اللَّهُمَّ إنِّي أَعُوذُ بِك أَنْ أُشْرِكَ بِك وَأَنَا أَعْلَمُ وَأَسْتَغْفِرُك لِمَا لَا أَعْلَمُ
Allaahumma Innii A'udzu bika an Usyrika bika wa
Anaa A'lamuhuu wa Astaghfiruka Limaa Laa A'lamuhu
"Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung
kepada-Mu dari perbuatan syirik (menyekutukan-Mu) sedangkan aku mengetahuinya.
Dan aku memohon ampun kepada-Mu terhadap kesyirikan yang tidak aku ketahui."
(HR. Ahmad dan Shahih Abi Hatim serta
yang lainnya, shahih)
اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنْ أَنْ نُشْرِكَ بِكَ شَيْئًا نَعْلَمُهُ وَنَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لَا نَعْلَمُ
Allaahumma Innaa Na'udzu bika min an Nusyrika bika
wa Anaa A'lamuhuu wa Nastaghfiruka Limaa Laa A'lamuhu
"Ya Allah, sesungguhnya kami berlindung
kepada-Mu dari perbuatan syirik (menyekutukan-Mu) sedangkan aku mengetahuinya.
Dan kami memohon ampun kepada-Mu terhadap kesyirikan yang tidak aku ketahui."
(HR. Ahmad IV/403 dari Abu Musa al
Asy'ari. Dihasankan oleh Syaikh al Albani dalam Shahih al Targhib wa al Tarhib
I/121-122 no. 36)
Isi Kandungan Doa
Kedua doa di
atas berbentuk isti'adzah (memohon perlindungan). Biasanya dipanjatkan dari
sesuatu yang ditakuti dan dikhawatirkan. Dalam hal ini adalah syirik. Karena
syirik dapat mengakibatkan keburukan di dunia dan di akhirat, di antaranya:
1. Dosa syirik adalah dosa yang tidak
terampuni, jika pelakunya meninggal di atasnya. Hal ini sesuai dengan firman
Allah Ta'ala:
إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ
"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni
dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi
siapa yang dikehendaki-Nya." (QS.
Al Nisa': 48 dan 116)
2. Syirik menghalangi pelakunya dari surga dan
menjadikannya kekal di dalam neraka.
إِنَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ
"Sesungguhnya orang yang mempersekutukan
(sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan
tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang dzalim itu seorang
penolong pun." (QS. Al Maidah:
72)
Dari Ibnu
Mas'ud radliyallah 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
مَنْ مَاتَ وَهْوَ يَدْعُو مِنْ دُونِ اللَّهِ نِدًّا دَخَلَ النَّارَ
"Barangsiapa yang mati dalam keadaan menyembah
selain Allah, pasti ia masuk ke dalam neraka." (HR. al Bukhari)
3. Syirik menghapus pahala amal shalih yang
telah dikerjakan oleh pelakunya.
وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
"Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu
dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu: "Jika kamu mempersekutukan (Tuhan),
niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi."
(QS. Al Zumar: 65)
Seseorang
yang pahala amal-nya terhapus karena perbuaan syiriknya, maka Allah tidak
memberikan balasan sedikitpun terhadap amal tersebut. Sebaliknya Allah akan
mengadzabnya karena kedzaliman dan penghinaannya kepada Allah dengan kesyirikan
yang dia lakukan.
Akibat
buruk di atas pantas dijatuhkan kepada seorang musyrik, karena perbuatan syirik
adalah perbuatan dzalim dan dosa yang sangat besar. "Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kedzaliman yang
besar." (QS. Luqman: 13)
Abdullah
bin Mas’ud radliyallah 'anhu berkata: Aku pernah bertanya kepada Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam, “Dosa
apakah yang paling besar di sisi Allah?” Beliau menjawab, “Engkau menjadikan
sekutu bagi Allah, padahal Dialah yang telah menciptakanmu.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Seorang
musyrik telah berlaku jahat terhadap hak Allah. Padahal Allah-lah sang
pencipta, pemberi rizki, yang menghidupkan dan mematikan. Namun, seorang
musyrik telah menentang dan mengingkari semua itu, bahkan dia memberikan ibadah
dan penghormatan yang hanya menjadi hak Allah kepada selain-Nya yang bukan
pencipta, bukan pemberi rizki, tidak menghidupkan dan mematikan.
Seorang
muslim harus takut dan khawatir terhadap perbuatan syirik. Dia harus
berhati-hati, jangan sampai terjerumus ke dalam perbuatan yang sangat buruk ini
karena samarnya permasalah ini. Yaitu, seperti yang disampaikan Ibnu 'Abbas,
bagaikan semut kecil yang merayap di atas batu hitam di malam yang kelam.
(Riwayat Ibnu Abi Hatim)
Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Wahai umat manusia, takutlah kalian terhadap kesyirikan, karena syirik
itu lebih samar dari merayapnya semut.” (HR. Ahmad)
"Wahai umat manusia, takutlah kalian
terhadap kesyirikan, karena syirik itu lebih samar dari merayapnya semut.”
Karena
sulitnya selamat dari perbuatan syirik -kacuali orang yang ditolong Allah untuk
menjauhinya- Abu Bakar al Shiddiq mengadu kepada Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam dengan menyampaikan, “Wahai
Rasulullah, bagaimana kita bisa selamat darinya padahal ia lebih lembut dari pada
semut yang kecil?
Rasulullah
shalallahu ‘alaihi wassalam menjawab: "Maukah aku ajarkan kepadamu satu
kalimat (doa), jika engkau membacanya pasti selamat dari syirik yang samar
maupun yang jelas? Ucapkanlah :
اللَّهُمَّ إنِّي أَعُوذُ بِك أَنْ أُشْرِكَ بِك وَأَنَا أَعْلَمُ وَأَسْتَغْفِرُك لِمَا لَا أَعْلَمُ
"Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung
kepada-Mu dari perbuatan syirik (menyekutukan-Mu) sedangkan aku mengetahuinya.
Dan aku memohon ampun kepada-Mu terhadap kesyirikan yang tidak aku ketahui."
(HR. Ahmad, al Thabrani dan lainnya.
Dihasankan oleh Syaikh al Albani dalam Shahih al Targhib wa al Tarhib. Ibnu
Taimiyah dalam Majmu' Fatawa: 2/158, menyebutkannya dari Abi Hatim dalam
shahihnya)
Diriwayatkan
juga dari Umar bin Khathab radliyallah 'anhu, beliau sering berdoa :
اللَّهُمَّ اجْعَلْ عَمَلِي كُلَّهُ صَالِحًا وَاجْعَلْهُ لِوَجْهِكَ خَالِصًا وَلَا تَجْعَلْ لِأَحَدِ فِيهِ شَيْئًا
"Ya Allah, jadikan amalku seluruhnya adalah
shalih (sesuai tuntunan Rasulullah) dan jadikan ia ikhlash mencari ridla-Mu,
jangan jadikan sedikitpun dari amal itu untuk seseorang."
Di samping
dengan berlindung kepada Allah dari kesyirikan dengan doa-doa di atas, kita
juga harus melakukan usaha nyata dengan menuntut ilmu dan belajar, khususnya
tentang tauhid dan syirik. Dengan ilmu tersebut pandangan kita semakin tajam
dan jeli, dapat melihat kesyirikan sekecil apa pun. Sebaliknya tanpa ilmu
sering manusia terjerumus ke dalam kesyirikan, bahkan syirik besar, dalam
keadaan tidak sadar dan merasa dirinya sedang berbuat baik.
Sebaliknya tanpa ilmu sering manusia
terjerumus ke dalam kesyirikan, bahkan syirik
besar, dalam keadaan tidak sadar dan merasa dirinya sedang berbuat baik.
Semoga
Allah melindungi kita dari kesyirikan, yang besar maupun yang kecil, yang samar
maupun yang jelas, sehingga tergolong sebagai hamba Allah mukhlisin.
Harapannya, semoga dengan bersih dari syirik amal shalih kita diterima oleh
Allah, segala kesalahan dan dosa kita diampuni, Allah masukkan kita ke dalam
surga-Nya, dan dijauhkan dari neraka. "Barang siapa dijauhkan dari neraka
dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung." (QS. Ali
Imran: 185)
0 komentar:
Posting Komentar