga Allah memberikan kaum muslimin bashiroh (ilmu dan
keyakinan). Sesungguhnya Allah Maha Mendengar dan Maha Dekat. Shalawat dan
Salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad, keluarga, dan sahabatnya.
0 komentar:
Posting Komentar