Alhamdulillah. Kita
panjatkan segala puji pada Allah dan kita meminta pertolonganNya. Seraya
memohon ampun dan meminta perlindunganNya dari segala keburukan jiwaku dan dari
kejelekan amaliah. Barangsiapa yang telah Allah tunjukkan jalan baginya, maka
tiada yang bisa menyesatkannya. Dan barang siapa yang telah Allah sesatkan
jalannya, maka tiada yang bisa memberinya petunjuk. Ya Allah limpahkanlah salawat
dan salam bagi Muhammad saw berserta keluarga dan sahabat-sahabatnya, semuanya.
Apakah tidak diterima
dan tidak dikabulkannya do’a seorang mukmin sebagai hukuman atas kesalahan dan
dosa yang ia lakukan?
“Bisa jadi memang
seperti itu. Tertundanya pengabulan do’a seorang mukmin boleh jadi sebagai
hukuman baginya. Bisa jadi pula ia bertaubat dari dosa, namun taubatnya tidak
tulus. Boleh jadi pula karena sebab yang lain. Bisa jadi ia melakukan berbagai
dosa dan maksiat lainnya. Sehingga dari sini ia pun sadar dan terdesak untuk
banyak bertaubat dan memohon taufik pada Allah. Kemudian Allah memberi petunjuk
padanya agar terhindar dari maksiat lainnya. Dari sini, ia pun terdesak untuk
tulus dalam bertaubat dan meminta keselamatan dari berbagai macam dosa. Inilah
tanda ia mendapatkan taufik (hidayah). Jika seseorang terdesak meminta
keselamatan dan taufik, lalu ia menyesali dosa yang ia perbuat, lantas ia
betul-betul menyesali dosanya, menjauhinya dan mengiringinya dengan amalan
sholeh, inilah tanda yang menunjukkan bahwa Allah memberi taufik padanya. Allah
Ta’ala berfirman,
وَإِنِّي لَغَفَّارٌ لِمَنْ تَابَ وَآَمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا ثُمَّ اهْتَدَى
“Dan
sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat, beriman, beramal
saleh, kemudian tetap di jalan yang benar” (QS. Thaha: 82). Dalam ayat ini, Allah
menyatakan mereka itu beriman, beramal sholeh dan akhirnya mendapatkan
petunjuk.
Allah menyebutkan
mengenai orang musyrik, seorang pembunuh dan pezina dalam firman-Nya,
إِلَّا مَنْ تَابَ وَآَمَنَ وَعَمِلَ عَمَلًا صَالِحًا فَأُولَئِكَ يُبَدِّلُ اللَّهُ سَيِّئَاتِهِمْ حَسَنَاتٍ
“Kecuali
orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka itu
kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan.”
(QS. Al Furqon: 70). Dalam ayat ini
disebutkan kecuali bertaubat dan beramal sholeh. Artinya, mukmin yang benar adalah yang
bertaubat dan melakukan amalan sholeh. Mukmin yang jujur punya semangat untuk
terus bertaubat dan bersungguh-sungguh dalam memperbanyak shalat dan sedekah,
memperbanyak dzikir, tasbih, tahlil dan berbagai macam kebaikan. Mereka
benar-benar sungguh-sungguh dalam melakukan amalan kebajikan tersebut. Dengan
demikian, semoga Allah menghapuskan kesalahan mereka dan semoga Allah menerima
amalan baik mereka.
Pelajaran penting,
isilah hari-hari kita dengan taubat, beramal kebajikan dan terus memperbaiki
diri, niscaya do’a-do’a kita akan mustajab (mudah terkabul) dan segala
kesulitan akan sirna, lalu datanglah berbagai kemudahan. Ingatlah, firman Allah
Ta’ala,
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
“Karena
sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”
(QS. Alam Nasyroh: 5)
Ayat ini pun diulang
setelah itu,
إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
“Sesungguhnya
sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Alam Nasyroh: 6). Dari sini, para
ulama seringkali mengatakan, “Satu kesulitan tidak akan pernah mengalahkan dua
kemudahan
0 komentar:
Posting Komentar