Al-Hamdulillah,
segala puji bagi Allah yang dari-Nya semua nikmat berasal. Shalawat dan salam
semoga terlimpah dan tercurah kepada baginda Rasulillah Muhammad Shallallahu
'Alaihi Wasallam, beserta keluarga dan para sahabatnya.
Imam Bukhari sebuah
kisah dari Amr bin Maimun, ia mengatakan,
قَالَ الإِمَامُ الْبُخَارِيُّ : حَدَّثَنَا نُعَيْمُ بْنُ حَمَّادٍ
، حَدَّثَنَا هُشَيْمٌ عَنْ حُصَيْنٍ ، عَنْ عَمْرِو بْنِ مَيْمُونٍ قَالَ : رَأَيْتُ
فِي الْجَاهِلِيَّةِ قِرْدَةً اجْتَمَعَ عَلَيْهَا قِرَدَةٌ قَدْ زَنَتْ فَرَجَمُوهَا
فَرَجَمْتُهَا مَعَهُم
“Saya pernah melihat
pada masa jahiliah ada seekor kera yang berzina. Lalu beberapa kera berkumpul
untuk merajamnya, aku pun ikut merajam bersama mereka.”
Mutiara Hadits
Kisah ini mengandung
beberapa pelajaran berharga, di antaranya:
1. Kejinya Perbuatan
Zina
Zina adalah perbuatan
seorang lelaki menggauli wanita di luar pernikahan yang sah atau perbudakan.
Zina termasuk dosa besar setelah syirik dan pembunuhan, sebagaimana ditegaskan
dalam Alquran, hadis, ijma’, dan akal. Perhatikanlah firman Allah,
وَلَا تَقْرَبُوا۟ ٱلزِّنَىٰٓ ۖ إِنَّهُۥ
كَانَ فَـٰحِشَةًۭ وَسَآءَ سَبِيلًۭا
“Dan janganlah
kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan
suatu jalan yang buruk.” (QS. Al-Isra‘: 32)
Perhatikanlah
bagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala menyifati perzinaan dengan perbuatan keji
dan buruk karena memang dalam perzinaan terdapat beberapa dampak negatif yang
banyak sekali seperti hancurnya keutuhan keluarga, bercampurnya nasab,
merebaknya penyakit-penyakit berbahaya, menimbulkan permusuhan, kehinaan,
keruwetan hati, dan sebagainya.
Jika binatang saja
merasa jijik dan mengutuk perbuatan zina dan pelakunya padahal mereka tiada
berakal, lantas bagaimana dengan dirimu wahai manusia?! Sungguh menyedihkan
hati kita, maraknya perzinaan, pencabulan, perselingkuhan di negeri ini,
banyaknya pos-pos perzinaan yang dilindungi, dan mesin-mesin pengantar menuju
perzinaan dari gambar-gambar porno dan seronok yang membanjiri internet,
majalah, juga televisi!!
Maka melalui tulisan
ini, kami memberikan wacana kepada pemerintah untuk menyikapi masalah ini
secara tegas dan berusaha sesuai kemampuan kami untuk meminimalisir hal-hal
negatif tersebut. Alangkah bagusnya ucapan Imam Al-Mawardi rahimahullah,
“Adapun muamalah yang mungkar seperti zina dan transaksi jual beli haram yang
dilarang syariat —sekalipun kedua belah pihak saling setuju— apabila hal itu
telah disepakati keharamannya, maka merupakan kewajiban bagi pemimpin untuk
mengingkari dan melarangnya serta mengganjarnya dengan hukuman yang sesuai
dengan keadaan dan pelanggaran.” (Al-Ahkam as-Sulthoniyyah, Hal. 406)
Lebih parah lagi, apa
yang dilakukan oleh kelompok Syiah tatkala menjadikan praktik perzinaan yang
keji dengan kedoik ibadah, mereka sebut zina tersebut dengan nikah mut’ah. Ini
adalah perzinaan yang lebih besar dosanya karena menjadikan kemaksiatan sebagai
ibadah. Hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala kita mengadukan apa yang telah
mereka perbuat.
2. Penegakan Hukum
Rajam Bagi Pezina Adalah
Kebenaran hukum rajam
bagi pezina yang muhshan (sudah menikah) dalam syari’at ini ditetapkan
berdasarkan Kitabullah, sunah Rosululloh shallallahu ‘alaihi wa sallam, serta
kesepakatan kaum muslimin semenjak dahulu hingga sekarang. Tidak ada yang
menyelisihinya kecuali orang-orang yang mengklaim diri mereka adalah kaum
moderat, yang mempertimbangkan aspek kekinian. Sebenarnya mereka lebih tepat
dinamakan kaum liberal, yang berusaha mengurai tali-tali syariat Islam yang
kuat. Mereka berkeyakinan hukum rajam tidaklah relevan (serasi) dengan abad
modern ini, dan melakukan ijtihad di luar frame (bingkai) tuntunan syariat.
Sadar atau tidak sadar mereka sebenarnya berusaha menghilangkan tuntunan agama
Islam itu sendiri.
Mirip dengan kisah
kera ini, sebuah kisah yang diceritakan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah
rahimahullah, beliau berkata, “Sebagian syaikh terpercaya bercerita kepadaku
bahwa dia melihat di masjid suatu jenis burung bertelur, lalu ada seorang
mengambil telurnya dan menggantinya dengan telur jenis burung lainnya. Tatkala
telur burung itu menetas, maka yang keluar adalah jenis lain. Mengetahui hal
itu, maka sang jantan langsung memanggil kawan-kawannya untuk menghakimi si
betina sampai mati. Seperti ini sangatlah populer dalam kebiasaan binatang.”
(Majmu’ Fatawa, 15:147).
3. Belajar dari
Kecerdikan Sebagian Hewan
“Banyak manusia
berakal yang belajar dari binatang mengenai beberapa perkara yang bermanfaat
dalam mencari rezeki, akhlak, produksi, peperangan, kesabaran, dan sebagainya.”
(Syifa‘ul Alil, 1:252).
Terlebih lagi kera,
ia adalah binatang yang cukup cerdas. Oleh karenanya, Al-Hafizh Ibnu Hajar
rahimahullah berkata, “Disebut secara khusus kera dalam hadis ini karena ia
memiliki kecerdasan lebih dibandingkan dengan hewan lainnya dan cepat belajar
menirukan. Hal yang jarang dijumpai pada kebanyakan hewan lainnya.” (Fathul
Bari, 7:202)
Di antara kecerdasan
kera adalah apa yang diceritakan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
“Dahulu ada
seorang yang menjual khamr di kapal bersama kera. Apabila dia menjual khamr
maka dia campuri dengan air. Maka kera mengambil kantong uang lalu naik di kayu
(tiang) layar kapal seraya membagi uang, sebagian dinar ia lempar ke laut dan
sebagian dinar ia lempar ke kapal.” (HR. Ahmad, 2:306, An-Naqqasy dalam
Funun Ajaib Hal.78–79, Abu Syaikh dalam Thabaqat Muhadditsin, 2:104, Abu Nu’aim
dalam Akhbar Ashbahan 2:28 dengan sanad shahih)
Hadis ini menunjukkan
kecerdikan sebagian hewan. Al-Munawi rahimahullah berkata dalam Faidhul Qodir
1:491, “Telah shahih bahwa sekelompok orang pernah melihat kera bisa menjahit
dan kera yang digaji untuk menjaga sawah.” Lalu beliau berkata, “Cerita seperti
ini banyak sekali.”
Adakah manusia yang
dapat mengambil pelajaran dari semua ini?! Apakah mereka akan sombong dari
menuntut ilmu sehingga kalah dengan hewan?!!
4. Sifat Cemburu
Cemburu merupakan
sifat yang mulia. Dengannya terjaga kehormatan seorang dan keluarganya. Adapun
bila sifat cemburu telah hilang maka akan terkoyak pula kehormatan seorang dan
keluarganya. Anehnya, sifat yang mulia ini sangat jarang kita jumpai pada zaman
sekarang dengan alasan kebebasan dan perkembangan zaman. Orang yang cemburu
dianggap kampungan, kolot, dan ketinggalan zaman!! Oleh karenanya, sering kita
dengan dengar ucapan sebagian orang, “Ini zaman modern, bukan zaman Siti
Nurbaya lagi”!!!
Subhanallah!!, apakah
kita tidak mengambil pelajaran dari binatang yang masih memiliki kecemburuan?!!
Imam Abu Ubaidah Ma’mar bin Mutsanna rahimahullah menyebutkan dalam Kitabul
Khoil dari jalur Al-Auza’i bahwa ada seekor kuda diperintah untuk menggauli
ibunya maka dia enggan. Akhirnya, ibu kuda tadi dimasukkan ke rumah dan
ditutupi kain lalu perintahkan kepada anaknya untuk menggaulinya. Karena dia
tidak tahu, maka ia pun menggaulinya. Tatkala ia mencium aroma ibunya
serta-merta ia menggigit dzakarnya sendiri dengan giginya sampai putus.”
(Fathul Bari, 7:203)
Kisah yang mirip juga
adalah kisah kecemburuan seekor sapi yang bunuh diri karena dia telah menggauli
ibunya sendiri. Alkisah, sapi tersebut ditutup matanya lalu diseret ke ibunya
agar menggaulinya. Setelah proses pengawinan selesai, dibukalah mata sapi tadi,
dan ketika dia tahu bahwa yang ia gauli adalah ibunya sendiri maka serta-merta
sapi tersebut langsung lari terbirit-birit menghantamkan kepalanya ke tembok
sehingga berlumuran darah. Lalu lari dengan gila menuju sungai kemudian
menenggelamkan dirinya hingga mati!! Subhanallah, jika binatang saja memiliki
cemburu seperti itu, lantas bagaimana dengan dirimu wahai manusia?!!! (Hal
Ataka Hadits Rofidhah, Hal. 125)
5. Inilah Makna
“Jahiliyyah”
Jahiliyyah (jahiliah)
adalah masa sebelum datangnya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam yang
penuh dengan kejahilan dan kesesatan. Jahiliah secara mutlak adalah masa
sebelum Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam saja. Maka termasuk kesalahan
apabila menyifati masa diutusnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan
jahiliah secara mutlak. Dari sini pula dapat kita ketahui kesalahan sebagian
tokoh pergerakan yang mencuatkan sebuah istilah “Jahiliah Abad 20”.
mantap gan,tp jare wala takrobuzzina,janganlah berzina di hari rabu,hehehe
BalasHapuspeace ikut sundul mawon lek-hehe
Ojo di sundul ndak Gol meneh
BalasHapus